Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Guruku Adalah Istriku

🇮🇩Arjuna_JA
--
chs / week
--
NOT RATINGS
14.2k
Views
Synopsis
"Marvel?" teriak Mila memecahkan keheningan. "Bu Mila?" balas Marvel berteriak karena kaget juga, bahwa wanita yang akan di kenalkan denganya adalah gurunya sendiri. Namun bukan itu permasalahanya. Permasalahanya adalah Mila mengetahui segala macam keburukan Marvel selama di sekolah, juga sering menghukumnya karena bandel. Marvel pasti akan sangat malu juga jika sampai Mila menceritakan segalanya pada kedua orang tuanya. "Hahaha benar kan kalian sudah saling mengenal?" sahut Bisma dengan bangga. "Ternyata benar-benar saling kenal, jadi ini antara murid dan guru," kekeh Melani menyahut juga. "Pasti keren ya, jika sampai ada seorang murid laki-laki di nikahkan dengan guru perempuanya," sahut Yustian menggoda keduanya. "Papi!" lirih Sinta seraya menyenggol-nyenggol Yustian untuk tidak bicara ceplas-ceplos terlebih dahulu. "Kenapa masih bengong! ayo duduk Mila, tidak sopan berdiri seperti itu!" titah Bisma yang langsung di setejui semua. "Baik Ayah," jawab Mila dengan anggukan. Mila pun berjalan langsung kearah kursi dan mendudukinya. Saat berjalan, Milq hanya menundukan kepalanya karena malu juga. Baru saja dia menegur Marvel, namun sekarang Marvel adalah calon suaminya? sungguh pergantian peristiwa yang tak terduga untuknya. Marvel terus menatap Mila dengan seksama karena takut jika Mila sampai membocorkan semua keburukanya di sekolah. "Ayo sekarang salimg jabat tangan dengan calon jodohnya masing-masing!" goda Bisma pada kedua sejoli ini. "Ayah, aku malu," lirih Mila yang di dengar semua orang. Marvel juga sedikit terkejut, Bu Mila yang biasanya terkenal paling galak di sekolah, sekarang bisa selembut ini? "Tidak usah malu sama calon suami sendiri?" goda Yustian pada Mila yang membuat wajah Mila semakin merah karena malu. "Apa? Apa maksud kalian?" tanya Marvel yang seolah tidak percaya dengan yang di dengarnya. "Tidak sayang, kamu bisa memilih setuju atau tidak, karena kita tidak akan memaksamu," sahut Sinta menanggapi pertanyaan Marvel. "Loh kenapa seperti itu? bukankah kita sudah sepakat Yus? jadi anak kita tetap harus di nikahkan!" sahut Bisma dengan nada tak suka saat menanggapi ucapan Sinta. "Ya benar sekali, tapi kita tidak boleh memaksakan anak-anak kita, biarkan mereka yang memutuskan," jawab Yustian seraya menghela nafas. "Yustian benar Ayah, jangan egois," sahut Melani. "Huh, ya baiklah, kalau begitu kita langsung tanya saja kepada keduanya, apakah mereka setuju atau tidak! mumpung kita sedang bersama-sama," ucap Bisma dengan nada sedikit menekan. Mendengar ucapan Ayahnya yang menekan, membuat Mila sedikit takut dan gugub juga. Dirinya tahu bahwa tidak mungkin menolak permintaan Ayahnya. Namun apakah benar dia akan menerima pernikahanya dengan murid sendiri? sungguh membingungkan untuknya. Marvel sendiri hanya menatap Mila dengan seksama, dia tidak akan memutuskan sepihak. Marvel juga tidak ingin mengecewakan Papinya sendiri, walaupun begitu, Marvel juga tidak ingin membuat Mila yang statusnya sebagai guru bisa ternoda karena menikahi murid sendiri. Ini adalah pilihan yang berat untuk keduanya, dan benar-benar harus di fikirkan matang-matang. "Jadi bagaimana Mila? Marvel? apakah kalian menerimanya atau tidak?" tanya Bisma menekan keduanya. Mila tidak menjawab dan hanya menundukan kepala karena tidak tahu harus menjawab apa. "Kenapa diam?" tambah Bisma seraya menatap tajam pada purinya karena tidak mendapat jawaban. "Anu, Ayah..." "Om, jangan terburu-buru, lagian saya juga masih bersekolah, biarkan nanti saya dan Bu Mila yang memutuskanya setelah kita bicara berdua, jadi mohon beri kami waktu, biar kami saling mengenal terlebih dahulu," jelas Marvel memotong ucapan Mila. Mila hanya menatap Marvel dengan tak percaya, 'ternyata anak ini bisa berfikiran dewasa juga, tidak terburu-buru dalam bertindak,' batin Mila mengagumi Marvel.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Waktu di rumah menunjukan pukul 20.00 WIB, "Marvel! besok kamu ikut Papi ketemu dengan om Bisma dan putrinya, Papi akan memperkenalkanmu denganya," titah Yustian pada Marvel putranya.

