Chapter 16 - Part 16

*****

Keanu masih menahan amarahnya, meskipun dengan Sena yang ada disampingnya untuk mengobati luka yang ada disudut bibirnya. Dilihatnya ekspresi dari Sena yang tidak seperti biasanya. Apa dia takut dengan kelakuannya tadi. Bahkan itu belum ada apa-apanya, jika Keanu memang serius untuk menghajar Reza dengan kekuatan penuhnya.

"lo takut sama gue??"

Sena nampak menghela nafas panjang, meneruskan kegiatannya tadi.

"Itu baru pemanasan loh tadi.. Coba kalau tadi ada ditengah lapangan, pasti tambah seru.."

Sena yang sebenarnya begitu gemas dengan sikap Keanu yang menganggap semua hal menjadi enteng, memilih untuk menekan luka yang diobatinya tadi.

"Argghh, Arrgghh.."

Keluh Keanu dengan menatap heran Sena yang membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari cewek yang ada dihadapannya tersebut.

"Katanya baru pemanasan. Baru ditekan kaya gini aja udah teriak.."

Sekali lagi Sena menekan luka tersebut lebih keras dan kali ini berhasil membuat Kenau benar-benar meringis kesakitan.

Sena pun sekarang beralih untuk mengobati tangan Keanu. Terdapat bekas luka yang pasti hasil dari adu jotos dengan Reza tadi. Keanu nampak diam saja kali ini, karena dia tidak mau lukanya bertambah nyeri hasil dari perbuatannya sendiri.

"Thanks.."

Ucap Keanu melihat Sena merapikan peralatan yang digunakannya tadi untuk mengobati lukanya.

"Bisa ngga sih, lo itu ngga usah ladenin sikapnya Bang Reza??"

"Dia sendiri yang cari gara-gara.."

"Tapi bisa menghindar, kan??"

Keanu malah tertawa mendengar gerutuan Sena sekarang. Dia tidak menyangka jika tukang ojek pribadinya itu sangat peduli terhadapnya. Dia pun segera mengusap puncak kepala Sena yang langsung ditepis oleh pemiliknya.

"Gue bukan anak anjing.."

"Siapa juga yang anggep lo anak anjing??"

"Oiya.. Gue kan babu lo.."

"Itu tau.."

Sena segera berdiri dari duduknya sekarang yang membuat Keanu saat itu juga mencekal telapak tangannya. Sena hanya menatap Keanu dengan tatapan bertanya 'Apalagi??'.

"Disini aja dulu.."

Kata Keanu yang lebih mirip dengan kata perintah untuk Sena.

"Udah masuk.."

"Bolos sekali ngga papalah.."

"Emang lo kira gue kaya lo?? Yang sukanya tidur pas pelajaran??"

"Tau banget sih?? Stalking-in gue ya??"

Tanya Keanu dengan rasa percaya dirinya yang overdosis seperti biasa. Sena mendengus sebal, karena cowok yang masih stay dengan aksinya mencekal lengannya itu malah memberikan cengiran kepada dirinya.

Setelah berpikir beberapa detik, akhirnya Sena memilih untuk menuruti perkataan dari Keanu. Lagipula mata pelajaran sekarang adalah Matematika dan hari ini dia sangat merasa bosan untuk mengikuti jam pelajarannya.

"Good girl.."

Keanu tampak sumringah melihat Sena yang memilih untuk kembali ke tempat duduknya tadi. Sekarang ini, mereka berdua ada di atas gedung sekolah mereka. Tempat teraman untuk siswa membolos, selain taman belakang sekolah.

Keanu menikmati langit yang nampaknya memilih untuk menutup sinar matahari dengan awan gelapnya. Hal yang begitu menyejukkan suasana hatinya yang baru panas tadi.

"Key.."

Sena menatap Keanu yang masih asik dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Are you okay??"

"Yes, I am.."

