Chereads / Prince of Shattered History / Chapter 3 - Chapter 3 [ Surat ]

Chapter 3 - Chapter 3 [ Surat ]

Aku duduk sendirian di taman setelah keluar dari restoran.

Mataku yang sudah bewarna Merah Ruby, Semakin Merah ditambah dengan mata sembab yang tidak enak dilihat, di saat seperti inilah kacamata hitam milik Kevin Akan berguna, Walaupun aku rasa aku tidak sekeren itu walaupun dengan kacamata hitam trendi.

Hawa dingin terasa menembus Jacket tebalku yang murah, tapi itu tidak penting sekarang.

Aku butuh udara dingin ini untuk mendinginkan kepalaku yang sedang kacau saat ini.

~ La la lalala la la ~

Nada dering aneh muncul dari sakuku, atau lebih tepatnya itu dari Smartphoneku.

Kulihat dilayar tertulis nama " Pelayan Toko Sebelah ".

" Halo.. "

" Halo, Oh, Syukurlah kamu masih di Dimensi yang sa-- "

Itu Kevin.

Secara reflek, aku segera menekan tombol merah di Smartphone.

Dan kujadikan mode Silent.

~ La la lala la la ~

Tapi Naas, Ketekunan Kevin yang telah teruji selama kita berteman, Berhasil menembus mode Silent Smartphoneku.

Tunggu, bukankah itu aneh?

" Ha-- "

Sebelum aku menjawab, suara keras dari balik telephone memotongnya.

" Halo Sam, Pria macam apa kau, menggunakan Mode Silent untuk menghindar "

" Bagaimana kau tau? "

Dia benar benar bukan Psikis kan?

" Lupakan itu, Sam.. Yang lebih penting lagi, dimana kau? "

" Sedang perjalan pulang, Ada apa? "

" Ada Masalah Sam.. Minumannya masih ada, tapi-- "

" Cemilan? "

" Iya, Kau bisa beli beberapa kan?"

" Bukannya itu bagianmu tadi? "

" Aku tadi sudah beli, Tapi kamu kelamaan, jadi kucobain sedikit "

Aku sudah menduga bakalan seperti ini, Dia memang punya kepercayaan diri dan ketekunan yang hebat.

Tapi sayangnya dia seorang Bajingan Rakus.

" Oke "

" Wow, Sam, Kau yang terbaik, Ngomong Ngomong, Aku pesan Yang Ra-- "

Oops, kurasa aku secara reflek memencet tombol merah lagi.

Dan kali ini Smartphoneku juga kumatikan.

Aku berdiri dan memikirkan apa yang akan kubeli,

Tapi...

~ La la Lala la la ~

.....

Nada dering aneh itu muncul lagi.

Dan yang tertulis di layar kali ini bukanlah si Kevin.

" Halo -- "

" Oh Halo Sam, Maaf Menelphonemu saat Smartphonenya kamu matikan "

" Kalian berdua benar benar seorang pelayan restoran cepat saji?"

Kalian harus mencoba untuk menjadi teknisi dari lembaga nasional daripada sebagai seorang pelayan Restoran Cepat Saji di pinggiran kota.

" Kami berdua memang pelayan, Sam "

" Kevin juga? "

" Bukankah sudah jelas? "

Aku merasa kasian dengan master yang akan memiliki pelayan seperti Kevin.

" Baiklah, apa Kevin menghubungimu? "

" Iya, Bisakah kamu membelikannya beberapa cemilan? Dia sangat mengganggu kalau sudah seperti itu. "

" Oke "

Setelah mengucapkan Terima Kasih, Alice menutup telephonnya.

Dan Milikku...

Masih Mati.

Pikiranku masih kacau karena ucapan Joseph, Dan aku tidak mau memikirkan hal aneh ini juga.

Kurasa paha Ayam akan sangat baik untuk semua ini.

Aku segera memasukkan Smartphoneku ke dalam saku dan lalu menuju restoran Ayam bergambar pak tua.

Waktu berlalu, dan tidak ada kejadian apa apa, di Restoran bergambar Pak tua.

Haruskah Restoran kita juga meninggkatkan keamanannya?

Lupakan, Joseph bahkan tidak akan peduli walaupun brangkasnya Hancur.

~ Bhuk ~

Aku secara tidak sadar bertabrakan dengan seseorang.

Aku melihat, aneka ayam berhamburan di jalan, Bagus, semuanya hancur sekarang.

Aku menoleh orang ke orang yang menabrakku.