"Iya pi, tapi hanya kenalan biasa kan?" jawab Marvel seraya bertanya balik.

"Iya hanya kenalan biasa, lagian besok hari minggu dan kamu libur kan? jadi sekalian kita makan bersama keluarga om Bisma," sahut Sinta, Mama Marvel.

"Iya Mi," jawab Marvel patuh.

"Kalau gitu, Marvel kekamar dulu ya mau istirahat," tambah Marvel berpamitan.

"Iya Nak," jawab Sinta dengan senyuman.

Mervelpun berdiri dan beranjak pergi ke kamar untuk beristirahat.

"Pi, apakah papi yakin akan menjodohkan putra kita dengan putri dari Mas Bisma?" tanya Sinta pada Yustian.

"Tentu saja aku yakin, lagian Marvel pasti akan langsung jatuh cinta jika bertemu dengan Mila," jawab Yustian dengan yakin.

"Ya sudah terserah Papi saja, tapi Mami ingatkan ya Pi, jangan memaksa Marvel jika dianya tidak mau, lagian Mami juga tahu dan kenal dengan pacar anak kita," ucap Sinta menjelaskan.

"Mami tenang saja soal itu, lagian bukankah kita juga dulu seperti itu, kita punya pacar masing-masing, namun buktinya lita saling jatuh cinta setelah lama-lama sering bersama dan bertemu, dan akhirnya kita menikah," jawab Yustian.

"Iya juga sih, tapi... pokoknya Mami tidak setuju jika Marvel di paksakan," ucap Sinta ngotot.

"Hahaha iya Mi, Mami tenang saja," jawab Yustian.

***

Ditempat lain di kediaman keluarga Bisma,

"Mila! besok Ayah mau kenalkan kamu dengan putra dari Om Yustian, jadi besok kamu ikut Ayah dan Bunda," ajak Bisma ke Mila putrinya.

"Iya Ayah, Mila ngikut Ayah saja," jawab Mila patuh.

"Memang kamu anak Bunda yang selalu patuh," puji Melani dengan bangga.

"Ah Bunda bisa saja memuji putrinya," sahut Bisma seraya terkekeh.

"Kan memang Mila selalu nurut sama Ayah Bunda," jawab Mila tak mau kalah, seraya menjulurkan lidahnya.

"Oh iya, jangan lupa ya dandan yang cantik," goda Bisma seraya menunjukan giginya yang rata.

"Hah Ayah,.." jawab Mila manja, "Kan Mila sudah cantik walaupun tidak dandan," tambah Mila dengan manja.

"Iyaiya percaya, tapi pasti lebih cantik saat kamu dandan, seperti saat kamu mengajar," kekeh Melani.

"Hahaha iya benar itu kata Bundamu," sahut Bisma seraya tertawa.

"Iya Ayah, Bunda, kalau gitu Mila kekamar dulu ya, sudah ngantuk," ucap Mila berpamitan, karena memang dirinya sudah mengantuk.

"Iya sana, istirahatlah yang cukup," jawab Melani sebelum mencium kening putrinya.

Walaupun Melani sudah dewasa dan bahkan sudah menjadi seorang guru di SMA Harapan, tetap saja dirinya manja seperti anak kecil pada orang tuanya.

***

Pagi keesokan harinya...

Tok Tok Tok

"Marvel! Apakah kamu sudah siap?" panggil Sinta di depan pintu kamar Marvel.

"Iya sebentar Mi, lagi ganti baju," jawab Marvel sedikit berteriak.

"Ya sudah, Mami dan Pami tunggu kamu di mobil saja ya," ucap Sinta.

"Iya Mi," jawab Marvel.

Sinta pun beranjak pergi dari depan kamar Marvel dan langsung menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah mereka.

