Chapter 26 - Part 26

*****

"Ken.. Key mana??"

Malam ini adalah malam minggu dan biasanya jika Rafa ada dirumah, mereka sekeluarga akan berkumpul diruang tengah seperti sekarang. Namun nyatanya, salah satu member tidak terlihat. Keanu Aliendra, entah dimana sekarang dia berada dan otomatis Keenan lah yang ditanyai setiap Keanu tidak terlihat, karena memang hanya dengan Keenan lah Keanu itu jujur akan semua hal.

"Tadi sih bilangnya pergi sama temennya.. Paling bentar lagi dia pulang.."

Tanya Keenan sedikit gugup dan Rafa tahu jika saat ini anak tertuanya itu sedang menutupi sesuatu, namun kali ini dia mencoba untuk membiarkannya.

Sebenarnya Keenan tidak mencoba untuk berbohong. Memang benar apa yang dikatakannya tadi, jika Keanu memang pergi bersama temannya. Namun ada alasan lain yang tidak dikatakannya, yaitu Keanu pergi karena dia mengisi acara sebagai DJ. Dia tidak tahu apa jadinya Keanu jika sampai Papa mereka tahu akan hal ini.

Setelah waktu menunjukkan pukul 22.00. Mereka beranjak untuk ke kamar masing-masing. Dimulai dengan Kal-El yang memang hanya bersikap pasif bahkan nyaris apatis dengan acara kumpul keluarga seperti sekarang. Kemudian Aya yang memang sudah mengantuk dan terakhir Keenan yang memang dari tadi ingin beranjak dari tempat duduknya sekarang. Sedangkan Rafa dan Deandra masih diruang tengah sambil menunggu Keanu pulang.

"Ken... Tolong hubungi Key, suruh dia pulang sekarang.."

Keenan pun hanya mengangguk saja dan segera menuju kamarnya. Dia benar-benar merutuki jiwa bebas yang dimiliki Keanu yang sekarang kelewat bebas. Sebenarnya apa yang dilakukannya sekarang setelah sekian lama Keanu tidak seperti ini semenjak Sena menjadi pacarnya.

****

"Darimana kamu, Key??"

Keanu yang awalannya berjalan mengendap-ngendap setelah dia sadar waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi, memilih untuk menegakkan tubuhnya kembali setelah mendengar suara yang begitu dihindarinya saat ini. Suara Papanya yang sekarang terdengar tenang namun begitu menakutkan bagi siapa saja yang berbuat kesalahan. Rekor baru untuknya pulang sampai dinihari seperti sekarang. Rekor pulangnya yang paling telat adalah waktu tengah malam, itupun dia hanya berani saat Papanya ada dirumah sakit.

Rafa pun segera mendekati Keanu.

Bugghh...

Satu pukulan berhasil mengenai tulang pipi sebelah kanan milik Keanu dan berhasil membuat anggota keluarga lainnya terbangun dari tidur mereka. Sedangkan Deandra segera mendekati Rafa.

"Sejak kapan kamu minum, Keanu Aliendra??"

"Pa.. Tadi aku ngga sengaja.."

"Sejak kapan kamu minum, Keanu Aliendra??"

Bentak Rafa mengulangi pertanyaannya sambil memberikan pukulan sekali lagi kepada Keanu. Deandra yang melihat hal segera menarik tangan Rafa lainnya yang masih bebas. Dia tahu bagaimana suasana hati Rafa sekarang. Bagaimanapun juga, dia tidak ingin anak-anaknya mengikuti jejak buruk dari kedua orangtuanya, tak terkecuali Rafa. Dia sudah mewanti-wanti semua kelakuan anaknya, terlebih Keanu yang memang paling sering berulah diantara lainnya.

"Key udah bilang sejujurnya sama Papa.. Tapi terserah kalau Papa ngga percaya.."

"Kamu bisa nolaknya kan?? Kamu ngga bodoh untuk sekedar membedakan antara minuman biasa sama minuman beralkohol.."

Ucap Rafa tidak mau kalah argumen dengan Keanu dan membuat anaknya itu diam seketika membenarkan apa yang baru saja didengarnya. Memang benar pasti ada bedanya, tapi sebelum dia menyadarinya dia sudah terlanjur meminumnya, karena terlalu haus.

"Ini alasan Papa sulit lepas kamu buat lanjut ke Amerika, kalau dibawah pengawasan kami langsung kamu berani berbuat seperti ini.. apalagi kalau kamu bebas disana nantinya.."

