Chereads / Prince of Shattered History / Chapter 2 - Chapter 2 [ Liontin ]

Chapter 2 - Chapter 2 [ Liontin ]

Alice memunguti sisa sisa kentang yang hancur karena keganasan Kevin saat bermain.

" Permainan Berakhir "

Setelah mengatakan itu, Alice membuang Sisa sisa kentang yang Naas itu ketempat sampah. Kemudian berjalan ke Mesin MilkShake.

Permainan selesai dalam 10 menit, Dan tim A menang dengan Skor 3-2.

" Serius Sam, Kau Payah "

" Bisakah pemenang lebih lembut kepada yang kalah? "

" Tidak, Kelembutan hanya akan membuatmu lebih Payah Sam "

" Oh, Ayolah, Bukankah Kau Menhancurkan Kentangnya secara sengaja. "

" Menang tetap Menang, Sam "

" Ini permainan Sampah "

" Itu Sebabnya kita menggunakan Tempat sampah "

Masih dipenuhi keringat, Kevin menepuk pundakku sambil tertawa, lalu berdiri.

Saat aku masih terduduk sambil mengatur Nafas, tak lama kemudian pintu ruangan di ujung restoran terbuka.

Seorang Pria yang terlihat berumur pertengahan 30 an, dengan Kumis dan Janggut yang Dicukur Rapi, Rambut Pirang Panjang yang Di Ikat Ekor kuda, Kulit putih Pucat dengan Pupil Merah yang membuatnya seperti mengalami Sakit yang tak Kunjung Sembuh. Ditambah dengan ekpresi lesunya, yang membuatmu merasa perlu memasang Panggilan ambulan di posisi pertama dalam panggilan telepon.

Dia adalah Joseph, Pemilik Restoran cepat saji yang jam evolusinya berputar mundur ini.

Dia tidak pernah terlihat meninggalkan Kantornya sebelum matahari tenggelam.

Kami pernah bertaruh, apa yang dilakukan Joseph di kantornya,

James Yakin bahwa dia gemar bermain game Online di dalam kantornya.

Kevin menduga dia melakukan eksperimen penjelajahan Ruang dan waktu.

Alice percaya bahwa dia kecanduan akut dengan Novel Ringan.

Semuanya masuk akal, kecuali kecurigaan Kevin. Walaupun dia bersikeras bahwa dia punya bukti

Maksudku, Joseph tidaklah Sekeren itu, dia barangkali cuma tidur di kantornya.

" Terima kasih atas kerja kerasnya hari ini "

Suara Parau dan Lemah, Yang membuatmu berpikir dia akan rubuh kapanpun. Perlukah aku memanggil ambulan sekarang?

" Kurasa hari ini aku merasa tidak enak badan, jadi kalian bisa pulang setelah ini "

" Bukankah kamu hampir seperti itu setiap hari, Bos? "

Alice dengan Lugunya mengungkapkan apa yang sudah kutahan sejak tadi, Inilah kenapa Keluguan adalah berkah.

Joseph tidak membalas Celetukan Alice, dan cuma Tersenyum Lemah..

kemudian kembali ke Kantornya.

Tapi dia berhenti Sejenak

" Sam, Nanti temui aku di kantorku.

Dia mengatakan itu tanpa berbalik lalu Melanjutkan langkahnya ke Kantornya.

" Sudah Kuduga dia memang harus Berobat, Tapi Sam, untuk Bos Sampai menyuruhmu ke Kantornya.."

Kevin memegang pundakku dengan kedua tangannya dengan wajah Prihatin..

" Senang bekerja denganmu, Sam.. "

" Aku Yakin itu bukan seperti yang kamu Pikirkan "

Aku Khawatir, Walaupun Pekerjaan Ini Payah, Tapi Lebih baik daripada tidak Bekerja sama sekali. Aku masih punya perut untuk dikasih makan.

