Chapter 22 - Part 22

*****

Keenan dengan senyum mautnya menatap Keanu yang memang awalnya serius bermain game diponselnya menjadi menatap kakaknya itu juga. Dia tahu arti dari tatapan penuh godaan itu yang akhirnya akan menjadi cobaan untuk hidupnya, jika Keenan menggunakan strategi pemaksaannya.

"Seriously?? Lo sama Sena??"

Tuh kan.. Bener.. Pasti Keenan akan menanyakan hal itu.

Bukannya Keenan akan menentang hubungannya dengan Sena. Dia justru akan mendukung. Sangat mendukung. Katanya daripada dirinya menjadi 'SERONG' akan lebiih baik jika Keanu memiliki seorang cewek dihidupnya. Siapapun itu. Tapi jangan memasukkan Mamanya, Aya dan yang pastinya Riris. Mereka dalam hitungan yang berbeda untuk hidupnya Keanu.

"Kenapa?? Ngga kasih restu??"

Keanu pura-pura tidak tahu dengan maksud dari Keenan yang ingin mendapatkan klarifikasinya secara langsung dari dirinya. Bukan dari apa yang dia lihat atau yang didengarnya.

"Kampret lo.."

Keanu langsung menggoyang-goyangkan jari telunjuknya sambil memberikan tatapan menggoda. Pastinya berhubungan dengan adanya larangan untuk mengucapkan bad words dirumah.

Keenan pun hanya mengangguk saja dan Keanu tersenyum puas, karena saat ini dirinya menang dari kembarannya tersebut.

"Dia mau kan diajak LDR-an??"

Keanu hanya mengangguk saja, karena memang dirinya sempat meminta pendapat dari Keenan soal perasaannya terhadap Sena. Bagaimanapun juga, Keenan beribu-ribu kali lebih mengerti tentang dirinya melebihi dirinya sendiri. Bahkan mungkin Keenan bisa mengalahkan orangtua mereka mengenai Keanu. Dan tanpa disadari, Keanu juga terlalu percaya terhadap Keenan.

"Makanya dicoba dulu.."

"Okay Okay, my big brother.. You always absolutely right.."

"Yes, I'm.."

Entah apa penyebabnya, justru Keenan dan Keanu malah tertawa memandang satu sama lain. Mereka berdua memang seperti mempunyai dunianya sendiri saat mereka hanya berdua seperti sekarang. Mereka memang sering bertengkar, terlalu sering malah. Tapi hal itu tidak akan bertahan lama. Mereka seperti tidak kuat jika harus mendiamkan satu sama lain. Terlebih jika Mamanya sudah tahu, permasalahannya bukan membuat mereka akur malah bertambah runyam.

"Gue serius sama dia, Kak.."

Keenan hanya menoleh ke arah Keanu untuk membiarkan Kenau melanjutkan kata-katanya.

"Ini pertama.. Dan gue ngga mau alay-alay an sekedar pacaran ngga jelas sama Sena.. Awalnya Sena keliatan ngga yakin, tapi ngga tau kenapa dia malah nekat belajar serius buat cinta sama gue.."

"Sena belum suka sama lo??"

Keanu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Membayangkan wajah Sena yang panik dicampur takut tapi menginginkannya juga dalam satu waktu. Wajah nano-nano dari Sena waktu itu masih melekat dengan pasti diingatannya.

"Bukan.. Sena suka sama gue. Tapi disaat gue yang awalnya nolak buat pacaran.. You know..."

"Ehem.."

Keenan menganggukkan kepalanya. Dia juga bingung mengapa seorang Keanu bisa berpikiran konservatif untuk urusan cinta-cinta. Ngga mau LDR-an dengan alasan takut komunikasi ngga lancar padahal ini sudah sama modern bukan primitif seperti buku pelajaran yang Keanu pegang sebelum dia datang mengenai zaman primitif, pacaran langsung serius.. Serasa untuk sekali seumur hidup dan masih banyak lagi alasan mengapa Keanu begitu kaku untuk alasan cinta. Seperti berbanding terbalik dengan idealisme mengenai kebebasan untuk hidupnya.

"Dia bilang kalau dia mau belajar serius cara mencintai gue dengan benar.."

"What the..."

Keenan melepas kacamatanya sekarang dan mengurut pangkal hidungnya yang terasa pas dengan ukiran bentuk dahinya.

Sedangkan Keanu...

Dia hanya terkekeh saja melihat wajah sebal dari Keenan. Dia tahu apa yang dipikiran Keenan mengenai dirinya saat ini.

"Key.. C'mon..."

"Tapi itu ngga penting lagi, Kak Keenan.."

Keanu memberikan senyum misteriusnya dan Keenan sudah terlanjur kesal terhadapnya.

"Kita sepakat buat jalani semuanya dengan apa adanya. Ya kalau semisal suatu hari nanti kita ngga jodoh.. Ya kita tinggal pasang badan aja buat ngadepinnya. Susah, tapi mau gimana lagi.. Seenggaknya kita masih punya banyak waktu membuat semuanya indah pada waktunya.."