Keanu mencoba mencerna ucapan Papanya kali ini. Sejak awal memang Papanya tidak setuju 100% mengiyakan kemauan Keanu untuk study di Amerika. Dia memang tidak tahu alasan sebenarnya mengapa Papanya agak alot untuk keinginannya yang satu ini. Tapi hari ini, dia jadi tahu semua alasannya dan dia harus mengamininya, bahwa kelakuannya ini yang sekarang menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Keanu masih berdiam diruang tengah seorang diri setelah Mamanya mengajak Papanya untuk menyudahi acara untuk memarahinya. Dia masih enggan untuk kemana-mana, dia ingin menyendiri.

"Nih.."

Keanu melirik Keenan yang tengah menyodorkan kompresan untuk pipinya yang pastinya sudah membiru.

"lo mau marahin gue lagi, karena gue ngga bales chat yang lo kirim??"

Tanya Keanu tanpa melirik sekalipun ke Keenan yang memilih untuk melihat acara TV dihadapannya.

"lo udah gedhe.. Dan tanpa gue kasih petuah sekalipun, lo harusnya tau.. Gue percaya lo ngga akan macem-macem sekalipun dengan pemikiran lo yang kelewat bebas itu.."

Jawab Keenan sekenanya yang membuat Keanu tersenyum meskipun harus sedikit menahan rasa nyeri yang dirasakannya sekarang.

Keanu memang harus mengakui jika Keenan selalu mengerti apa yang dia mau, apa yang dipikirkannya. Keenan selalu memaklumi setiap tingkah laku yang tekadang kelewat batas yang dilakukannya, karena pada dasarnya pemikiran mereka berdua itu sama. Hanya saja, Keenan seperti mengerti bahwa porsi dirinya untuk bertanggungjawab lebih besar, karena bagaimanapun juga dialah yang dianggap sebagai anak tertua dalam keluarga yang mestinya memberikan contoh yang baik bukan sebaliknya.

"Sena tau lo keluar hari ini tanpa dia???"

Keanu mengangguk dan masih menyandarkan kepalanya ke punggung sofa. Tubuhnya serasa habis dikeroyok padahal tadi dia hanya terkena dua pukulan saja diwajahnya. Tapi jujur, bogem mentah yang didapatinya dari Papanya itu benar-benar terasa sangat kuat. Ini bukan kali pertama Keanu mendapatkan pukulan dari Rafa, tapi untuk yang ini benar-benar berbeda.

"Sena ngga marah lo ketempat kaya gitu??"

"Marah.. Cuma akhirnya dia bilang kalau aku harus bisa jaga diri.."

Keanu kembali mengingat bagaimana pertengkaran kecil antara dirinya dan Sena yang terjadi sebelum dia berangkat.

"Harus banget ya rayainnya di tempat kek gitu?? Ngga ada tempat lain??"

Ucap Sena dengan sedikit membentak. Keanu tahu saat ini Sena tidak akan mentoleransi jika dirinya melakukan sebuah kesalahan yang mungkin nanti tidak disengaja oleh dirinya.

"Ya mau gimana lagi.. Aku cuma diundang.. Ngga enak kan kalau ngga dateng?? Mereka temenku, Sena.. Bahkan sebelum aku kenal sama kamu.. Aku udah kenal sama mereka dan merekalah yang selalu ada buat aku.."

Terdengar helaan nafas dari Sena. Keanu juga merasa lega saat kemungkinan Sena mulai luluh.

"Baik-baik ya disana.. Jangan aneh-aneh.. Jaga diri, oke??"

Akhirnya Sena mengalah juga yang membuat Keanu tersenyum saat mendengarnya.

"Siap.. Laksanakan.."

Ucap Keanu yang ternyata membuat Sena tersenyum meskipun hatinya tidak rela jika Keanu datang ketempat seperti itu. Bukannya apa-apa. Sena percaya jika Keanu tidak akan berbuat yang aneh-aneh, tapi diluar kendali Keanu.. Siapa yang tahu jika kemungkinan ada seseorang yang ingin menjebak Keanu. Mungkin Sena terlalu berkhayal, tapi dia juga tidak bisa menampik kemungkinan seperti yang dibayangkannya.

"lo tau kan Papa paling ngga suka kita masuk ke club dan segala macemnya itu.."

"Mereka bikin acara party buat ulangtahun gue kemarin dan sebagai balasannya gue yang jadi DJ-nya.."

"Trus lo bisa minum itu gimana ceritanya??"

Kali ini Keenan sudah menatap Keanu dengan tatapan menginterogasi. Yah sekalipun dia tahu jika Keanu tidak akan berbohong kepadanya, tapi dia ingin agak keras dengan Keanu.