Tapi, Selama Bos tidak bisa Membaca pikiran, Kuyakin tidak akan ada masalah. Aku adalah pekerja yang Berdedikasi tinggi, walaupun untuk hal yang tidak berguna.

Setelah Obrolan Selesai, Kevin berjalan menuju Alice Yang sedang menuangkan MilkShake Coklat ke Gelas besar, Aku Ragu itu untuk dirinya sendiri. Itu pasti untuk Kevin.

Kemudian James Mendekatiku, dengan badannya yang lebih Berotot dan Lebih Tinggi dariku, Dia tidak terlihat seperti lebih Muda Dariku, DNA memang mengerikan.

" Kamu Pasti baik baik saja, Ford, tapi, Apa Bos baik baik saja? Dia terlihat sangat pucat dan lebih lemah dari biasanya"

" Tenang James, Dia memang seperti itu, Dia mungkin hanya kekurang Vitamin dan Zat besi "

Kami Kemudian pergi Keruang Ganti untuk mengambil Barang kita masing masing.

Setelah Mengambil Jacket dan Tas, James Pergi terlebih dahulu setelah pamitan singkat. Aku menghampiri Kevin dan Alice yang masih berada di depan mesin Milk Shake.

" Kau Mau Sam? "

Alice yang sedang Menyiapkan Milkshake Strawberry untuk dirinya sendiri, menyadari kedatanganku.

" Tentu, Ice Girl, Tolong Rasa Vanilla "

" Okay "

" Kalau Kau Pria, Kau Harus memilih Rasa Coklat, Sam "

" Pilihan Rasa tidak ada hubungannya dengan Gender "

Kevin yang tidak punya balasan, Cuma meminum Milkshakenya Banyak Banyak lalu Menyentakkan Gelasnya Ke Meja.

" Fuaah.. Ini Mantap "

" Kepalamu Baik Baik saja? "

" Agak Dingin, tapi Bukan Masalah untuk Kepalaku."

Rasa Kebanggaannya yang Aneh, Hal itu Selalu Bisa membuat Orang Lain Iri.

Siapa juga yang bisa mengira dia akan meminumnya seperti itu, dan itu juga bukan segelas Bir.

Orang Normal tidak akan Minum Milkshake dengan Cara Itu.

" Tapi Sam, Apa kau Sadar, Bos Hari Ini terlihat lebih sakit dari biasanya? "

" Bagiku dia seperti biasa. "

" Tidak Sam, dia Lebih Pucat Dari biasanya Kali Ini "

Setelah Mendengar Ucapan Kevin, Aku Segera Mengingat tampilan Joseph Tadi. tapi kurasa memang aku tidak Sesensitif itu, aku tidak tau berbedaannya dari biasanya.

Kevin melihatku sejenak, Lalu berbalik melihat Alice yang berada di sampingnya untuk mengambil gelas.

" Al, Aku nanti tidak pulang kerumah, Aku Menginap di Kontrakan Sam "

" Okay "

" Lagi? Kenapa kau suka sekali di Kontrakanku !? "

" Mencoba menjadi Independent "

" Di kontrakanku? "

" Kamu sendirian jadi apa salahnya? "

" Belikan cemilan "

" Serahkan padaku "

Kevin dengan bangga menepuk dadanya, kepercayaan dirinya adalah yang terbaik darinya, Kuharap dia tidak membeli yang terlalu pedas, itu cukup menyebalkan untuk berbagi toilet.

" Begaimana denganku? "

" Kamu pulang "

" Maksudku Cemilan, Bodoh! "

" Beli Sendiri "

Alice yang tadi tadi sibuk dengan Mesin Milkshakenya, Berbalik ke Kevin dan Menadahkan Tangan kanannya sedangkan Tangan Kirinya berada di pinggang.

" Mana Uangnya? "

Kevin kemudian mengeluarkan dompetnya yang berlambang salah satu club sepak bola inggris.

Lalu kemudian mengeluarkan 10 dollars dari dompetnya.

