Chapter 27 - Part 27

*****

Deandra menghela nafas ketika melihat Keanu yang masih berdiam dibawah selimutnya. Kebiasaan dari Keanu jika dirinya sedang tidak enak badan atau sedang bermalas-malasan. Entah secerah apapun cuacanya, jika dia sudah merasakan 2 hal tersebut, maka Keanu tetaplah akan menjadi Keanu.

Keanu sebenarnya tahu jika Mamanya sudah ada disebelahnya. Terasa dari kasurnya yang agak berat sebelah, karena di duduki oleh Mamanya. Tapi dia memilih untuk masih memejamkan matanya saja. To be honest, dia masih malu jika bertatapan langsung dengan Mamanya atau siapapun yang ada dirumah, kecuali Keenan. Karena Keenan lah yang tahu alasan sebenarnya dan memang hanya kepada Keenan, dia mau terbuka akan semuanya.

"Key.."

"Hm.."

Mungkin panggilan pertama tidak akan mempan, karena Keanu akan dengan sangat pasti menjawab hanya sebatas deheman.

"Key.."

"Iya, Mama.."

Akhirnya Keanu membuka matanya. Sekalipun dia masih berusaha untuk menetralkan cahaya yang masuk di retinanya, dia berusaha untuk bangun dari posisinya sekarang menjadi duduk dengan bersandarkan kepala ranjang. Mungkin demamnya semakin parah. Terbukti dengan rasa sakit di kepalanya yang semakin terasa. Padahal tadi pas dia menelepon Sena, rasanya tidak sesakit ini.

"Minum dulu teh madunya.."

Keanu hanya mengernyit saja. Dia memang tidak membenci teh, tapi dia tidak merekomendasikan teh sebagai minuman untuk diberikan kepada dirinya.

"Mama ngga tau sebanyak apa kamu minum kemarin.. Jadi ngga usah pake ngeyel sesekali kenapa sih??"

Keanu yang memang agak takut saat Deandra mulai meninggikan intonasi suaranya segera meraih cangkir yang masih terlihat mengepulkan asap. Memang seperti yang terlihat, teh yang dibawakan Mamanya itu memang masih panas, tapi lumayan juga setelah berada dikerongkongannya. Badanya terasa lebih hangat, bukan karena suhu badannya yang sekarang memang meningkat.

"Kamu ngga perlu mikirin apa yang dikatakan Papa soal rencana kuliah kamu di Amerika. Itu ngga akan berubah. Apapun yang terjadi.."

Jelas Deandra sambil menyuapkan bubur untuk Keanu dan mau tidak mau Keanu harus setuju saja daripada kena marah lagi.

"Tapi boleh Mama bilang sesuatu sama kamu.. Mungkin beberapa hal yang harus kamu tau dan inget selamanya dalam otak kamu.."

Keanu tampak menelan bubur yang baru saja disuapkan Mamanya itu bulat-bulat. Mengapa rasanya sekarang hawanya lebih horor daripada saat dia mendapat pukulan dari Papanya yang sukses membuat lebam di pipinya.

"Tolong.. Kamu tau kan alasan kenapa Papa bersikap keras kepada anak-anaknya, sekalipun disaat yang bersamaan dia juga menjadi sosok yang hangat untuk keluarga kita.. Terutama kamu, Key.. Kamu seharusnya tau kenapa Papa lebih keras ke kamu daripada sama yang lain..."

"... Kami sebagai orangtua, ngga akan melarang kalian ini itu segala macem. Kamu sudah membuktikan sendiri saat kamu masuk sekolah semaunya kamu sendiri.. Tapi barengi dengan sikap kamu untuk patuh terhadap peraturan yang kami buat untuk kalian. Semua larangan yang ada, karena kami sudah tau segala konsekuensinya. Kalian juga sudah tau, gimana kondisi kesehatan Papa sebelum operasi pencakokkan hati 1 tahun yang lalu dan apa penyebabnya.."

Deandra sedikit menghela nafas sebelum menyambung kembali apa yang ingin dia katakan kepada anak lelakinya yang ada dihadapannya sekarang.

"Kami tau.. Kalau kamu ngga akan minum minuman seperti itu dengan sengaja. Kami tau siapa kamu, Key.. Kami hanya ingin kamu tau, jika kami tidak akan mentoleransi setiap pelanggaran yang terjadi. Entah disengaja atau tidak. Mungkin ini sebagai salah satu pelajaran tambahan kamu sebelum kamu benar-benar kami lepas nantinya.."

Ucap Deandra sambil mengusap rambut Keanu ke belakang. Dia bahkan bisa merasakan jika saat ini Keanu sedang demam, terasa jelas ketika telapak tangannya menyentuh kening dari putranya itu, sekalipun anak lelakinya itu mencoba tersenyum kepadanya.

"Kamu ngga perlu menghindari Papa atau yang lainnya. Kalau kamu masih ngrasa harus minta maaf sama Papa, just say it.. Do you know?? Kamu memang terlalu mirip sama Papa.. Dibanding dengan Kal-El sekalipun.."

"Key terlalu keras kepala ya??"

Deandra pun mengangguk sambil tersenyum. Membenarkan apa yang diucapkan oleh Keanu. Sebenarnya bukan hanya Keanu saja yang keras kepala, karena pada dasarnya sifat yang diturunkan dari Rafa maupun dirinya kepada anak-anaknya yang paling menonjol adalah sifat keras kepalanya itu. Namun jika melihat bagaimana sikap dari Keanu, maka sikap keras kepalanya itu lebih mirip dengan Rafa ketimbang dirinya.

"Ya udah.. Kamu terusin makannya. Mama ambilin obat dulu.."