"Ya intinya gue minta minum.. Biasanya bertender juga kasihnya orange jus, tapi ngga tau pas gue minum rasanya emang pahit ngga karuan.."

Keanu juga agak bingung harus menceritakannya bagaimana. Semua yang terjadi adalah ketidaksengajaannya saja. Tapi mungkin apa yang dilakukannya dengan datang ditempat terkutuk yang menjadi tempat terlarang bagi dirinya maupun anggota keluarganya itu adalah hal yang salah. Sudah jelas dilarang, namun dirinya tetap nekat untuk datang. Bukan hanya sekali, tapi sudah beberapa kali dia datang ditempat seperti itu yang pasti hanya Keenan yang tahu.

Keenan tidak bisa berkata-kata lagi. Disatu sisi, dia berpikir mengapa Keanu bisa sepolos itu saat minta minum ditempat seperti itu. Disisi lain dia kasian dengan kembarannya itu, ketika melihat luka lebam akibat pukulan dari Papanya.

Akhirnya mereka berdua menikmati waktu berdua dengan keterdiaman masing-masing sebelum memilih untuk kembali ke kamar masing-masing.

****

Sena mengerutkan keningnya saat membaca chat dari Keanu.

Keanu Aliendra : Hari ini ngga bisa jemput.. Tapi nanti pulangnya barengan aja..

Keanu Aliendra : Take care.. Have a nice day..

Sena segera memencet tombol memanggil terhadap orang yang baru saja dibaca chat-nya tersebut. Memang agak lama menunggu, tapi akhirnya diangkat juga.

"Ada apa, Sena?? Udah berangkat kan??"

"Jangan bilang kamu kumat mau bolos lagi???"

Sena memang selalu mewanti-wanti agar Keanu selalu berangkat sekolah. Entah sampai sekolah Keanu mau mengikuti jam pelajaran atau tidak. Tapi setidaknya tingkat kehadirannya tidak seburuk tahun-tahun sebelumnya,

"Aku ngga enak badan.. Makanya nanti cuma bisa jemput pas pulang.."

Kata Keanu yang memang tidak bohong. Badannya memang sedikit panas. Mungkin suhunya baru 38 derajat, tapi selain itu dia ingin menghindar pertanyaan Sena soal luka yang menghias diwajahnya sekarang. Sekalipun pas dia bertemu dengan Sena nanti, pasti dia harus menjawabnya dengan sejujur-jujurnya, tapi setidaknya bukan sekarang dipagi buta.

"Kamu sakit?? Semalem pulang jam berapa??"

Keanu juga sampai lupa mengabari Sena saat dia pulang sebagai kebiasaannya. Tadi malam bisa menjadi salah satu malam yang berat untuk Keanu jika dia mengingat bagaimana Papanya begitu marah kepadanya.

Belum sampai Keanu menjawab , Sena sudah mendahuluinya untuk mengatakan sesuatu kembali.

"Yaudah.. Istirahat aja.. Kamu ngga usah repot buat jemput aku nanti. Aku bisa pulang sendiri kog. Mungkin aku bawa motor aja biar enak.."

"Ngga usah.. Aku pengen ketemu kamu.. Tapi nanti.. Mending kamu berangkat sekarang, keburu telat.."

Sena agak bingung. Tidak biasanya Keanu berbicara dengan suara yang lemas seperti itu. Keanu itu selalu bersemangat setiap kali diteleponnya, bahkan saat dia sakit seperti beberapa waktu yang lalu.

"Cepet baikkan, ya.."

Hanya dijawab dengan suara deheman saja dan Sena segera menutup panggilannya. Dia memang sedikit curiga dengan sikap Keanu hari ini. Tapi Sena segera menggelengkan kepalanya, menghalau hal yang tidak baik dalam pikirannya. Dia percaya dengan Keanu. Dia tidak ingin merusak kepercayaan yang selama ini mereka bangun.

Sedangkan orang diseberang sana. Dia memang masih ditempat tidur. Rasanya suhu badannya akan naik lagi, jika dirinya tidak kunjung untuk tidur. Dia bahkan melewatkan acara sarapan yang pasti masih berlangsung dilantai bawah. Dia ingin menghindar dari Papanya terlebih dahulu. Dirinya memang mengakui jika hubungannya dengan Papanya memang tidak sebaik Keenan dengan Papanya ataupun dirinya dengan Mamanya. Tapi kejadian kemarin, memang menjadi rekor kemarahan terburuk Papanya sepanjang Keanu menjadi anak dalam keluarga Al Rafaeyza.

****