" Cuma Segini? "

" Iya, Aku tidak pernah punya lebih dari 20 dollars di dompetku "

Alice melihat Kakaknya dengan ekspresi wajah yang mengatakan bahwa kakaknya pasti Seorang Idiot.

" Walaupun kamu ingin Independent? "

" Apa yang salah dengan itu? "

Ekpresi Alice berubah lagi, dan kali ini Ekspresi tidak percaya, Itu menakjubkan.

" Kamu tidak akan bisa dapat tempat tinggal "

" Kan Ada Sam, Apa Gunanya dia kalau bukan Kontrakannya? "

" Aku Tersanjung, tapi Kau benar benar Brengsek Kev "

Alice yang terlihat tidak peduli lagi dengan Obrolan kita, Berbalik ke Mesin Milkshakenya. Aku melihatnya dan bertanya tanya, Kapan Punyaku akan Selesai.

" Hampir Selesai, Sam "

Psikis, Kedua Saudara ini Pasti Psikis !!

Seperti yang dikatakannya, Alice Membawa Segelas Milkshake.

Lalu dia duduk disamping Kevin.

" Jadi Sam, Kamu punya dugaan kenapa Bos memanggilmu? "

" Menurutmu kenapa Lagi, Al, Dia pasti disuruh untuk menjadi Kelinci percobaannya...

" Diam Kev.. "

Alice membungkam Kevin yang masih Bersekukuh dengan Dugaannya bahwa Joseph melakukan Eksperiment Penjelajahan Ruang Waktu di kantornya.

" Aku punya Feeling, Kamu akan menjadi Manager, Sam "

" Itu mengerikan "

Menjadi Manager tempat ini? Kalau hal itu terjadi, hal pertama yang kulakukan adalah, mengganti mesin Kasir.

" Tapi Al, Sam Menjadi Manager, Bukankah kamu ingat betapa cerobohnya dia? Ingat saat dia mencoba Membakar Dirinya sendiri? "

" Aku tidak mencoba membakar diriku sendiri "

Lebih tepatnya, Celemekku terbakar dan seorang Gadis Di depan mesin Kasir melihatku lalu berteriak teriak mengira aku membakar diriku sendiri. Dan terima kasih untuk itu, Aku Dipanggil Torch-Man selama seminggu.

" Ah... Kamu benar Kev, lalu untuk apa dia dipanggil? "

" Seperti yang Kubilang Al di--"

" Karena Kita tidak ada yang tau kenapa, Mari berhenti memikirkannya "

Alice lagi lagi membungkam kerja keras Kevin untuk menyuarakan dugaannya.

Setelah itu kita melakukan banyak Obrolan, Seperti misalnya Sampai Kapan restoran ini akan menyedot kehidupan James.

Waktupun berlalu, Alice Pergi Pulang duluan, dan Kevin mengantarnya dengan alasan akan membeli Bir saat pulang nanti karena kalah taruhan.

Aku sendirian duduk untuk menhabiskan sisa Milkshakeku.

" Restoran ini selalu terasa aneh saat Sepi "

Ini mengingatkanku, Bahwa Ibuku dulu sering bercerita bahwa hal buruk akan terjadi jika kamu sendirian di tempat yang sepi.

" Aku lebih baik buru-buru menemui Joseph, Lalu Pulang, dan berharap Kevin tidak mengacak ngacak kulkasnya lagi.

Aku berdiri dan berjalan menuju ke kantor Joseph.

Aku selalu penasaran, Kenapa Kantor Joseph selalu punya aura tidak tertembus.

Itu seperti Ada tembok tebal dibalik pintunya.

Kuharap dia benar benar tidak melakukan eksperiment seperti yang dikatakan Kevin.

Itu terlalu keren untuknya..

~ Tok tok tok~

Aku mengetuk pintu

" Bos, Ini Samuel "

" Masuk, Sam "

Suara Rendah yang Lemah terdengar menyaut dari dalam ruangan.

Aku segera membuka pintu ruangan dan masuk.

