Chereads / Guruku Adalah Istriku / Chapter 4 - Bab 4

Chapter 4 - Bab 4

Ting...

Tiba-tiba terdengar satu pesan masuk ke ponsel Marvel sesaat dirinya membaringkan tubuh di atas ranjang.

Marvel dengan cepat mengambil ponselnya dan segera membuka isi pesan tersebut, karena Marvel juga merasa penasaran dengan pengirim pesan.

> Sayang! apakah hari ini kita bisa ketemu?

sekilas pesan datang dari Celsea kekasih Marvel.

'Harus membalas bagaimana ini, apakah aku harus menemui Celsea? tapi sekarang aku sudah punya calon istri, apakah aku pantas menemui wanita lain disaat aku sudah punya calon istri?' batin Marvel merasa bingung.

Marvel mulai berfikir dan merenung harus berbuat apa. Dirinya memang sering gonta-ganti pacar, namun sekarang beda lagi, bukan masalah pacar, namun jelas ini masalah istri yang akan menjadi masa depanya kelak. Memang benar Marvel sangat mengidolakan Bu Mila, dirinya benar-benar terkejut juga ada rasa senang dalam hatinya saat mendengar bahwa dirinya akan dinikahkan dengan guru tercantik di sekolahnya tersebut. Bahkan tidak ada siswi yang bisa menandingi kecantikanya, termasuk Celsea bukanlah tandingan Bu Mila.

Marvel benar-benar dalam situasi yang sulit saat ini, akhirnya dia memutuskan untuk meminta ijin pada calon istrinya. Jika tidak di perbolehkan menemui Celsea lagi, maka Marvel juga tidak akan menemuinya dan akan segera mengakhiri hubunganya dengan Celsea.

> Selamat siang, Bu Mila, maaf mengganggu," sekilas pesan dari Marvel untuk Bu Mila.

Dalam hitungan detik, Mila langsung membalas pesan dari Marvel.

> Iya Vel, ada apa? oh iya Vel, bisakah kita bertemu? ada yang ingin kubicarakan denganmu, tapi jangan sampai kedua orang tua kita mengetahuinya," jawab Mila lewat pesan di ponselnya.

"Apa? Bu Mila ingin bertemu denganku? hahaha jangan-jangan dirinya sudah mulai naksir padaku, hahaha aku jadi membayangkan jika menikah dan malam pertama denganya, bagaimana ya rasanya? hahaha" gumam Marvel merasa percaya diri sekali, tidak sempat memikirkan pikiran yang lainya.

> Ah iya baiklah, mau ketemu dimana Bu?" tanya Marvel membalas pesan Mila.

> Kita ketemu di taman kota ya, sekarang jangan pakai lama!" jawab Mila cepat.

> Baiklah, sampai ketemu calon istriku," balas Marvel dengan emot cium.

> Tidak usah terlalu lebay ya Vel, aku sudah dewasa, bukan anak kecil lagi," balas Mila ketus.

> Iya deh iya," balas Marvel pasrah.

Tidak ada lagi jawaban dari Mila, namun Marvel masih menatap ponselnya dan berharap gurunya tersebut akan membalas lagi. Tapi setelah beberapa saat menunggu dan tidak ada balasan lagi dari Mila, akhirnya Marvel memutuskan untuk segera pergi saja ke taman kota, karena tidak ingin membuat guru idamanya tersebut menunggunya.

"Marvel! mau kemana kamu?" panggil Yustian saat melihat Marvel berlari dan seperti terburu-buru karena sama sekali tidak memandang dirinya dan bahkan mengabaikanya. Ini hanya membuat Yustian curiga dan juga khawatir, jelas Yustian khawatir jika sampai Marvel berbuat yang tidak-tidak, seperti bertemu dengan wanita-wanita seperti kebiasaanya. Jika sampai ini di ketahui Mila, Yustian khawatir Mila akan menolak dan membatalkan perjodohan ini secara sepihak.

"Ah iya Pi, maaf," jawab Marvel seraya menyunggingkan giginya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal setelah dia berhenti berlari.

"Sejak kapan kamu tidak menyapa Papi saat kita berpapasan Vel?" tegur Yustian dengan menatap dalam pada putranya tersebut.

"Maaf Pi, tapi Marvel sedang terburu-buru," jawab Marvel seraya menyatukan kedua telapak tanganya.

"Memangnya kamu terburu-buru mau kemana Vel? jangan bilang kamu mau menemui pacarmu yang bernama Celsea itu?" tanya Yustian dengan penuh selidik.

"Tunggu Pi, tidak saya bukan keluar untuk menemui Celsea, tapi....." ucapan Marvel terhenti saat dirinya mengingat kembali pesan dari Mila.

(tapi jangan sampai kedua orang tua kita mengetahuinya) 'Aku harus bagaimana ini, apa yang harus ku katakan pada Papi,' batin Marvel seraya mengeluarkan nafas sedikit panjang.

"Tapi siapa Vel? jangan bilang kamu punya gadis lain selain Celsea? jangan bengong saja! jawab pertanyaanku!" desak Yustian dengan penuh selidik karena semakin penasaran dengan anaknya ini.

'Apa? harus jawab apa aku sekarang? jelas aku punya wanita lain selain Celsea, dan sekarang memang ingin menemuinya, namun dia adalah calon istriku, ahhhhh bagaimana caraku mencari alasan ke Papi, Bu Mila bilang jika jangan sampai kedua orang tuaku sampai mengetahuinya, dasar wanita memang selalu membuat hidupku menjadi sulit,' batin Marvel merasa bingung juga gundah.