"Jijik banget sih kata-katanya.."

Keanu hanya terkekeh saja mendapat sindirian seperti itu dari kembarannya. Dia sudah terlalu biasa menghadapi sikap dari Keenan seperti sekarang. Terlebih tidak semua orang dapat mengetahui sifat Keenan yang sesungguhnya.

"Gue ngga masalah.. kalian mau langsung serius atau cuma sekedar main-main. Gue cuma ngga mau lo nyakitin hati cewek.."

"Gue bukan kaya lo ya.. Catet itu.."

Sekarang giliran Keanu yang kesal dengan Keenan. Mengingat bagaimana sikap Keenan, dia tidak bisa membenarkan sikap dari cowok dihadapannya terhadap Riris ataupun Stella. Mereka berdua cewek yang ngga sepantasnya dipermainkan oleh Keenan. Sekalipun terkadang dia menikmati keadaan itu saat Keenan mempermainkan Stella, tapi tetap saja Keanu tidak pernah setuju akan hal tersebut. Dan dia tidak akan membiarkan Riris disakiti oleh Keenan lagi. Cukup kemarin dan itu sudah cukup memperkeruh suasana sampai dirinya terbawa-bawa. And see it.. Semua rencana awalnya mengenai Sena menjadi berubah total, tapi setidaknya tidak membuat dirinya kehilangan Sena.

"Gue ngga pernah bermaksud nyakitin mereka.. Terutama Riris..."

Ucap Keenan setelah menghela nafas dan Keanu masih menatapnya dengan tatapan interogasinya. Oh God.. Keanu seperti cocok untuk menjadi pengacara atau apapun yang berhubungan dengan hukum.

"Lo tahu faktanya gimana dan gue belum bisa lupain hal itu.."

"Tapi lo udah keterlaluan.."

Timpal Keanu dengan cepat.

Padahal rencana awal Keenan mau menggoda Keanu soal Sena. Tapi mengapa sekarang malah dirinya yang disudutkan oleh Keanu.

"Iya.. Gue udah keterlaluan, tapi gue ngga bisa lupain gitu aja.."

"Itu tandanya lo terlalu sayang sama Riris.."

"Dan gue takut, jika rasa kecewa ini malah buat gue lakuin hal yang nyakitin bagi Riris. Dia udah cukup terluka dengan besar tanpa kasih sayang ibu. Dan gue ngga mau menjadi orang yang nyakitin dia.."

"Tapi faktanya beda, Kak Ken.. Lo.. Arrgghhh.."

Keanu sekarang kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa meluapkan emosinya kepada Keenan. Selalu begitu dan terkadang membuat Keanu kesal sendiri seperti sekarang.

"Gue tau.. Tapi ini jauh lebih baik daripada gue balas dendam akan semua yang pernah dia lakuin ke gue.."

Keanu tidak menanggapinya lagi. Bukankah yang dilakukan Keenan sekarang memang acara balas dendam terselubungnya dengan alibi dia tidak mau menyakiti Riris. Dia tahu pokok permasalahannya, tapi dia memang sengaja membiarkan Keenan menyelesaikan urusannya dengan caranya sendiri. Itu jauh lebih baik, karena Keenan tidak pernah membiarkan seorangpun menyentuh batas privasinya tanpa izinnya, sekalipun itu Keanu.

****

"Kita mau kemana sih??"

Sena agak sebal dengan Keanu.

Keanu itu ternyata masih membawa sifat bossy-nya itu. Bahkan setelah 6 bulan pacaran. Mengatur Sena inilah, itulah.. Kepo berat dengan aktivitas dari Sena. Jujur sih, Sena suka dengan sifatnya Keanu yang perhatian terhadap dirinya seperti itu, tapi terkadang lebih menjurus berlebihan dan sedikit overprotective sekalipun terkadang hal itulah yang menyebabkan mereka sering berujung dengan bertengkar kecil. Sena hanya bisa memakluminya saja, karena memang Keanu sudah dididik sejak awal dengan kebebasan seperti itu, tapi dengan segala aturan yang ada dirumahnya. Mungkin dirinya dan Keanu adalah kombinasi yang berlebihan. Keanu yang keras kepala dan dirinya yang keras kepala juga ditambah dengan kontrol emosi yang kurang. Sena juga sadar, jika dalam hubungan mereka saat ini, sebenarnya Keanu memainkan peran yang cukup baik dengan segala kesabarannya dan mau mengalah dikondisi tertentu. Pastinya itu membantu kelancaran hubungan mereka sampai detik ini.

"Mumpung masih liburan sekolah.. Kan tinggal seminggu lagi masuk sekolahnya??"

Sena mangut-mangut saja, mengiyakan pernyataan dari Keanu tadi. Namun sejurus kemudian dia berkata lagi.

"Kita ngga kerumah kamu kan??"

Tangan Keanu yang awalnya memegang persneling mobil mengusap tengkuknya. Mengapa Sena seperti mengerti tujuan mereka. Padahal mereka masih berada disekitaran kompleks perumahannya Sena.

"Bukan rumahku.. Tapi rumah orangtuaku.."