Kini giliran Keanu yang menatap Sena yang ternyata juga masih menatapnya.

"Sebenernya apa sih yang buat Bang Reza itu suka cari gara-gara sama lo??"

"Emang lo mau apa kalau tahu apa yang dipengen Bang Reza dari gue??"

Tanya Keanu masih setia melihat Sena dengan senyumnya meskipun rasanya agak ngilu untuk melakukannya mengingat luka sobek yang dideritanya sekarang.

"Ya kalau gue bisa bantu selesain urusan kalian berdua, ya gue bakal lakuin.."

"Emang gue tipe cowok yang berlindung dibawah ketek seorang cewek??"

"Bukan gitu, Key.."

"And then??"

Sena menghela nafas sebentar. Menghadapi Keanu itu butuh tenaga ekstra, kalau tidak mau terpancing emosi. Keanu itu terlalu pintar memainkan psikologis seseorang. Termasuk dirinya.

"Ya gue kan Ketua OSIS, siapa tau cowok tipe kaya Bang Reza itu bakal menghargai hal itu.."

Jawab Sena dengan cengiran. Dia sendiri ragu dengan jawabannya. Merasa aneh jika dia malah menawarkan diri menjadi tameng untuk Keanu. Dia merasa benar-benar berniat menjadi budaknya Keanu selama mungkin.

"Aduh.. Tukang ojek gue peduli banget sih sama gue.. Sampai segitunya mau nglindungin gue.."

Sena segera menyuarakan sumpah serapahnya tanpa suara. Sedangkan Keanu hanya terkekeh melihat kelakuan Sena sekarang.

"Cukup Kak Ken aja yang bersih-bersih kelakuan gue disekolah dan terimakasih atas tawarannya. Mungkin gue akan pertimbangin tawaran lo tadi, kalau suatu hari nanti Kak Ken ngga kuat jadi tameng gue lagi.."

"Dasar cowok ngga tau diri.."

Gerutu Sena, karena merasa Keanu itu memperalat Keenan untuk mengatasi tingkah lakunya.

"Udah tugas dia sebagai kakak untuk melindungi adiknya.."

Ucap Keanu sebagai pembelaannya.

Keanu langsung merangkul bahu Sena yang membuat tubuh Sena seketika itu juga menjadi kaku.

"Ngga papa kan, kalau gue peluk kaya gini?? Atau lo takut baper sama gue??"

Sena langsung mengangguk dan menggelengkan kepalanya segera setelah mendengar pertanyaan Keanu yang membingungkan otaknya. Keanu kembali tertawa karena ulah dari Sena. Dia memang jarang memperlakukan cewek seperti yang dilakukannya terhadap Sena. Kalaupun ada paling hanya Riris yang sudah dianggapnya seperti Aya, adik perempuannya yang pasti akan menggerutu sebal setelah Keanu menjahili Riris maupun Aya.

****

"Gimana sama persiapan lombanya?? Udah siap??"

Tanya Keenan sembari memberikan air mineral kepada Keanu. Hari ini dia memilih Keenan untuk menunggunya pulang, karena ada hal yang harus dibelinya dan tidak mungkin menyuruh Sena untuk menunggunya pulang dari latihan. Sekalipun dia bisa memaksa Sena untuk melakukannya, tapi dia tahu jika Sena juga sibuk untuk mengurusi kesiapan sekolah mereka yang akan menjadi tuan rumah untuk acara lomba memanah tingkat SMA.

"Fine.. Emang awalannya rada kaku, tapi udah balik lagi kog keahlian gue.. Calm down, my bae.."

Keenan langsung menepis tangan Keanu yang bermain-main di dagunya. Dikiranya dia apaan. Sudah beruntung dia mau menunggui Keanu sampai selesai latihan. Untung dia juga memiliki kesibukkan lainnya, jika tidak.. Mungkin dirinya sudah ditumbuhi jamur dimana-mana, karena saking lamanya menunggu kembaran bawelnya ini.

