Restoran terbakar hebat akibat ledakan beberapa saat Yang lalu.
" Hei, bukannya ini akan menarik perhatian Yang tidak perlu? "
Aku berbicara dengan dengan Wanita itu sambil memegang Salah satu tanganku Yang patah kearah Yang aneh.
" Oh, itu bukan masalah, Sam. Karena kita akan selesai sebelum mereka sampai sini "
" Tsk.. "
Dengan Seringai aneh, Wanita itu mulai merogoh Tasnya, dan mengeluargan sebuah Granat Mini lagi.
Aku dengan cepat mencoba mencari cara untuk mengatasi yang kali ini.
Aku merasa beruntung karena masih bisa selama sampai sejauh ini.
dan karena hal itu, Kepalaku terasa sangat sakit karena bekerja lebih keras dari biasanya.
Sebelum aku menemukan sebuah cara..
" MACHO PUNCH !!! "
" Ap-Ugh ! "
Wajah Wanita itu diserang oleh sesosok Api yang berbentuk Manusia. dan dia terpental jauh dari tempatnya berdiri.
Saat aku masih Shock dengan kejadian yang tiba tiba tiba itu, Kobaran Api yang di kepala mulai menghilang, dan Wajah yang kukenali muncul dibaliknya.
" Oh hai Sam "
" Kevin!? "
" Ya ini aku, Haha "
" Wow Kawan, ini mengejutkan "
" Aku Tau, Tapi lebih baik kita menjauh dulu dari tempat ini , Cepat Naik ke Punggungku Sam"
Dia mengucapkannya sambil menunjuk punggungnya yang masih memiliki api menyala nyala
" Kev, kamu Serius? Aku mungkin memang seorang koki pemanggang, Tapi aku tidak menyajikan [ Samuel Panggang ] tau "
" Ah, Maaf "
Kevin kemudian memadamkan seluruh api di hampir seluruh tubuhnya, Kecuali Bagian kaki.
" Oke, Cepat Sam, Kita tidak punya banyak waktu, Wanita Gila itu tidak akan berbaring disana untuk waktu yang lama "
Aku mengangguk dan mulai meloncat kepunggungnya.
" Yosh, Pegangan Sam "
setelah mengatakan itu, Angin mulai mengelilingi Kevin, dan kemudia dia segera berlari
" Ugh ... "
Pandanganku mulai kabur, dan rasa mual mulai muncul. Ini terlalu cepat.
Maaf Kev.
Dan Akhirnya aku Pingsan.
***
Aku terbangun si sebuah kamar yang tampak suram.
Aku mencoba untuk duduk, rasa nyeri langsung menjalar ke seluruh tubuhku, Kurasa beberapa tulangku patah.
Saat aku masih meringis kesakitan, Pintu tua di kamar itu mulai terbuka dan menghasilkan deritan yang membosankan.
Pintu terbuka dan sesosok gadis pirang muncul dari balik pintu.
Aku segera menghela napas lega setelah melihat bahwa itu wajah yang sudah kukenal.
Itu Alice
" Oh, Kamu sudah bangun Sam? Bagaimana Menurutmu?"
Dia bertanya sambil memutar tubuhnya, untuk memperlihatkan pakaian Susternya.
Itu terlihat imut kurasa.
" Bukannya seharusnya kamu bertanya keadaanku dulu? "
" Sam, Apa Gunanya? "
" ... Kurasa Kamu benar "
" Jadi Bagaimana menurutmu? "
" Itu terlihat Cocok untukmu, Al "
" Hehe "
Senyum puas muncul di wajahnya.
Ugh.. Mai Hart.
" Ngomong ngomong Al, Dimana Kevin? "
" Ah.. dia sedang berjaga diluar. "
" ... Begitu, Terima kasih."
Rasa terima kasih dan bersalah karena melibatkan mereka berdua muncul..
" Dan Ma--
" SAMUEL RICHARD FORD "
" Eeeppp "
Aku terkejut dengan suara keras Alice dan tidak bisa melanjutkan kalimatku.
" Sam, Kamu menganggap kami ini siapamu? "
" .... "
" Jawab Sam. "
" Keluarga "
" Kita juga menganggapmu sebagai keluarga kita Sam, Jadi kumohon, jangan meminta Maaf karena kami terlibat, Oke "
" Tapi... "
" Sam.. "
" ..... "
" Mengerti Sam? "
" ... Baik "
" Bagus, Sekarang Istirahat, dan kita akan bicara lagi besok "
Alice berbalik dan berjalan menuju pintu..
" Al.. "
Alice menghentikan langkahnya dan berbalik.
" Sam, Kan sudah kubilang, kita akan bicara besok"
" Bukan itu.. "
" Bukan? Lalu? "
" Emm.. Itu.. "
" Sam... "
" Bisa bantu aku untuk berbaring ? "
" Hah, Kenapa nggak langsung bilang saja dah "
" Haha, Maaf "
Alice kemudian mendekatiku, dan segera menahan punggungku untuk membantuku berbaring.
" Terima Kasih, Al "
" Jangan Khawatir Sam "
Setelah mengucapkan itu, Rasa Kantuk yng berat segera menghamtamku, Kurasa semua kejadian Malam ini, membuat tingkat Adrenalinku meningkat secara ekstrim, dan sekarang tubuhku dan pikiranku sudah sangat kelelahan.
" Kurasa kamu sudah sangat kelelahan, Kalu begitu, Selamat Malam, Sam "
" Em.. Selamat Malam Juga, Al "
Alice lalu berbalik dan kemudian Keluar kamar, Aku sempat mendengar keributan di luar ruangan, tapi rasa kantuk sudah mengalahkanku, dan aku pun tertidur.
***