"Marvel jawab!" bentak Yustian pada Marvel karena dirinya sudah tidak sabar lagi dengan putranya yang dari tadi hanya diam tanpa kata.

"Ah iya Pi," jawab Marvel dengan kaget karena di bentak Papinya.

"Siapa wanita yang akan kau temui kali ini? jika kamu tidak menjawabnya dengan jujur, aku tidak akan membiarkan kamu keluar rumah, dan bahkan akan mengurungmu di kamar sampai hari pernikahanmu tiba, bahkan aku tidak peduli dengan sekolahmu lagi," tegas Yustian seraya menatap tajam putranya.

"Ah tapi, Pi Marvel hanya.....," ucapan Marvel kembali terhenti saat dia kembali di ingatkan akan pesan dari Mila.

'Apa yang harus aku lakukan? apakah aku jujur saja dengan Papi, emmmm aku punya ide,' batin Marvel seraya menepuk kedua tanganya dan tersenyum sendiri.

"Apa yang kamu tertawakan Vel? apakah kamu berani menghina Papimu sekarang? apakah kamu mengira bahwa aku hanya bercanda dengan yang aku ucapkan tadi Vel? baillah jika itu maumu, aku akan mengurungmu didalam kamar mulai hari ini," seru Yustian dengan yakin sebelum memegang tangan Marvel dan bersiap membawanya kekamar untuk dikurung.

"Papi tunggu Pi, Marvel akan jelaskan," tawar Marvel pada saat dirinya di tarik paksa oleh Yustian.

"Sebaiknya kamu katakan sekarang juga, atau sama sekali tidak usah dikatakan," ketus Yustian yang sudah diselimuti kemarahan saat masih menarik Marvel dengan paksa kekamarnya, namun marvel tidak melakukan penolakan sedikitpun karena dirinya yakin, jika menjelaskan yang sebenarnya pada Yustian, pasti dan sangat pasti bahwa Papinya akan mengijinkanya pergi, dan mungkin juga akan memberinya saku sebagai uang jajan bersama Mila nanti.

"Marvel akan pergi bertemu Bu Mila Pi," bisik Marvel tepat di telinga Yustian, yang menyebabkan Yustian kaget dan juga tidak percaya dengan yang di ucapkan Marvel.

"Apa? apa maksutmu Vel? jangan membohongi Papimu jika itu hanya alasan supaya kamu di lepaskan?" dengus Yustian dengan penuh selidik karena takut dan khawatir jika Marvel akan membohonginya.

"Tentu saja Marvel tidak bohong Pi, lagian apa untungnya Marvel bohong sama Papi, juga sebenarnya Marvel sudah mengidolakan Bu Mila sejak dulu," lirih Marvel seraya menggaruk kepalanya juga menjulurkan lidahnya karena ada sedikit rasa malu saat bicara jujur pada Papinya.

"Apa?" ucap Yustian dengan kaget dan merasa lucu juga, dirinya telah menjodohkan putranya dengan orang yang di idolakan putranya? dalam arti tertentu bahwa sebenarnya Marvel pasti sangat setuju dengan perjodohan ini, bahkan mungkin sudah sangat berharap.

"Marvel? jangan membohongi Papi jika itu hanya untuk menyenangkan Papi?" cibir Yustian yang menatap tajam putranya dengan penuh selidik.

"Tidak Pi, tentu saja Marvel tidak bohong pada Papi," ucap Marvel dengan senyuman sebelum mengeluarkan ponselnya dan menunjukan beberapa pesan dari Mila pada Yustian.

Yustian yang tadi sempat marah pada putranya, sekarang kembali kesediakala. Bukan hanya kembali kesedia kala, bahkan dirinya juga merasa sangat senang juga bahagia.

"Kenapa kamu tidak bilang saja dari tadi Vel!" pekik Yustian dengan gemas pada Marvel.

"Ya, Papi kan lihat sendiri apa yang di minta Bu Mila, jadi Marvel sedikit bingung mau bilang apa, jadi bagaimana sekarang? apakah diijinkan keluar atau tidak Pi?" goda Marvel seraya mengedipkan matanya.

Bukan menjawab pertanyaan Marvel, Yustian malah berkacak binggang sebelum berucap, "Tetap tidak boleh, kamu tidak boleh pergi!" ejek Yustian seraja tersenyum kecut ke Marvel.

"Apa? tapi Pi? bukanya Papi menjodohkanku dengan Bu Mila? kenapa aku tidak boleh bertemu dengan jodohku? ahhhh Papi sungguh tega," keluh Marvel dengan kesal.

Yustian sekarang menyilangkan tanganya di dada seolah tidak peduli, padahal dirinya sedang berfikir sesuatu.

"Vel! balas pesan dari Mila, jika ingin bertemu nanti malam saja, sekalian ajak dia makan malam, jika dia menolak, maka bilang saja kamu tidak bisa menemuinya sekarang," titah Yustian sebelum berbalik dan pergi meninggalkan Marvel yang masih melongo seraya membuka mulutnya lebar-lebar karena dibuat bingung dengan ucapan Papinya.

Namun demikian, jika Marvel pergi sekarang bukankah dia bisa saja pergi. Karena jelas sudah tidak ada yang menghalanginya, karena Papinya telah meninggalkanya dan pergi entah kemana.