*****
"Masih diem-dieman??"
Sena mengacuhkan Fita, karena saat ini matanya sedang terpusat dengan satu objek yang sukses membolak-balikkan hatinya.
Fita yang dapat melihat dimana arah mata Sena menatap sekarang, hanya bisa menghela nafas jengah dengan tingkah dari sahabatnya atau orang yang juga dipandanginya sekarang. Mengapa mereka membuat susah diri mereka sendiri.
"Kenapa sih ngga coba buat jujur, ngapain pake gengsi segala kalau nyatanya emang suka.."
"Kita udah pacaran kog.."
Ucap Sena tidak sadar jika volume bicaranya itu masih sangat bisa didengar oleh teman-temannya yang lain.
Sena yang merasa diperhatikan karena ucapannya tadi. Langsung nyengir menatap teman-temannya. Dia ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi dia masih ragu dengan ajakan si cowok robot Keanu.
"Tapi udah putus.."
Sena sedikit lega, karena dengan begitu, semua temannya pasti mengira jika itu berkaitan dengan Ilham. Bukan dengan Keanu yang memang sudah diketahui oleh seluruh penghuni sekolah, jika dirinya adalah 'Babunya Keanu'.
"Sena.. Serius dong sama gue.."
Fita dengan gemas membuat Sena harus menatapnya.
"Nanti.. Ngga sekarang.."
Fita hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak sabar dengan apa yang akan diceritakan oleh Sena. Tapi satu keyakinan yang dimiliki oleh Fita, jika sahabatnya itu dengan tuannya sudah melangkah satu tahap lebih maju. Entah itu berita buruk ataupun baik sekalipun.
Sedangkan Keanu, dia ingin sekali menghampiri Sena yang sedari tadi terus menatapnya. Namun sayangnya ada Pak Haikal yang benar-benar mengawasi acara pemanasan mereka sebelum olahraga yang sesungguhnya.
"Udah.. Cem-cemannya ngga bakal lari kog.. Kalaupun lari, cuma keliling sekolah doang.. Ngga kemana-mana.."
Goda Diki yang tahu kemana arah mata Keanu menatap sekarang.
Diki memang belum mengetahui kejadian tadi pagi. Tapi dia sudah yakin, jika Keanu itu mulai menyukai 'Babunya' tersebut. Terlihat jelas dari bagaimana cara Keanu memperlakukan Sena. Robbi dan Rizky pun juga mempunyai perkiraan yang sama seperti dirinya. Keanu itu tidak peka dengan perasaannya, tapi dia juga bukan tipe orang yang bisa berbohong. Termasuk terhadap dirinya sendiri. Sorotan matanya terlalu jelas, jika Keanu mulai mengistimewakan kehadiran Sena dalam kehidupannya.
****
Fita hanya bisa melongo saja setelah mendengar cerita lengkap dari Sena. Dengan apa yang terjadi di pagi ini antara Sena dan Keanu. Fita tidak tahu harus menanggapinya bagaimana. Dia saja heran, mengapa Sena bisa senekat itu, jika cerita dari Sena memang benar adanya. Tapi yang lebih mengejutkan adalah cara Keanu menyatakan cintanya.
Fita kira, cowok sepopuler Keanu akan dengan luwes menyatakan cinta kepada seorang cewek. Tapi malah yang dia dengar dari Sena adalah kesan yang kaku dan masih seenak jidat menjunjung harga dirinya.
"Dasar cowok.."
Ucap Fita sedikit kesal dan giliran dirinya yang ditatap seisi kantin karena ucapannya tadi. Fita mengantuk-antukkan kepalanya. Dia merasa lebih setahap lebih jomblo lagi.
"Ssttt.. Bisa santai ngga sih.. Dia lagi liatin kita nih.."
Sena paham betul, jika secuek apapun Keanu.. Itu hanya alibinya saja, karena bisa dipastikan jika mereka bertemu, sudah pasti Keanu akan mengintrogasinya.
Kenapa ngga ada manis-manisnya dari tadi..
Sena hanya bisa mengubur impiannya dalam-dalam akan nasib cintanya. Dia sangat berharap setelah putus dari Ilham, dia akan menemukan seseorang yang jauh-jauh lebih baik. Tapi nyatanya.. Sena tidak mau memperjelas lagi. Keanu jauh diluar perkiraannya. Dia benar-benar tipe cowok extraordinary yang sekarang bertitle sebagai 'Pacarnya Sena'. Diluar Keanu yang memang jauh lebih tampan dibandingkan dengan mantan pacarnya itu. Dan Keanu pun juga terbilang siswa yang pintar. Sena berani jamin itu. Terbukti dengan Keanu yang sanggup menyelesaikan PR Fisikanya dulu.
"Udah yuk.. Balik ke kelas.."