" Hei bung, bukannya kau harus mengatakan sesuatu? "

Seorang Kaukasia yang setinggi James, Dengan otot yang menyembul keluar,dengan Topi koboy, dan Jaket kulit aneh, membuatnya sangat mencolok, tapi yang lebih membuatnya aneh adalah, dia membawa sebuah senapan di punggungnya.

Hei,Bukannya itu Illegal?!?

Dia berbalik kearahku dan seketika seluruh tubuhku menjadi Kaku.

Area matanya yang seharusnya Putih, Menghitam seperti langit malam, dan separuh wajahnya mengalami luka bakar yang serius.

Dia seperti Terminator yang baru selamat dari ledakan dahsyat.

Dan lebih dari itu, dia seperti Predator yang sedang mengamati Kelinci.

Orang bijak, akan sebisa mungkin menghindari perkelahian dengan orang seperti itu, dan aku juga ingin segera kabur dari sini sesegera mungkin, tapi keadilan untuk ayam ayamku harus bisa didapatkan terlebih dahulu.

Aku bukan pahlawan keadilan, Aku hanya pekerja restoran cepat saji yang miskin.

Aku berdoa agar dia memberiku Ganti Rugi, dan bukan pukulan.

Pria itu menatapku seperti sedang mengamati sebuah fosil yang dipajang di Musium.

" Hei, Kau Mendengar-- UGH "

Tentu saja, aku bukanlah seorang yang taat, dan tuhan pasti sulit mendengar doa ku.

Pria aneh itu segera berlari kearahku dengan kecepatan tidak masuk akal, dan segera menabrakku, Rasanya Seperti ditabrak ditabrak Mobil SUV.

Aku terlempar dan segera menubruk trotoar, lalu terguling guling,

aku berusaha untuk melindungi kepalaku dari benturan.

Orang orang disekitar mulai berlarian karena kejadian itu, dan sebagian mencoba menolong, tapi mereka malah dilemparkan juga.

Tentu saja, mereka hanya manusia biasa, apa yang mereka bisa lakukan pada Terminator ini.

Dan pria itu tidak akan menungguku selesai berguling.

Dia segera menjulurkan tangan raksasanya ke wajahku

" Apa Kau Gil--Ugh "

Pria aneh itu segera melemparkanku, dan membuatku menabrak area parkir, Jaketku berhasil melindungiku di serangan pertama,

Tapi itu segera robek di serangan kedua,

Rasa sakit yang tajam segera menjalar ke seluruh punggungku.

Tapi pria itu tidak berhenti disana, kemudian, sepasang tangan menyambar kaosku dan mengangkatku.

Mata gelapnya sekarang tepat dengan mataku.

" Kau Mirip dengannya, tapi kenapa kau begitu lemah? "

Suara Dalam yang hampir seperti robot, keluar dari mulut pria itu.

Ini mengusikku, apakah mirip seseorang membuat orang lain bisa seenaknya memukulmu?

Tapi aku tidak bisa marah lagi, karena aku tidak tau apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Dan pria ini juga akan dengan mudah mengepel trotoar dengan tubuhku.

Aku terengah engah menahan sakit, dan kakiku mencoba menggapai apapun yang ada.

" Dengan siapa? "

Cahaya merah muncul dari matanya yang gelap gulita.

" Kau pasti tau dia "

Bagaimana aku tau!?!

Tangannya mulai bergerak ke leherku, Ini buruk.

Aku tidak bisa membiarkan diriku tergantung dan mati karena Kentucky !!

Aku mencengkeram tanggannya, dan segera mengumpulkan semua sisa tenaga yang kupunya.

" AAAAAAAAHHHH "

Aku berteriak sekuat tenaga, dan untungnya itu membuat cengkraman Terminator itu menjadi Longgar.

Aku memutar tubuhku dan menendang sekuat tenaga,

Aku berhasil lepas sebelum tangannya sampai ke leherku.

Dan sebelum jatuh aku melemparkan pukulan sekuat mungkin ke arah hidungnya.

Dan terima kasih untuk itu, Punggungku akhirnya menghantam tanah untuk yang ke 3 kalinya.

Tapi aku tidak punya waktu untuk itu.

Aku segera berdiri dan berlari sekencang mungkin.

Untungnya Kontrakanku tidaklah terlalu jauh.

Berdasarkan yang kutau, selama Terminator itu ingin mengejarku, Dia akan dengan mudah menangkapku.

Jadi mari kita berlari secepat mungkin dan berharap dia tidak akan mengejar.

