Chapter 19 - Part 19

*****

"Karena Sena??"

Celetuk Keenan yang sudah tidak sabar menunggu jawaban yang sebenarnya dari Keanu.

Keanu bukanlah tipe orang yang pintar mencari alasan. Dia tipe orang yang lebih suka mengatakannya dengan terus terang tanpa ditutup-tutupi. Tapi untuk kali ini, Keanu serasa ingin membebaskan diri dari alasannya untuk tidak masuk sekolah. Jika tebakannya memang benar, mungkin Keenan bisa menyimpulkan sesuatu dari sini yang pastinya itu adalah hal langka sudah terjadi dalam hidupnya Keanu.

"Urus permasalahan lo sendiri.. Jangan libatkan gue lagi dalam urusan antara lo sama Riris.. Okay??"

"Kog malah bahas urusan gue??"

Keenan tahu jika Keanu tidak ingin membahas masalahnya lebih lanjut. Tapi haruskah dia menyambungkannya dengan permasalahan antara dirinya dan Riris.

"Kalau lo ngga mau gue ikut campur mending lo juga ngga ikut campur untuk kali ini.."

Ucap Keanu meninggalkan Keenan didalam kamarnya sendiri. Bahkan dia tidak menghiraukan panggilan dari Mamanya sama sekali. Dia hanya bisa menghela nafas saja ketika dia menyadari, jika kunci kendaraan yang ada digenggaman tangannya sekarang adalah kunci motor, karena untuk mobil sendiri yang biasa dia hunakan bersama Keenan secara otomatis berada dibawah kendali Keenan. Segera dilajukan motornya meninggalkan rumah entah kemanapun itu.

****

Seminggu ini, Sena masih dengan acara galau ria-nya. Dia bertambah stress ketika dia harus selalu diinterogasi oleh Robbi menanyakan keberadaan Keanu. Sena heran sendiri, mengapa teman-temannya Keanu itu tidak menanyakannya secara langsung atau berkunjung kerumahnya Keanu. Mengapa justru dirinya yang dibuat gila karena Keanu yang tidak sekolah. Bukankah itu sudah menjadi tabiatnya dulu, sebelum cowok rese itu minta antar-jemput dirinya.

"Ngga papa kan, kalau gue ngga jadi nemenin beli bukunya??"

Fita berusaha memastikan, jika Sena baik-baik saja setelah dirinya malah membatalkan janji mereka berdua secara sepihak ditengah suasana hati sahabatnya itu yang lagi naik-turun secara drastis.

Sena hanya mengangguk saja sambil memberikan tanda 'OK' dengan tangannya. Dia memang sebal dengan Fita yang tidak jadi menemani dirinya untuk sekedar jalan-jalan. Membeli buku hanyalah alibinya saja untuk main-main setelah pulang sekolah. Jika bisa, sekarang juga dia ingin mencuci otaknya agar pikirannya tentang Keanu hilang seketika.

"Gue sayang sama lo.. Kapan-kapan gue pasti nemenin lo.. Bye, Sena.."

Ucap Fita setelah merangkul Sena dan diakhiri dengan melambaikan tangannya. Sena membalas lambaian tangan tersebut dengan lesu sebelum dia juga meninggalkan kelas. Dia hanya berharap semoga dirinya tidak bertemu siapapun yang bersangkutan dengan Keanu.

"Sena.."

Panggil seseorang yang memiliki perawakan sama dengan Keanu, andai saja Sena tidak terlalu hafal, jika rambut diantara kedua cowok kembar itu berbeda. Sena sudah terlalu mengingatnya diluar kepala.

"Gue harap, lo mau antar-jemput Key lagi.."

Kata Keenan tanpa basa-basi, namun dari ekspresinya terlihat jelas jika Keenan terpaksa melakukannya. Jangan bilang jika ini semua Keenan lakukan, karena permintaan aneh dari kembarannya itu.

"Keanu ngga pernah minta ini sebelumnya.. Ini murni.. Inisiatif dari gue sendiri sebagai kakaknya. Gue ngga bisa biarin dia ngga masuk sekolah tanpa alasan.."

Jelas Keenan segera, agar Sena tidak salah paham.

Sedangkan Sena semakin tidak mengerti, mengapa semua orang seperti menyangkut-pautkan dirinya sebagai alasan Keanu tidak masuk sekolah. Bukankah sudah hal yang wajar, jika Keanu tidak masuk sekolah beberapa waktu. Bahkan semester kemarin saja, Keanu terancam dikeluarkan dari sekolah andai nilai kenaikan kelasnya itu berada dibawah rata-rata.

"Dia emang terbiasa.. Suka meliburkan diri dirumah. Tapi kita sekeluarga bahkan temen-temennya tau alasannya dibalik semua itu. Tapi untuk kali ini berbeda dari yang biasa dilakukannya.."