"Sama aja.."

Entah sejak kapan mereka mulai berbicara aku-kamu. Bagi mereka itu jauh lebih lebih lebih baik daripada dengan panggilan sayang, seperti baby, sayang, cinta, papa-mama, ayah-bunda dan sebagainya yang membuat Sena maupun Keanu jijik sendiri mendengarnya. Tapi aku-kamu juga pertama kali untuk Sena, karena lain halnya saat Sena masih berpacaran dengan Ilham. Ada kata sayang, namun masih lo-gue. Rasanya aku-kamu lebih mengayomi diri mereka satu sama lain.

Sena memberenggut kesal, tapi saat itu juga bibirnya tertarik membentuk sebuah senyum diwajahnya. Dia begitu sadar, bagaimana Keanu membawa hubungan mereka sampai sejauh mana. Tapi sikap gentleman dari Keanu saat meminta izin orangtuanya untuk memacari dirinya masih terbayang dipikirannya. Bahkan Ilham sekalipun tidak pernah berbuat demikian. Sedangkan Keanu dengan segala sifatnya yang sering up&down itu yang membuat Sena juga ikutan mengimbangi sikap yang ditunjukkan Keanu selama menjadi pacarnya.

"Ini bukan acara pertemuan keluarga kan??"

Keanu tersenyum sambil melirik Sena sekilas yang ternyata juga ikut menatapnya.

"Bukan.. Cuma party kecil-kecilan.."

"Beneran ya.."

"He'em.."

Sekalipun masih keras kepala, tapi Keanu mulai sedikit melunak saat yang diajaknya berperang dingin adalah Sena. Dia bisa saja meladeni kemarahan Sena terhadapnya saat ada masalah, tapi Keanu juga bukan tipe orang yang suka merayu saat Sena sudah terlanjur mendiamkannya. Dia tidak bisa berbasa-basi, sekalipun terhadap Sena. Makanya dia lebih suka mengalah saat Sena sudah mulai keras kepala dan tidak bisa diajak kompromi. Dan saat situasi mulai bisa dikendalikan, Keanu akan dengan sabar meluruskan dan menyelesaikan semua masalah yang ada dengan kepala dingin bersama Sena.

"Siapa aja yang ada disana.."

"Ya biasalah.. Papa, Mama, Kak Ken, Kal-El sama Aya.."

"Ngga ada yang lain??"

Tanya Sena sesaat setelah tangannya diraih dalam genggaman tangan Keanu.

"Paling Riris sama Om Leo.. Kalaupun ada tambahan lain, paling cuma Stella.."

"Stella??"

"Calm down, bae.."

"Ngga usah pake 'bae'.."

Keanu memang sengaja menambahkan embel-embelan 'bae'. Membuat Sena kesal itu sebenarnya menjadi kesenangannya tersendiri. Asalkan kekesalan itu tidak menjadi-jadi. Kalau berkelanjutan, dia sendiri yang repot.

"Stella kan miliknya Kak Ken.. Aku masih padamu kog, ARSENA BELLATRIX.."

Ucap Keanu dengan menekankan nada suaranya saat mengucapkan nama lengkap Sena. Satu hal lagi yang sangat disukai Sena saat Keanu menyebut nama lengkapnya yang membuatnya seketika tidak jadi marah. Dan sialnya, Keanu mengetahui hal ini.

"Kalau udah ngga.. Mau berpaling ke Stella??"

Sena sengaja menarik tangannya dari genggaman Keanu dan melipat tangannya ke dadanya. Berpura-pura kesal pada cowok yang ada disampingnya ini, padahal dalam hati dia sedang senyum ceria.

"Maunya gitu?? Padahal aku maunya serius sama kamu aja loh.."

"Apaan sih.."

Akhirnya Sena menggeplak bahu Keanu. Sekalipun tidak terlalu keras, namun karena dasarnya Keanu ingin menggoda Sena, makanya dia pura-pura meringis kesakitan. Sena hanya tersenyum saja dan memilih untuk meraih tangan Keanu yang bebas dan diberi kecupan singkat disana.

Keanu segera melirik sekilas dengan tatapan tidak percaya kepada Sena. Baru pertama kali ini Sena melakukannya untuk dirinya. Selama mereka berpacaran pun, Keanu juga hanya berani sekedar gandengan tangan atau sekedar memeluk Sena. Kalaupun lebih itu hanya mencium pipi saja yang bahkan masih bisa dihitung dengan jari.

"Sekali-kali.. Ngga papa, kan??"

Sena balik tersenyum kepada Keanu. Ini salah satu hal yang membuat dirinya tambah menyukai Keanu, karena cowok yag berstatus sebagai pacarnya ini, selalu bisa melakukan hal-hal untuk menjaga dirinya atau sekedar menghargainya sebagai seorang perempuan. Dia pernah berkata, jika sudah sewajarnya jika dirinya harus bisa menahan apapun yang ingin dilakukannya pada Sena meskipun itu hanya sebuah ciuman. Sena itu begitu berharga untuknya dan sudah seharusnya dia menjaga hal yang berharga itu.

****