Hai, Perkenalkan namaku Sam, Samuel Richard Ford lebih tepatnya. Nama yang keren untuk seseorang yang berada di belakang pemanggang bukan?
Namaku mungkin adalah satu satunya yang bisa kubanggakan disini, kecuali, mungkin aku bisa membanggakan hal lain kalau aku tidak putus kuliah.
" 1 pesanan Beef burger mini, Ford "
" Segera "
Suara Rendah datang dari balik Jendela pemesanan, Itu Adalah Salah Satu Temanku dalam Pekerjaan berminyak ini.
James, Dia adalah Satu Satunya yang memanggilku dengan Sebutan Ford, Sedangkan yang lain selalu memanggilku Sam, Kecuali Ibuku, yang Memanggil Nama Lengkapku Saat Dia Marah.
Dia Bilang itu terdengar Keren, Tapi untuk alasan lain aku merasa Curiga dia Mengejekku, dia teman yang baik, Asalkan jangan menambahkan Nanas dalam Pizzanya. Dia bersumpah bahwa Pizza Nanas tidak seharusnya ada.
Ssszzrrl,,, Suara berdesis dari pemanggang dan daging sudah cukup untuk membuatku memikirkan bagaimana jika aku tidak putus kuliah dulu?
Tapi tentu saja cuma Memikirkan masa lalu, tidak akan menghapus Nama Samuel dari belakang Pemanggang.
Ini memang payah, tapi, bekerja di belakang pemanggang tidak buruk juga, itu lebih baik dari pada di belakang mesin kasir, Karena Kamu tidak harus berurusan dengan pelanggan.
Ada sesuatu dengan seragam restoran cepat saji yang membuat orang lain berpikir bahwa mereka boleh diperlakukan seperti sampah.
Aku sendiri selalu bersikap sopan kepada siapapun yang menyiapkan makananku, Karena kamu tidak akan tau hal menjijikkan apa yang bisa mereka lakukakan pada makananmu sebelum itu sampai kemejamu.
Hari kerja yang lambat di dapur berlalu, aku melepas celemek ku dan menggantungkannya di samping pemanggang dan kemudian berjalan keluar dapur.
" Seandainya kau masih Kuliah "
Aku tidak perlu menoleh untuk tau siapa itu. Kita sudah berteman sejak kelas 6 SD. Jadi aku tau bahkan tanpa harus membuka mata. Itu Kevin
" Kau sendiri masih kuliah, tapi masih disini kan? "
" Apa? Dan aku harus meninggalkanmu disini? Memangnya teman macam apa aku ini. "
" Pintar "
Lalu dia menepuk bahuku sambil tertawa dan berjalan untuk mengambil Jaketnya.
Aku perlahan lahan mendekati mesin kasir, sementara James masih Memeriksa dan Menghitung di mesin kasir, aku melirik piktogram bergambar Burger, Shake, Cola, Kentang Goreng, Dan Es Krim.
Membuatku berpikir, Kenapa restoran ini menhancurkan pencapaian umat manusia yang di ciptakan selama bertahun tahun.
Kita menggambar di dinding gua, dan mengembangkan sistem bahasa yang rumit, lalu menciptakan Komputer, dan kemudian apa yang dilakukan restoran ini?
Mengunakan Kasir bergambar, hanya untuk berjaga jaga jika sang kasir tidak lulus kelas 2 SD? Mereka membuat jalan Maju, Kita Melangkah Mundur.
Oh Kemudahan..
" Oh hai Ford, Bagaimana hari ini? "
Pikiranku terhenti karena sapaan James, Terima kasih James, Aku tidak ingin mengalami kebotakan dini karena mesin kasir.
" Tidak seburuk dirimu, James "
" Haha.. "
" Tapi kurasa kita tidak separah Kevin yang harus Ganti Seragam dua kali, Dan Mesin itu memang selalu bermasalah "
" Ya, Tetap Semangat James "
Kevin yang entah dimana berteriak untuk menyauti obrolan kita berdua, Kau Psikis??
" ...Terima Kasih "
" Santai saja "
James memiliki tubuh yang cukup berotot dengan tinggi sekitar 180 dan berkulit gelap, Rambut Hitam kecoklatan yang di potong BuzzCut membuatnya lebih seperti instruktur di Gym daripada seorang Kasir.
Aku mencoba memberinya sedikit dorongan semangat karena James lebih muda dari kita berdua, sehingga dia masih memiliki sedikit antusias.
Dan bukan karena Aku, Kevin dan Alice bertaruh 10 dollars dan sebotol bir tentang apakah dia akan menangis hari ini atau tidak... Aku bukan bajingan.
Setelah selesai bertukar obrolan dengan James, Aku berlalu berniat untuk mengecek Saus, Serbet, Dan Perlengkapan restoran,
Tapi..
" Eiyaa Sam, Siap Kalah hari ini?! "
Muncul dari tempat penyimpanan bahan adalah Alice. Muncul dengan ekspresi percaya diri, dengan kentang di tangan kiri dan Sapu di tangan Kanan.
Alice memiliki tinggi sekitar sekitar 157cm, kulit pucat dengan rambut Pirang Sutra sebahu, Mata biru, Dan Senyum yang dapat melelehkan pria manapun menjadi jeli.
Di belakangnya Pria setinggi 177 dengan kulit agak kecoklatan,dan Rambut Pirang Sutra yang sama tapi lebih pendek, Mata biru. Itu Kevin
Ngomong ngomong Mereka berdua Bersaudara.
Alice Lebih muda dariku, Jadi aku lebih banyak menhabiskan waktu untuk melindunginya daripada mengecenginya, bukannya aku bisa melakukan keduanya, hanya saja, aku merasa agak Nista sesudahnya.
" Sam Kali ini kita tag team, Aku dan Kevin, Kamu dan Sapumu "
" Itu bukan tag team. "
Aku berjalan ke sudut ruangan untuk mengambil sapu juga, Dan James? Dia melakukan gerakan aneh di tempatnya, Kurasa Di depan mesin kasir membuat otot ototnya tegang.
" Maaf Sam " Kevin memutar mutar sapunya seperti toya,
"Pertempuran ini akan melambangkan perjuangan kita sampai saat ini."
" Ayolah, Kita berdua tau, kau cuma memanfaatkan keuntungan Kuantitas. "
"Sam, Kamu tim B, Tim B selalu mendapat kemudahan"
" Lagi?, Baiklah "
Setelah persetujuan terbentuk, Alice Menggambar Garis batas permainan.
Permainan yang akan kita lakukan terbilang cukup mudah, kita hanya membutuhkan pemukul, bola, dan Gawang, ini hampir mirip dengan Permainan Hockey, Cuma bedanya kita menggunnakan Kentang, Sapu, Dan tempat sampah sebagai gawanngnya.
Aku sudah menyarankan Kevin untuk menggunakan meja. Tapi dia bersikukuh bahwa tempat sampah sudah menjadi lambang dari permainan kita.
Alice sudah selesai dengan pekerjaan menggambar garis permainan. Dan dengan senyum lebar dia berbalik padaku
" Kamu Siap, Sam? "
" Kalian tau? Terkadang aku mempertanyakan Kejantanan kalian dalam permainan ini. "
" Aku cewek "
" Aku anggota masyarakat yang berdemokrasi "
" Baiklah ayo mulai, sebelum bos keluar dari kantornya "
" Kamu tau kan, dia tidak akan keluar bahkan jika bencana alam menghacurkan wilayah ini "
" Mau bertaruh? "
" Tidak, Mari Bermain.
*** *** *** *** ***