Keanu pun hanya mengangguk saja sambil menyendokkan kembali bubur kedalam mulutnya. Dia agak lega setelah mendengar penjelasan dari Mamanya. Meskipun membuat perasaannya sekarang agak mengharu biru, dirinya benar-benar lega karena orangtuanya tahu akan sebenarnya yang terjadi tanpa penjelesannya.

Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Mamanya, jika mungkin dirinya harus meminta maaf dari Papanya. Setidaknya dia tidak ingin berlama-lama terus mendapatkan sikap dingin dari Papanya.

****

Sena dengan senyumnya melihat Keanu sudah menunggunya di seberang pintu gerbang dengan setelan yang pastinya bukan gaya anak sekolah.

Sena pun segera menghampiri Keanu yang juga ikut mengembangkan senyumnya sekalipun tertutupi dengan masker yang dikenakannya.

"What has happened, Key??"

Sena agak panik ketika melihat lagi luka lebam di pipi milik Keanu. Lagi. Sudah kesekian kali dirinya melihat wajah Keanu terdapat luka seperti itu.

"Jangan bilang ini semua karena hasil acara clubbing tadi malem.."

"Ngga bener semua sih.. Tapi ada kaitannya juga.. Nanti aku jelasin.. Mending sekarang, kita masuk dulu.."

Terpaksa Sena menuruti perkataan Keanu. Lagipula dia juga tidak mau ribut ditengah jalan yang akan menjadi momen paling menyenangkan untuk para penggemar Keanu sekaligus haters dari dirinya.

"Kamu sakit??"

Keanu hanya menjawabnya dengan anggukan saja sambil mencium kembali telapak tangan Sena yang ada digenggamannya. Dia ingin irit bicara sebelum dirinya diharuskan untuk menjawab semua pertanyaan dari Sena tentang keadaannya sekarang.

"Kalau sakit, kenapa masih maksa buat jemput??"

"Pengen liat kamu.."

"Key, serius.."

"Aku juga serius.."

Sena akhirnya mengalah saja. Tidak ada gunanya memaksa Keanu, jika pacarnya itu dalam mode irit ngomong seperti sekarang. Ditatapnya luka lebam yang memang sudah membiru keunguan bertanda jika luka tersebut sudah agak lama terjadi. Tapi Sena juga khawatir dengan keadaan Keanu yang sepertinya juga demam. Sekalipun kelihatannya biasa-biasa saja, tapi tampak jelas dari genggaman tangan Keanu yang panas serta suaranya yang agak serak. Sedangkan wajahnya memang bertambah pucat dari biasanya.

****

Setelah pulang sebentar untuk ganti pakaian dan pamit kepada Mamanya, sampailah dirinya dan Keanu berada dikafe, tempat favorit selama berpacaran. Keanu pun mau tidak mau sedikit membuka masker yang dikenakannya dan membuat luka di wajahnya semakin terlihat.

"Janji ngga bakal marah sama aku??"

Ucap Keanu setelah menyedot vanilla latte pesanannya.

"Aku bakal marah kalau kamu ngga kasih penjelasan sekarang juga.."

Dengan sedikit menghela nafas, Keanu mulai menatap Sena yang nyatanya sekarang juga menatapnya tanpa ampun.

"Kemarin pas acara party, aku ngga sengaja minum dan ya.. Pulangnya kena tinjuan dari Papa.."

Sena belum mau berkomentar dulu. Dia yakin kalau masih ada kelanjutan dari penjelasannya Keanu.

"Kalau semisal rencana aku buat study di Amerika batal, karena hal ini.. Kamu seneng ngga??"

"Bicara apa sih kamu, Key?? Kamu kira aku bakal seneng kalau kamu ngga bisa wujudin salah satu keinginan kamu??"

"Kan berarti kita ngga perlu LDR-an.."

"Nope.."

Sena menggelengkan kepalanya dan balik menggenggam tangan Keanu yang tadi memegangnya.

"Kalau kamu udah gagal dalam wujudin keinginan kamu dan tanpa usaha apapun dari kamu buat perjuanginnya.. Trus apa masih ada harapan lagi buat aku?? Buat kamu perjuangin, kalau ada masalah yang buat kita harus pisah??"

"Kamu ngga perlu mikirin aku segitunya.. Selagi aku bisa usahain diri aku buat terus sama kamu, selama itu juga.. aku akan tetep buat kamu.. Dengan catatan kamu juga harus selalu buat aku.. Kita akan hadepin semuanya bersama.. Sampai salah satu diantara kita bilang 'menyerah'.. Tapi yang pastinya bukan aku yang akan bilang kata itu.."

Kata Sena dengan senyumnya

"Dan aku juga ngga akan pernah mengatakannya.."

Timpal Keanu dengan senyumnya juga yang bertanda mereka telah melewati sesi serius yang mereka bangun sebelumnya.

"Trus hubungan kamu sama Om Rafa gimana??"

"Mungkin kalau kita ketemu, aku mau minta maaf.. Bagaimanapun ini kesalahanku. Dan udah selayaknya mereka menyadarkanku, entah apapun caranya.."

Sena kembali tersenyum mendengar kata-kata Keanu yang menurutnya begitu dewasa.

"Bagus.. Ternyata pacarku ini benar-benar anak yang berbakti sama orangtuanya.."

Ucap Sena kemudian sambil mengusap kepala Keanu yang nampaknya tidak membuat Keanu marah, namun justru membuat Keanu bersikap jahil dengan sedikit menarik hidung Sena dan sukses membuat Sena tersenyum juga.

Sena percaya jika Keanu itu adalah sosok yang baik hati. Ya memang adakalanya dia bersikap sebaliknya, yang entah Sena tidak tahu alasannya, tapi yang pasti bukanlah hal yang akan merugikan orang yang ada disampingnya, seperti dirinya sekarang.

****