Chereads / DI PAKSA MENIKAH DENGAN SUAMI AROGAN / Chapter 14 - panggilan video Kimmy dan Justin

Chapter 14 - panggilan video Kimmy dan Justin

Semenjak kepergian orang tuanya, Kimmy tentunya harus bisa berdiri di kaki sendiri. Kimmy mencari pekerjaan untuk menafkahi hidupnya yang sebatang kara, dia tidak mempunyai sanak keluarga satupun, entahlah keluarga dari ayah dan ibunya ada dimana.

Kimmy memang seorang wanita yang sangat tangguh, dia tinggal hidup di ibukota Jakarta tanpa di temani siapapun, dan tidak memiliki keluarga satupun disana.

Keberaniannya sangat diacungi jempol. Setelah mendengar Kimmy pindah rumah ada keinginan mencarinya, tapi aku tidak memiliki nomor ponsel dan juga alamat tempat tinggal barunya.

Padahal waktu itu aku baru saja menyelesaikan pendidikan aku di akademi kepolisian, dan ada cuti beberapa minggu. Aku juga sudah memutuskan menghubungi kedua sahabatnya. Tapi nihil, mereka juga sudah lama putus kontak dengan Kimmy, kedua sahabat Kimmy sedang melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Dari situlah aku mulai putus asa, kalian tahu sewaktu sekolah sampai sekarang aku menyimpan rasa pada Kimmy. Aku menyukai Kimmy semenjak kisah perjuangan kami di masa sekolah. Entahlah rasa itu timbul dari mana,

Tapi bodohnya aku tidak mempunyai keberanian sama sekali untuk mengungkapkan.

Sekitar 10 tahun aku mengabdi pada negara, sekarang aku berpangkat Brigadir. Aku mulai mengingat Kimmy, dan mencoba untuk mencarinya lagi. Aku mulai mencari setiap nama akun sosial medianya, ternyata sudah lama tidak aktif. Berkali-kali aku mencari keberadaannya tapi tidak membuahkan hasil sama sekali, dan aku berniat mencari tahu keberadaan kedua sahabat Kimmy.

Sepanjang perjuangan aku mencari Kimmy, akhirnya aku menemukan kontak nomornya. Aku mendapatkannya dari salah satu sahabat Kimmy yang bernama Alma. Ternyata Alma sudah 2 tahun kembali ke Indonesia dan juga mencari keberadaan Kimmy sahabatnya itu.

Setelah mendapatkan kontak nomor Kimmy, buru-buru saja aku menghubunginya, tetapi tidak di angkat. Aku berusaha mencoba lagi masih juga tidak di angkat.

Dan aku berniat mengirimkannya pesan. Beberapa menit yang lalu pesan aku belum di balas, tetapi aku tetap menunggu, hingga suara dering ponsel masuk di ponselku.

Aku melihat sangat jelas pesan dari Kimmy, aku sempat terdiam, setelah itu tertawa kecil. Bagaimana tidak, wanita yang aku puja melupakan aku. Ah mungkin ini efek kami bertahun-tahun tidak pernah berkomunikasi. Tapi sekarang tidak masalah, mulai saat ini aku tidak akan membuang kesempatan ini.

Tidak akan aku lepaskan Kimmy, aku akan menjaga dan menyayanginya. Sekarang juga aku harus PDKT lagi dan setelah aku rasa waktunya sudah tepat, akan aku ungkapkan perasaan aku yang sebenarnya.

Aku membalas pesannya, dan

mengirimnya segera. Begitu terkirim satu pesan, aku mengirimkan pesan baru lagi, bertanya memastikan apa ini nomornya, dan menelponnya segera.

Aku mengklik panggilan video terlihat jelas wajah wanita cantik di layar ponsel milikku, aku memuji kecantikannya dalam hati aku sangat kagum.

Aku merasa kagum, rindu, dan tidak percaya bisa melihatnya lagi. Tanpa sadar aku menatapnya lama di layar ponselku. Seperti aku baru mengenal wanita baru, semakin lama Kimmy semakin cantik saja.

"Hi apa kamu masih melupakanku?" tanya aku padanya.

"Hi, astaga maafkan aku, hampir saja aku melupakanmu jika kamu tidak menelpon aku." jawab Kimmy sambil tersenyum.