"Apa bedanya?? Dia masih sama kan, seorang Keanu yang lebih sering absen sekolah daripada masuk?? Tapi beruntungnya, dia itu punya otak cerdas.. Makanya dia dapat keistimewaan disekolah ini.."

Sena tidak ingin melibatkan dirinya dengan Keanu lagi. Apapun alasannya. Meskipun Keanu masih menganggapnya sebagai 'Babunya'. Sena tidak peduli lagi. Sudah cukup kesabarannya sampai detik ini dalam menghadapi sikap dari Keanu dan dia tidak menginginkannya lagi.

Keenan hanya bisa terdiam saja saat Sena pergi meninggalkan dirinya. Dia ingin mengatakan semua yang dia ketahui mengenai Keanu kepada Sena. Tapi itu semua bukanlah haknya. Dia tidak ingin dengan lancang mencampuri kehidupan dari kembarannya itu, sekalipun dia ingin agar keadaan tidak semakin absurd. Tapi bukankah jika dia mengatakannya pada Sena, berarti dia malah memperkeruh suasana karena telah mendahului apa yang seharusnya Keanu lakukan untuk dirinya sendiri.

Keenan hanya bisa mengacak rambutnya dengan kesal. Jika saja Keanu tidak marah-marah padanya tempo hari yang lalu, sudah bisa dipastikan dia akan mengatakan semuanya kepada Sena. Mengatakan jika Keanu menaruh hati kepada 'Tukang ojek tersayangnya' itu.

****

Kabar Keanu sekarang??

Dia baik-baik saja, jika pertanyaan itu berkaitan dengan kondisi fisiknya.

Sedangkan hatinya...

Mungkin baik-baik saja. Atau mungkin malah sebaliknya?? Keanu tidak dapat memastikannya. Dia hanya berusaha mengembalikan pikiran idealisme yang dianutnya selama ini. Dia hanya ingin menikmati hidupnya.

Pandangan matanya sekarang ini, tanpa bisa teralihkan sedikitpun tertuju pada seseorang yang sukses mengacak-acak ideologi hidupnya. Sena.

Tapi... Bersama dengan Ilham.

Ya, Keanu tidak mungkin salah lihat. Dia memang belum pernah bertemu dengan Ilham sebelumnya. Tapi dia sudah melihat bagaimana rupanya lewat foto postingan instagram-nya Sena dan dia menyakininya.

Tapi bukankah mereka berdua sudah putus, seperti yang dikatakan ketiga sahabatnya itu. Apa yang dikatakan Keenan itu benar, jika Sena dan Ilham itu hubungannya sering putus nyambung seperti Keenan dan cewek plastiknya. Apakah candaan dari Robbi menjadi nyata sekarang, jika Sena sudah balikan lagi dengan Ilham dan dirinya harus mundur dengan terhormat bahkan sebelum dirinya mulai untuk berjuang.

Keanu memutuskan untuk mengikuti kemana Sena dan Ilham pergi.

Toko Buku.

Bukannya Keanu alergi. Keanu sendiri pernah mengunjungi toko buku bersama dengan Keenan maupun dengan kedua adiknya. Bahkan bersama Sena pun, dia pernah ke toko buku. Tapi sekarang, Sena dan Ilham memilih tempat kencannya adalah toko buku. Dia tahu, jika Ilham itu siswa terpintar disekolahnya. Tapi haruskah tempat kencan mereka berdua harus berunsur ilmu pengetahuan.

"Hell.."

Gerutu Keanu merasa dirinya tidak layak jika harus bersaing dengan Ilham.

"Kalau cuma kaya gini.. Gue itu ada di beberapa level jauh kedepan, daripada cowok kampret yang lebih perhatian sama buku ketimbang sama cewek.."

Keanu masih setia dengan acara mendumelnya sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Ken.."

Keanu membalikkan badannya dan berkerut setelah mengetahui siapa yang memanggilnya dengan nama 'Ken'. Dia tahu, jika Keenan itu memang lebih terkenal dikalangan kutu buku daripada dirinya yang dikenal sebagai pembuat onar.

"Key.."

Sena yang niat awalnya ingin menyusul Ilham, malah kaget dengan siapa dirinya bertemu sekarang. Orang yang sudah berhari-hari ini menjadi DPO dan dirinya yang dikejar untuk dimintai konfirmasi mengenai orang yang bersangkutan, ada di toko buku. Bertemu secara tidak kebetulan.

Sedangkan Ilham memperhatikan Keanu dan Sena yang pandangannya saling terpatri satu sama lain tanpa mempedulikan jika diantara mereka berdua ada Ilham.

"Gue ada disini, buat ngisi waktu liburan.."

Ucap Keanu mencoba menjelaskan apa yang dilakukannya sekarang.

"Liburan??"

Celetuk Ilham merasa ada yang salah dengan ucapan Keanu. Ini hari Rabu dan bukan hari libur. Tapi apa yang baru saja dikatakan orang yang masih dianggapnya sebagai saingan lombanya itu.

