Chapter 24 - Part 24

*****

"Key..."

Hanya satu kata itu yang bisa Sena ucapkan saat dirinya melihat keadaan Keanu di kantin sekarang. Wajah penuh luka lebam dan beberapa diantaranya ada darah yang mulai mengering.

Sena langsung berhambur memeluk Keanu yang sebenarnya agak menyiksa, karena Keanu harus menahan sakit dipunggungnya. Keanu pun hanya menghela nafas dan tersenyum. Membalas pelukan dari kekasihnya itu. Meskipun tidak dirasakan airmata yang menetes, Keanu dapat mendengar gerutuan kecil yang hanya dia maupun Sena sendiri yang dengar.

"Obatin dulu deh lukanya.."

Sena pun tidak memberikan respon apapun. Dia langsung pergi menuju UKS. Dibawanya 2 kotak P3K yang ada.

"Ngga capek cemberut mulu?? Hm??"

Sena tidak menjawab candaan dari Keanu yang terdengar garing untuknya sekarang. Tidak tahukah seberapa khawatirnya Sena saat mengetahui Keanu memilih turun langsung menghadapi musuh dari sekolah lain. Padahal sudah jelas Keanu itu tidak mau terlibat hal seperti itu dan sampai Reza keluar pun, Keanu tetap tidak menerima tawaran dari Reza untuk menjadi penerusnya.

"Sena.."

Keanu agak kaget ketika melihat setetes demi setetes airmata mulai turun ke pipi Sena.

"Hey.. I'm Okay.. Don't cry, please.."

Ucap Keanu sambil menghapus airmata Sena yang nyatanya malah makin deras turunnya.

"Kamu boleh ikutan perang atau apalah macemnya itu.. Tapi bisa ngga sih, balik dengan keadaan yang baik-baik??"

Keanu tersenyum mendengar pennuturan Sena. Sekarang ditarik tangannya yang tadi masih menangkup wajah Sena berpindah untuk mengacak-acak rambut milik cewek yang sekarang ini begitu mengkhawatirkannya.

"Kan aku udah bilang, kalau aku baik-baik aja.."

"Tapi ngga perlu bonyok-bonyok kek gitu juga kan?? Harus banget ya sok jadi pahlawan kesorean??"

"Ini masih siang.."

Terang Keanu mencoba menggoda Sena. Memang benar kan kalau ini masih siang. Jam ditangannya pun menunjukkan pukul 13.00.

"Serius, Key.."

"Aku juga serius.."

Sena hanya menghela nafas saja. Percuma berdebat dengan Keanu. Dia sudah terlalu hafal, jika keadaan seperti ini akan selalu dimenangkan oleh Keanu. Bahkan sekalipun dia bisa sedikit saja mempertahankan egonya, itu semua tidak akan bertahan lama. Keanu akan mencoba menerangkan apa yang sebenarnya dengan logis tanpa bisa Sena untuk mengelaknya.

Keanu kembali mengacak rambut Sena. Berharap Sena akan melunak dengan segera dan tidak protes-protes lagi akan kejadian yang menimpanya hari ini. Dulu, dia tidak suka ada seseorang yang menanyakan keadaannya yang bonyok-bonyok setelah berkelahi melawan musuh sekolah lain. Tidak terkecuali dengan Keenan. Baginya, sudah jelas dia terluka. Mengapa harus bertanya lagi untuk sekedar mencari jawaban tidak penting dari dirinya.

Tapi sekarang.. Beda acara saat Sena yang menanyakannya. Memang sedikit mengesalkan harus mendengar gerutuan dari cewek yang ada dihadapannya sekarang. Namun disaat yang bersamaan, dia juga menyukai hal itu. Dia suka saat Sena mengkhawatirkan keadaannya. Dia suka saat pacarnya itu mengomeli dirinya. Dan dia suka saat Sena menangis karena dirinya. Bukan saat dia menyakiti Sena, melainkan seperti sekarang saat Sena melihat wajah gantengnya yang sekalipun masih ganteng tapi ada luka dimana-mana.

****

Keanu sekarang nampak tersenyum menatap Sena yang nampak menikmati menu cepat saji yang ada dihadapannya sekarang. Padahal tadi Keanu sempat marah-marah, karena Sena begitu sering meminta traktiran makanan seperti itu. Bukan karena eman uangnya, tapi karena dia peduli akan kesehatan dari Sena.

"Ini yang terakhir buat bulan ini. Besok-besok ngga ada lagi kentang goreng, burger dan macem-macemnya.."

Mungkin hanya dianggap angin lalu oleh Sena, karena nyatanya dia masih begitu menikmati burger serta kentang goreng yang ada ditangannya sekarang.

"Besok aku ulang tahun loh.. Ngga ada rencana buat kasih kado ke aku??"

Sena langsung tersedak mendengar celetukan Keanu yang mengingatkan jika pacar gantengnya itu ulang tahun. Bukannya Sena lupa, tapi cara Keanu memberikan kode itu terlalu polos, saking polosnya malah kelewatan.