"Mana anakmu Mi?" tanya Yustian setelah Sinta dekat denganya.

"Katanya lagi ganti baju Pi, semoga saja gak kelamaan ya Pi, soalnya Marvel kalau ganti baju seperti anak cewek saja," jawab Sinta seraya terkekeh.

"Hahaha ya tentu saja, dia kan mirip Papinya," ucap Yustian dengan bangga.

"Iya lah, kan dia anak Papi," jawab Sinta.

"Yasudah kita tunggu di dalam mobil saja, ayo masuk Pi,!" tambah Sinta mengajak Yustian.

"Iya Mi," jawab Yustian.

Keduanya kemudian masuk kedalam mobil seraya menunggu Marvel.

Tak berselang waktu lama Marvel pun dengan buru-buru berlari keluar, langsung menuju mobilnya.

"Maaf Mi, Pi, Marvel membuat kalian menunggu," ucap Marvel dengan nada bersalah seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya, cepat buruan masuk! jangan membuat Om Bisma menunggu!" ucap Sinta tegas pada Marvel.

"Iya Mi," jawab Marvel sebelum dengan cepat masuk mobil dan duduk di belakang.

Sedangkan untuk keluarga Bisma, saat ini sudah menunggu di tempat yang di janjikan. Tempat pertemuan kedua keluarga ini di adakan di Rumah Makan Mila, yang berarti milik keluarga Bisma.

"Ayah, kenapa om Yustian lama sekali ya," rengen Mila karena sudah menunggu agak lama.

"Tenang saja, mungkin mereka terkendala kemacetan," jawab Bisma santai.

"Apakah kamu sudah tidak sabar bertemu dengan putra om Yustian?" goda Melani seraya terkekeh.

"Ah Bunda," rajuk Mila.

"Lagian kalau tidak sabar juga tak apa," sahut Bisma memotong ucapan Mila.

"Ah ayah sama saja kayak bunda, selalu godain Mila," rajuk Mila seraya mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha Mila Mila Mila, kamu lucu banget," ucap Melani seraya mencubit pipi Mila.

"Ah Bunda, sakit," rengek Mila yang mengelus pipinya pura-pura kesakitan.

"Haduh anak manja Bunda, sini-sini," ucap Melani seraya memeluk putrinya.

"Hehehe, Bunda paling bisa manjain Mila," ujar Mila dengan senang.

"Bunda, Mila ke belakang dulu ya mau buang air, sudah kebelet," tambah Mila berpamitan.

"Iya sayang," jawab Melani.

Mila pun langsung berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk buang air.

Saat ini keluarga Yustian juga sudah sampai di lokasi dan sedang memarkir mobilnya.

"Papi dan Mami masuk duluan ya, Marvel mau ke kamar mandi sebentar, sudah kebelet," pinta Marvel dengan sedikit meringis, karena sudah benar-benar kebelet.

"Iya sana, tapi jangan kabur ya!" jawab Sinta mengingatkan.

"Iya Mi, lagian untuk apa sih Marvel kabur," jawab Marvel.

Marvelpun dengan cepat keluar dari mobil dan langsung menuju Wc untuk buang air.

Yustian dan Sinta juga langsung berjalan ke dalam Rumah Makan untuk bertemu dengan Bisma dan Melani tanpa menunggu Marvel.

Yustian dan Sinta berjalan seraya mencari-cari Bisma dan Melani yang di ketahui sudah datang terlebih dahulu dan juga sudah memesankan makanan untuk semuanya.

"Hey Yustian, Disini!" panggil Bisma setelah melihat Yustian dan Sinta masuk ke Rumah Makan.

"Oh itu mereka disana," ucap Yustian pada Sinta.

"Iya, ayo kesana Pi," ajak Sinta yang di jawab dengan anggukan oleh Yustian.

"Sudah lama kamu Bis? maaf tadi putraku sedikit telat bangunya, jadi kita datangnya agak terlambat sedikit," tanya Yustian secara langsung seraya menjelaskan situasinya setelah dekat dengan Bisma dan Melani.

"Haha tenang saja Yus, lagian disini juga tempatku sendiri," jawab Bisma sebelum melanjutkan, "oh iya silahkan duduk!"

"Ya baiklah," jawab Yustian sebelum duduk bersama dengan Sinta juga.

"Oh iya, dimana Mila putrimu?" tanya Yustian setelah melihat-lihat dari tadi, yang ternyata hanya ada Bisma dan Melani saja yang sedang duduk.