Kami saling bertanya kabar dan bertukar cerita di tengah malam. Beberapa menit kami melakukan video call, aku mendengar suara seorang pria menyuruhnya untuk segera masuk kembali ke dalam kamar. Aku tidak bersuara setelah itu panggilan terputus sepihak.

Aku berpikir mungkin Kimmy sengaja mematikannya, karena ketahuan oleh bosnya. Aku jadi merasa tidak enak, apakah dia akan di marahi? semoga saja tidak. Aku sangat merasa senang malam ini, akhirnya sekian lama aku bisa berkomunikasi dengan Kimmy. Semoga kami bisa sedekat dulu lagi.

Sudah hampir 2 jam pria dingin itu sibuk dengan berkas-berkas yang di bawa sekretarisnya, tapi sampai sekarang masih banyak berkas yang belum selesai di periksa. Sambil memijat pelipisnya perlahan dengan kepala yang bersandar di kursi, rasanya sangat pusing, itulah yang di rasakannya sekarang. Padahal baru empat hari ini dia baru sembuh dari sakitnya, dan baru kembali bekerja seperti biasa.

Dia adalah Arka, beberapa hari ini dia sudah sembuh dan baru kembali bekerja, hari ini kepalanya rasanya sangat pusing sekali, di tambah beberapa hari belakangan ini dia memperhatikan Kimmy sering menelpon dengan seorang pria yang di ketahui bernama Justin Russell, seorang anggota kepolisian. Arka mengetahui itu semua dari pak Toni yang di perintahkannya untuk mencari tahu.

Arka bingung pada dirinya, kenapa dia sampai memikirkan dan mempermasalahkan hal itu. Arka mengingat dengan jelas wajah wanita dusun itu setiap kali menelpon dengan pria berseragam polisi yang bernama Justin, terlihat

sangat bahagia, Arka sungguh tidak menyukai itu, entahlah.

"Aargghh dasar wanita bodoh." umpat Arka keras dan melempar jauh benda yang sempat di raihnya.

Tiba-tiba Isabella datang dari balik pintu menatap heran pada Arka yang terlihat sangat marah.

"Hei ada apa dengan kamu pak?" tanya Isabella pada Arka yang terlihat sedang mengatur napasnya yang memburu karena emosi.

"Order me a lot of food." hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Arka, sepertinya Arka tidak sadar mengucapkan kalimat itu.

Isabella terkaget dengan perintah sepupunya, karena sepengetahuannya Arka tidak rakus ketika makan.

"Apa kamu sangat lapar pak, sehingga membuat kamu terlihat sangat marah seperti ini?" tanya Isabella yang tidak menanggapi perintah Arka.

Arka langsung menatap Isabella dengan tatapan tajam membunuh, yang di tatap merasa ketakutan dan segera mengambil benda pipih yang berlogo apel dari saku bajunya, tanpa basa-basi langsung saja Isabella memesan makanan sebanyak mungkin.

Antara kesal dan takut, Isabella tidak peduli lagi apakah makanan yang di pesannya ini akan habis mereka makan. Selang 15 menit makanan yang Isabella pesan akhirnya sampai.

"lihat makanan banyak seperti perintah kamu bos." ucap Isabella dengan cengiran kudanya, dalam batin Isabella sangat senang makanan sebanyak ini tidak mungkin habis di makan bosnya, di pastikan makanan itu akan untuk dirinya.

Isabella yang sudah mengeluarkan makanan dari plastik dan menyusun rapi makanan itu di atas meja, Arka hanya melihat makanan yang sangat banyak di depannya, mungkin dalam hati Arka, sangat menyesal mengucapkan kalimat tadi, padahal dia tidak begitu lapar.

"Waahh sudah siap pak, mari kita makan." ucap Isabella sambil mengambil sepotong sushi yang di pesannya, Arka hanya terdiam, melihat makanan di depannya sungguh tidak berselera, mungkin karena Arka saat ini sedang banyak pikiran.

Tapi tetap saja Arka mengambil makanan itu dan langsung melahapnya, menurutnya sangat tidak baik mensia-siakan makanan.

Sudah pukul 21.00 malam, Arka baru bangun dari tidurnya, baru saja Arka beranjak dari kasur empuknya suara dering telpon terdengar.