Keanu langsung menyodorkan air minum kepada Sena. Sebenarnya sih dia juga tidak mengharapkan kado apapun dari Sena. Tapi melihat Sena yang keliatan santai-santai saja hari ini. Tidak seperti orang yang sedang merencanakan sebuah kejutan untuknya, membuat Keanu agak sanksi. Apakah pacarnya itu lupa dengan acara ulang tahunnya. Jika memang iya, dia maklum saja, karena melihat bagaimana kegiatan Sena yang akan segera melepas masa jabatannya sebagai Ketua OSIS sudah banyak menguras waktunya. Terlebih mereka sebagai siswa kelas 12 yang sudah mulai di gembleng dengan jam tambahan untuk persiapan ujian akhir sekolah.

"Sakit banget ya??"

Tanya Keanu yang melihat Sena masih mencoba menetralkan tenggorokannya yang memang agak sakit.

Sena hanya mengangguk saja. Selain memang agak nyeri, dia juga ingin mengalihkan pembicaraan dari Keanu soal ulang tahunnya. Keanu itu memang terkadang sukses membuat sakit kepala mendadak untuknya. Seperti sekarang.

"Berarti masih tua'an kamu ya daripada aku??"

Tanya Keanu kembali yang ternyata masih seputar ulang tahunnya. Jujur Sena gemas sendiri dengan Keanu. Memang iya, besok adalah ulang tahunnya. Jikalau dia menyiapkan acara kejutan untuk pacarnya itu, memang harus dia ceritakan. Namanya bukan kejutan dong.

"Emang kenapa kalau masih tua'an aku?? Kamu duluan kan yang ngejar-ngejar aku??"

"Siapa yang ngejar-ngejar??"

Keanu langsung mengelak pernyataan Sena soal dirinya yang seolah terlalu berambisi untuk mendapatkan cinta dari Sena. Memang benar dia yang menyatakan cinta terlebih dahulu. Tapi kan Sena duluan yang mengajaknya pacaran dan secara mengejutkan sampai sekarang belum ada kata 'PUTUS' sekalipun mereka sering bertengkar akan hal tidak jelas.

"Cuma beda 4 bulan aja kan??"

"Tetep aja kamu lebih tua dari aku??"

"Iya.. Makanya aku kaya ibu-ibu kalau deketan sama kamu.. Manja banget sih.."

Ucap Sena sambil menarik hidung bangir dari Keanu dengan gemas yang membuat Keanu bukannya marah namun malah tertawa senang.

"Emang mau kado apaan sih dari aku??"

Lanjut Sena mencoba melanjutkan sesi makannya yang sempat tertunda tadi.

"Kado apaan ya?? Ehmm..."

Keanu juga ikutan nimbrung makan kentang goreng sambil memikirkan apa yang diinginkannya sebagai kado dari Sena.

"Bisa ngga kalau kamu dibungkus jadi kadonya.."

Gombal Keanu yang sebenarnya dia tahu jika godaannya itu tidak akan mempan untuk Sena. Entah mengapa Sena tidak pernah menanggapinya seperti cewek pada umumnya. Dia cenderung jauh lebih cuek jika dia diperlakukan seperti itu.

"Recehan banget.. Ngga ada yang lebih kreatif gitu.."

Nah.. denger sendiri kan..

Recehan..

Kenau tidak pernah berhasil menggoda Sena dengan jenis gombalan seperti itu. Justru Sena bisa terharu bahkan sampai menangis saat dia melakukan hal-hal biasa. Misal seperti kemarin saat Sena menangis karena khawatir dengan kondisinya setelah acara tawuran. Keanu juga masih ingat saat dihari ulang tahunnya Sena, Sena juga menangis saat itu karena Keanu bilang jika kue ulang tahun yang dibawanya saat itu adalah buatannya sendiri. Padahal bagi Keanu itu tidak ada apa-apanya. Dia terpaksa membuat kue ulang tahun sendiri karena uang bulanannya yang menipis, terkuras untuk membeli beberapa aksesoris kamera DSLR-nya. Bahkan sebagai kadonya, Keanu membelikan Sena bunga mawar berwarna peach yang ada di dalam pot dengan sedikit kata-kata yang membuat Sena tambah terharu saat itu juga.

Keanu memang sudah jujur akan perihal itu kepada Sena. Dan ajaibnya Sena tidak terlalu mempedulikan hal tersebut. Bagi Sena yang terpenting adalah niatan Keanu itu sudah lebih dari cukup untuknya. Agak malu, tapi mau bagaimana lagi. Keanu tidak mungkin meminta uang jajan tambahan kepada orangtuanya untuk sekedar membeli kado yang lebih baik untuk Sena. Didikan dari orangtuanya yang mengajarkan anak-anaknya, tidak terkecuali Keanu untuk bisa memaksimalkan jatah uang jajan untuk kebutuhan mereka. Lagipula pacaran kan bukan prioritas Keanu dan bukan menjadi tanggungjawab dari orangtuanya.

"Akhirnya mau apaan??"

Tanya Sena sekali lagi sambil menatap Keanu serius.

"Ntah.. karena aku tetep maunya kamu aja.."

Jawab Keanu pada akhirnya dan mereka berdua pun terlarut dalam tawa entah karena apa.

****