"Dia kebelakang sebentar, mungkim sebentar lagi juga kesini," jelas Melani.

"Oh begitukah?" tanya Sinta.

"Iya, juga dimana Marvel putramu yang mirip denganmu itu?" jawab Bisma menyahut pembicaraan.

"Oh iya, Marvel juga pamit kebelakang," jawab Sinta yang langsung membuat semua orang saling tatap dan terjadilah keheningan beberapa saat di antara keempat orang ini.

"Jangan-jangan kita benar-benar akan segera besanan," ucap Yustian memecahkan keheningan di antara mereka, dengan nada percaya diri.

"Ah Papi jangan ter percaya diri dulu! kita lihat saja nanti bagaimana tanggapan anak-anak kita," sahut Sinta yang memang tidak mau memaksakan putranya.

"Hahaha istrimu benar Yus, kita lihat nanti saja tanggapan anak-anak, tapi kalau sampai kita besanan, kita akan menjadi semakin dekat dan dekat," sahut Bisma memotong pembicaraan Yustian dan Sinta.

"Haha kamu benar Bis," jawab Yustian dengan mengangguk beberapa kali sepertinya sangat mendambakan bahwa dirinya bisa besanan dengan Bisma.

Memang Bisma dan Yustian adalah teman dekat sejak SMP, dan kedekatan mereka semakin menjadi setelah mereka bekerja sama dalam bisnis. Tentu saja mereka sangat mendambakan jika putra dan putri mereka juga bersatu agar persaudaraan mereka tidak putus.

Disaat kedua keluarga pembisnis melanjutkan pembicaraan mereka tentang putra putri keduanya. Marvel yang yang telah selesai buang air, dengan buru-buru keluar dari toilet karena tidak mau membuat orang tuanya menunggu lagi dan mengecewakanya.

Dorr... Brak...

"Aduhhhhh," rengek seorang wanita muda yang baru saja keluar dari toilet wanita karena merasakan sakit setelah tertabrak oleh seseorang.

"Ahhh maaf, maaf ya kak aku sedang terburu-buru," ucap Marvel seraya menyatukan kedua telapak tanganya dan kemudian membantu wanita tersebut untuk berdiri kembali.

"Marvel?" pekik Mila setelah mendengar suara yang sangat di kenalnya tersebut. Ya benar sekali, wanita yang di tabrak Marvel sampai terjatuh adalah Mila sendiri.

"Ahhh, Bu Mila? maaf ya Bu, maafin Marvel karena sedang buru-buru," jawab Marvel yang tambah merasa bersalah karena telah menabrak gurunya sendiri.

"Maafin Marvel ya Bu, Marvel benar-benar tidak sengaja," tambah Marvel karena tidak mendapatkan jawaban dari Mila.

"Iya Vel, kamu ceroboh sekali sih jadi cowok, untuk hanya sakit sedikit, kalau sakitnya banyak, apakah kamu mau tanggung jawab?" tegur Mila pada muridnya tersebut.

"Iya Bu, maaf," jawab Marvel masih menyatukan kedua telapak tanganya setelah Mila bisa berdiri. 'kalau tanggung jawab yang lain sih gak papa Bu,' batin Marvel seraya tersenyum-senyum sendiri.

"Ya Ibu maafin, tapi lain kali jangan ceroboh!" ucap Mila seraya mengingatkan Marvel.

"Iya Bu," jawab Marvel dengan lembut.

"Yasudah, sana! katanya sedang buru-buru!" titah Mila mengusir Marvel.

"Ah iya lupa, yasudah Marvel pergi dulu ya Bu, sekali lagi maaf," jawab Marvel yang masih merasa bersalah.

"Iya sudah sana!" ujar Mila mengusir Marvel.

Marvel pun dengan cepat pergi meninggalkan Mila dan langsung mencari tempat duduk orang tuanya.

"Haduh sakit banget sih, ternyata di tabrak murid sendiri sampai terjatuh, sakit juga ya," gumam Mila yang masih merasakan sakit.

***

"Om, Tante, maaf ya membuat kalian menunggu," ucap Marvel setelah bertemu dengan Bisma Melani dan kedua orang tuanya.

"Tidak apa Vel! silahkan duduk!" ujar Bisma dengan ramah.

"Iya Om," jawab Marvel sebelum duduk bersama semuanya.