"Sorry.. Gue bukan 'Ken'.. Gue Key.. Keanu Aliendra. Adik dari Keenan Achalendra atau lebih tepatnya kembarannya Ken.."

Keanu mengerti dengan Ilham yang pasti salah paham dengan menganggapnya sebagai Keenan. Dia tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, seperti saat lomba memanah dimana dirinya yang malah dipanggil 'Ken'. Toh dirinya dan Keenan juga sama saja sebenarnya dari segi fisik maupun sifat. Namun Keenan terbungkus dengan sikap cool-nya. Sedangkan dirinya, dia tidak mau memperjelasnya. Toh semua orang yang mengenal dirinya dan Keenan pastilah sudah tahu.

"Okay.. silahkan lanjutkan acara kalian. Gue pulang dulu.."

Kata Keanu dan dia berbalik menuju pintu keluar sambil menikmati es Thai Tea-nya.

Sedangkan Sena yang sedari tadi hanya terdiam setelah melihat Keanu ada dihadapannya, semakin terdiam saat melihat punggung dari cowok yang beberapa waktu ini sukses menguasai pikirannya hanya untuk memikirkannya saja. Ada sesuatu yang kurang saat Keanu yang biasanya selalu menjahili dirinya disetiap ada kesempatan, malah terkesan mengabaikannya saat mereka bertemu kembali hari ini.

Sena tahu bahwa mereka tidak pernah mempunyai hubungan yang spesial. Bahkan hubungan sebagai 'TEMAN' pun, Sena meragukannya. Karena selama ini dia menganggap dirinya sebagai tukang ojek pribadi dari Keanu dan membentuk sebuah persepsi jika Keanu pun juga menganggapnya demikian. Namun mengapa sekarang hubungan mereka berdua sedingin es kutub selatan yang tidak pernah tersentuh.

****

Sena tidak percaya dengan pemandangan di pagi harinya yang terpampang nyata dirumahnya sekarang. Setelah sepanjang malam tadi, dia tidak bisa tidur. Tapi sekarang, alasan yang membuatnya terus berpikir apa yang sekarang terjadi dalam hatinya malah ada dihadapannya sekarang. Memberikan senyum terbaiknya seperti biasa, seperti tidak ada tragedi diantara mereka.

"Morning.."

Sena mengerjabkan matanya tidak percaya. Keanu yang kemarin sebeku daging ayam dalam freezer, malah sekarang tersenyum lembut. Apakah es itu sudah mencair hingga jati dirinya sudah kembali pada bentuk semula.

"Dijawab dong sapaan dari Key.. Malah terpesona kaya gitu.."

Sena menelan salivanya dengan susah payah. Bahkan disaat orangtuanya dan Keanu saling melempar candaan, pikirannya masih terpusat mencari alasan Keanu bisa ada dihadapannya sekarang.

Setelah mereka berdua pamit untuk berangkat sekolah. Keanu dengan berani meraih tangan Sena yang terasa kecil ditelapak tangannya yang membuat Sena berjengit kaget.

"Hari ini bawa motor gue. Soalnya mobil dibawa Kak Ken.."

Sena hanya mengangguk saja seperti anak ayam yang patuh kemanapun induknya pergi. Bahkan Keanu memakaikannya helm.

"Terserah mau pegangan atau ngga.. Tapi jangan salahin gue, kalau nanti lo nyungsep ditengah jalan pas ada lubang.."

Sena kembali mengangguk dan dia memilih untuk memegangi jaket yang Keanu kenakan.

Keanu membiarkannya saja. Bahkan dalam perjalanan mereka hanya ditemani suara bising dari kendaraan lain. Sena masih terlalu terpaku dengan keadaan sekarang, karena sedari tadi dia hanya menatap punggung lebar dari Keanu.

Sena pernah ada diposisi yang sama seperti sekarang. Tapi mengapa sekarang rasanya berbeda. Ada rasa yang lebih istimewa daripada yang pernah terjadi sebelumnya.

"Apa lo bakal stay terus kaya sekarang??"

Sena segera melepas helm-nya setelah dia menyadari jika mereka sudah sampai disekolah.

"Thanks, Key.. Buat tumpangannya.."

Sebelum Sena melarikan diri, meninggalkannya. Keanu segera meraih lengan Sena. Tanpa berkata apapun, dia mengajak ketempat favoritnya yang ada disekolah. Atap sekolah.

Keanu berusaha untuk menghirup oksigen sebanyak yang bisa ditampung oleh paru-parunya. Dihembuskannya dengan perlahan yang tanpa dia sadari membuat Sena malah tegang memikirkan apa yang akan terjadi.

"Gue ngga tau.. Gue harus bilang ini darimana.. Atau caranya gimana.. Just, let me to say.. I like you.."

****