Bayangan di Balik Gerbang Etheris
Genre: Fantasi epik | Petualangan | Politik sihir
Tema: Keseimbangan terang dan gelap, warisan, pemberontakan, dan identitas.
Ringkasan Cerita
Etheris adalah negeri yang menolak malam. Selama 300 tahun terakhir, langitnya tak pernah gelap, bintang-bintang telah dilenyapkan, dan cahaya abadi menyelimuti segalanya. Di bawah kepemimpinan Istana Terang dan sihir Kristal Solis, Etheris menjunjung tinggi kesucian terang—sementara malam dianggap tabu, berbahaya, dan harus dimusnahkan.
Namun, dalam terang yang absolut, muncul kehampaan: tanah mulai mati, mimpi menghilang, dan sihir alami menjadi timpang.
Aera Varin, seorang remaja keturunan Penjaga Langit yang diburu karena mewarisi sihir malam, mulai mengalami penglihatan akan bintang dan suara-suara dari langit. Ia menemukan bahwa keseimbangan alam Etheris telah rusak, dan bahwa malam tidak benar-benar mati, hanya disegel—di balik gerbang rahasia yang dijaga sihir kuno.
Bersama sahabatnya Elen Dross, seorang mantan pengawal istana yang kehilangan keluarganya karena fanatisme Inkuisitor Cahaya, Aera memulai perjalanan menuju reruntuhan kuno, menghadapi hutan yang hidup, roh penjaga, serta pemburu terang.
Di tengah perjalanannya, Aera mulai memahami bahwa dirinya bukan sekadar pewaris sihir malam—tetapi jembatan antara dua kekuatan besar: Terang dan Gelap. Ia mendengar panggilan dari entitas misterius bernama Kael, makhluk dari bintang yang ingin membimbing (atau memanipulasi) kebangkitannya.
Perjalanan mereka membawa Aera dan Elen ke jantung Istana Etheris, ke dalam Kristal Solis, tempat semua kegelapan disegel. Di sana, Aera harus memilih:
Menjadi terang seperti yang diharapkan kerajaan…
Atau membuka kembali malam dan memulihkan keseimbangan sejati, meski itu berarti memicu perang antara sihir malam dan terang.
Pesan Cerita
Bayangan di Balik Gerbang Etheris adalah kisah tentang pentingnya keseimbangan. Bahwa cahaya tanpa gelap bukanlah pencerahan, melainkan penindasan. Bahwa untuk memahami terang, kita juga harus memahami bayangan.