Dengan sedikit menggeret Fita, akhirnya sahabatnya itu mau mengikutinya untuk kembali ke kelas. Lagipula untuk apa Sena dikantin terus. Mendapat tatapan aneh dari Keanu yang malah terkesan ingin mengajaknya ke medan perang.
Keanu sebenarnya ingin mengajak Sena makan bersama. Namun ada rasa yang membuat dirinya enggan untuk mengatakan keinginannya tersebut dan memillih hanya melihatnya saja dari tempat duduknya. Kalau seperti ini terus, hubungannya dengan Sena mungkin jauh dari ekspektasinya. Apa yang harus dilakukannya. Apa yang harus diubah dari dirinya agar hubungan mereka berjalan baik.
****
Sekarang, Keanu sedang menanti Sena keluar kelas. Bahkan dia rela untuk melewatkan pelajaran dari Miss Indah yang tidak akan pernah terlewatkan oleh para siswa cowok disekolah ini. Sekalipun mata pelajaran terakhir, mereka akan sanggup dengan senang hati untuk membuka mata mereka, melebarkan telinga mereka dan memasang senyum manis mereka menerima semua penjelasan mengenai grammar a.k.a dari Miss Indah dengan suara lembutnya yang lebih enak untuk menina-bobokkan para siswanya.
"Key.."
Panggil Sena tidak percaya dengan cowok yang telah bersandar dipunggung kursi yang ada didepan kelas Sena. Matanya yang terpejam, seperti menikmati semilir angin yang menyapu wajahnya lewat rambut Keanu yang agak panjang hingga menutupi dahinya. Sena terlihat tersenyum tipis melihat wajah teduh dari Keanu. Begitu damai, tidak sebrengsek dengan kelakuannya. Tapi bagaimanapun juga, Sena menyukai apapun yang ada pada cowok yang belum genap sehari menjadi pacarnya itu.
"Gue emang ganteng banget kog.."
"Hah??"
Sena benar-benar terpukau dengan rasa percaya diri yang dimiliki Keanu yang teramat sangat overdosis itu.
"Pulang.."
Kata Keanu sambil menggenggam tangan Sena. Kalau dulu hal seperti ini, sangatlah biasa saat Keanu melakukan kepadanya. Tapi mengapa ini terasa berbeda. Rasanya lebih istimewa. Bahkan nyaris seperti bom yang tinggal menunggu beberapa detik untuk meledak.
"Dan lo masih bisa liat wajah ganteng ini, sepuas yang lo mau.."
Tambah Keanu yang membuat dirinya tersenyum saat itu juga, melihat Sena tidak bisa berkata-kata.
"Harus banget ya diperjelas kaya gitu.."
"Ya harus dong.."
Entah itu sebuah pernyataan atau pertanyaan, Keanu menimpali ucapan Sena dan kembali berhenti sejenak, menatap cewek yang ada disampingnya sekarang. Bahkan Keanu tidak tahu Sena mengucapkannya dengan maksud apa.
"Gue lebih seneng lagi, kalau kita menjalani hubungan ini apa adanya.."
Sena tertegun dengan apa yang dikatakan Keanu. Ada apa dengan cowok yang sedang menatapnya begitu dalam sekarang. Mengapa dia menjadi seserius ini hanya untuk menanggapi celetukannya tadi.
"lo sendiri kan yang bilang, kalau kita hanya harus menjalaninya.. Ngga peduli bagaimana hubungan kita berakhir nanti. Toh kalau memang bukan yang baik, akhir dari hubungan kita.. Bukan berarti kita gagal mencapai titik yang kita mau.. Tapi karena itu yang terbaik.. Makasih udah mau nyadarin gue saat itu.."
Sena semakin tidak percaya, jika kata-katanya tadi pagi begitu mempengaruhi Keanu. Untung saja sekolah sudah sepi, karena Sena yang memang kebiasaan pulang paling akhir. Kalau masih ramai, Sena tidak tahu lagi bagaimana reaksi dari para penghuni sekolah.
"Gue cuma mengusahakan apa yang bisa gue lakuin.. dan sisanya gue serahin ke lo, Sena.."
Demi apa, seorang Keanu bisa mengucapkan hal-hal romantis seperti yang baru saja diucapkannya tadi. Dari sini, Sena belajar bahwa dirinya belum benar-benar menemukan diri Keanu yang sesungguhnya. Sifat Keanu itu semacam bawang merah yang berlapis-lapis. Semakin membukanya, maka akan menemukan lapisan yang lain lagi dan begitu seterusnya sampai bagian terakhir yang berarti Sena sudah masuk terlalu dalam di kehidupannya Keanu.
Sena pun membalas senyuman dari Keanu dan mereka mulai berjalan lagi menuju tempat parkir. Dan kali ini, Sena merasakan rasa senang yang berlapis-lapis pula, karena Keanu lah yang menyetir motornya dan dirinya yang dibonceng. Tidak seperti yang sudah-sudah, kebalikan dari keadaan yang sekarang.
****