Ruangan Joseph Cukup luas, Dengan Dikelilingi 4 rak buku yang terisi penuh disamping Kiri dan Kanan Ruangan, Meja kerja Di tengahnya. Didepan meja kerja terdapat Sofa Merah tua panjang dan di samping sofa Terdapat Meja Kaca persegi panjang, di sana juga terdapat sebotol Wine yang tinggal setengahnya.

Tapi tidak ada jendela.

Saat aku masuk, Aku bisa melihat Joseph yang tampak Lesu seperti biasanya, Duduk di Meja kerjanya.

" Permisi, Bos. "

" Duduk, Sam "

Aku Melangkah maju dan segera duduk di depan meja kerjanya.

" Tidak perlu takut, Sam, Aku tidak akan memecatmu "

Aku tidak takut.. cuma Khawatir

" Terus terang, Aku mendapat Titipan dari Rachel sebelum dia Pergi "

" Rachel... Maksud anda Ibuku? "

" Ya, Sam "

" Anda kenalan ibuku? "

" Ibumu dan Aku adalah teman sekolah "

Serius? Pria di depanku ini terlihat tidak setua itu.

" Aku memang tidak terlihat Setua Umurku karena beberapa alasan Sam. "

" Maaf "

" Itu reaksi wajar, jadi tidak masalah "

Dia Tersenyum sebentar, Kemudian membuka laci mejanya, dan mengeluarkan Box Merah, dengan Hiasan Berwarna kuning emas dipinggirnya, dilihat darimanapun ini adalah tempat perhiasan mahal.

Kemudian dia mendorong Box merah itu kearahku.

" Silahkan, Sam "

" Ini... Dari Ibu? "

" Iya "

Dengan penuh Antisipasi aku membukannya.

Itu adalah Liontin, Dengan Tali Liontin yang dari Emas dan Mata Liontin yang Berwarna Merah dengan Garis Emas.

Didalam Liontin terdapat Fotoku saat masih Bayi, Dan yang menggendongnya adalah Seorang Wanita yang berkulit pucat dengan Rambut Albino sebahu, aku yakin itu pasti ibuku dan Juga disampingnya adalah seorang Pria berambut Spike dengan Warna Jet Black, Walaupun aku tidak pernah ingat Wajahnya, Aku Yakin Itu pasti Ayahku. Sepertinya Rambut Hitamku adalah satu satunya yang menurun dari Ayahku.

Karena aku memiliki Mata Merah Ruby dan Wajah yang Mirip Ibuku.

Ibu Bilang ayahku meninggal saat kecelakaan pesawat,

Kemudian Ibuku Menghilang secara tiba tiba saat aku berumur 9 tahun.

Aku sempat mencarinya selama Seminggu dan Akhirnya menyerah.

Aku selalu berharap dia akan kembali suatu saat nanti.

Cairan Hangat Keluar dari mataku. Dan itu menetes ke Mata Liontin.

" Huk..Te-Terima kasih, Bos "

" ... Ada lagi yang ingin kusampaikan Sam, Ini tentaang yang dikatakan ibumu sebelum dia menghilang "

" Dia Bilang Kamu Akan Bisa bertemu dengannya lagi saat waktunya tiba "

" Apa?!? "

Mataku terbelalak, Ibuku yang selama ini Kucari selama 16 tahun lebih, Akhirnya sekarang aku bisa mendapatkan sedikit Harapan.

" A-Apa anda tau itu Kapan? "

Dengan sedikit tergagap aku berusaha bertanya terhadap Joseph.

" Ya, Sam "

Rasa senang segera menggerayangi seluruh tubuhku, tapi itu segera menghilang, dan di gantikan dengan Rasa dingin yang menjalar ke punggungku.

Joseph menjawab dengan tersenyum dan matanya yang bersinar merah cerah.

" Saat Kamu merasakan Kematian, Dan Akhirnya bangkit untuk Memulai awal yang Baru. "

*** *** *** *** ***