Kontrakanku sudah mulai terlihat, itu adalah kontrakan sederhana modern dengan 2 lantai. Aku cukup beruntung mendapatkannya dengan harga murah.

Kulirik ke belakang dan syukurlah Terminator itu tidak mengejar,

Dia hanya melihatku berlari sambil memijat mijat hidungnya yang bengkok.

Aku sampai di depan pintu kontrakan, kemudian aku menggedor gedor pintu setelah mengingat kebiasaan Kevin.

Tapi, tidak ada balasan..

Kuulangi lagi..

tapi tetap tidak ada balasan.

Sebelum aku mengulanginya lagi, Aku melihat selembar kertas yang diselibkan disela sela pintu.

[Aku Pulang, Kau terlalu lama]

Tidak perlu dipikirkan lagi dari siapa surat ini, tulisan tangan yang acak ini, ini pasti Kevin.

Aku membuang kertas itu, dan segera merogoh kunci yang ada di saku celana.

~ Klik ~

Kunci pintu terbuka dengan suara yang membosankan.

Aku segera membuka pintu dan langsung menutupnya Rapat rapat, setelah kurasa aman, Aku menuju ke kamar.

Sesampainya dikamar, aku buru buru membuang jaketku dan melepas kaosku, aku langsung dihantam dengan rasa perih yang tajam saat kaosku menggores garis luka yang tidak enak dipandang dipunggungku.

Aku menghela nafas, syukurlah tidak ada yang parah.

Luka luka lecet bukanlah hal besar buatku.

Ngomong ngomong,percaya atau tidak, tubuhku memiliki regenerasi yang sangat cepat.

Setelah mengecek tidak yang salah dengan tubuh.

Aku langsung melemparkan diriku ke kasur dan berbaring secara tengkurap.

Aku meraih sesuatu di sekitar dadaku, itu adalah Liontin, satu satunya barang kenangan keluargaku.

Aku mengambil liontin dan mengangkatnya sejajar dengan mataku.

Aku mandanginya beberapa saat dan kemudian melepaskannya dari tanganku.

Walaupun aku tidak tau sekarang, tapi aku akan mengerti apa yang dimaksud Joseph suatu hari nanti.

Tentang Orang tuaku, Aku, Dan Liontin ini.

Karena semua kejadian yang terjadi hari ini, kelelahan fisik dan mental telah menumpuk dan aku berpikir bahwa tidak ada alasan lagi untuk tidak tidur.

Tapi...

~ Plak Plak Plak ~

Suara kepakan sayap terdengar disekitar tempat tidurku.

Bukan..

Itu bukan sayap.

Sebuah amplop Hitam dengan corak aneh di sekitar amplopnya.

Dan kenapa itu bisa berkepak seperti itu!?

Setelah dihajar begitu keras, kurasa sekarang aku mulai berhalusinasi,

Mari abaikab saja.

Dan lalu kita tidur.

Saat aku bangun semuanya pasti akan membaik.

[ Untuk Sam ]

Kyaaa, aku membuka amplop itu secara spontan.

Seperti seorang pemuda sehat lainnya.

Kamu pasti akan terbakar dengan rasa penasaran akan misteri.

Dan misteri itu ada di depanku.

[ Aku menulis surat ini, karena aku sudah punya waktu lagi di dunia ini ]

[ Dan saat surat ini terkirim, itu berarti, aku sudah tidak ada lagi di dunia ini ]

Bukankah ini terlalu berat untuk sebuah pembukaan?

[ Sam, Kamu berbeda dengan manusia lainnya. Atau harus kubilang kamu adalah setengah manusia dan setengahnya lagi bukan ]

[ Dan sebagai bukti, tubuhmu pasti memiliki regenerasi yang sangat cepat bukan? Itu adalah salah satu karakteristik dari setengah Ras mu ]

[ Selama ini aku berusaha menyamarkan energi Ras lain ditubuhmu, dan hanya membiarkan energi dari manusia yang keluar, sehingga kamu bisa menjalankan kehidupan yang normal ]

[ Tapi sekarang, aku sudah sangat lemah, dan sudah sangat sulit bagiku untuk melindungimu lagi, dan saat aku sudah tidak ada.. ]

[ Mereka akan segera menyadarimu. ]

[ Maaf Sam. Aku tidak bisa menjelaskan banyak di surat ini ]

[ Jadi Saat kamu siap untuk mengetahui segalanya, Silahkan datang ke Kantorku ]

[ Dan cari Sebuah buku yang bernama "1001 macam masakan China" ]

[ Joseph Austine ]

....

Ah.. F**k .