"lo udah baikkan sama cewek plastik??"

Tanya Keanu sambil mengenakan seatbelt dan dibalas anggukan oleh Keenan sebagai jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Ngga kasian sama Riris??"

"She's fine without me.."

Jawab Keenan yang melajukan mobilnya seperti siput, karena waktu pulangnya mereka berbarengan dengan jam pulang kantor.

"Jangan terlalu banyak ujiannya, kalau lo ngga mau dia bosen dan berbalik arah.."

"Trus hubungan lo sama Sena, gimana?? Bakalan stuck dengan lo nganggep dia jadi babu??"

"Kebiasaan.."

Keanu terlalu hafal dengan kebiasaan Keenan yang selalu mengalihkan pembicaraan, jika dirinya mulai membicarakan soal Riris. Keanu benar-benar tidak mengerti dengan cara berpikir dari Keenan. Cinta tapi malah pacaran sama cewek lain. Trus kalau Riris mulai deket sama cowok lain, dia sendiri yang kelimpungan pengen misahin Riris dengan cowok tersebut. Emang Keenan itu siapa sih sampai dia berhak melakukan itu semua.

Kembarannya??

OK, Keanu memang tidak meragukannya lagi. Terbukti, karena mereka berbagi wajah tampan yang sama dengan otak yang sama pintarnya, sekalipun dengan sifat yang bertolak belakang dipermukaannya saja. Karena kalau sudah mengenal mereka berdua, sebenarnya Keenan itu sama saja dengan Keanu. Hanya saja Keenan itu, seperti pemecah kebuntuan dari masalah sedangkan dirinya adalah pencipta dari kebuntuan tersebut.

"Don't be regret, if she choose to walking away of your life.."

Keenan hanya menghela nafas saja dan melajukan mobilnya kembali. Hanya Keanu lah yang tahu apa yang dipikirkannya selama ini terhadap Riris. Tapi sepertinya, Keanu juga mulai bingung dengan jalan pikirnya saat ini.

****

Sena dengan gugup memberikan botol minuman berisi orange juice kepada Keanu. Dia sendiri juga bingung, kenapa dia bertingkah seperti ini. Dia memang masih anak SMA dan masih wajar jika dia bersikap ababil. Tapi kenapa juga harus dengan Keanu. Cowok yang berhasil memperbudak dirinya hampir satu semester ini.

"What??"

Ucap Keanu sambil menggoyang-goyangkan botol yang diberikan Sena untuknya.

"Orange juice.. Mama yang bawain pas beliau tau kalau lo hari ini mau lomba.."

Keanu memberikan tatapan menyelidik kepada Sena. Dan terkekeh beberapa detik kemudian.

"Yakin ini titipannya Tante?? Bukannya ini dari lo??"

"Ishhh.. Kalau ngga mau ya udah.. Siniin.."

Sena merebut botol yang diberikannya dari tangan Keanu. Dan tumben Keanu tanpa berusaha untuk mengusilinya terlebih dahulu, menyerahkannya dengan mudah.

"Ya udah.. Nanti botolnya jangan lupa dibawa pas lo liat lomba gue.."

"Siapa juga yang mau liat.."

"Ini bukan urusan lo mau atau ngga.. Tapi ini perintah dari gue dan kewajiban lo buat jalaninnya.."

Sena manyun saja mendengar ucapan dari Keanu. Seharusnya dia sudah mengantisipasi sikap baik dari Keanu yang tidak pernah diberikannya secara cuma-cuma.

"Ngga usah manyun.. Kaya baru pertama kali aja.."

Sena semakin mendelik sebal, karena Keanu sudah menarik hidungnya dan pergi begitu saja setelah melakukannya.

Keanu hanya tersenyum saja membayangkan bagaimana sikap dari Sena. Dia jadi tidak sabar, apakah Sena benar-benar akan menuruti permintaannya tadi atau tidak mengingat Sena juga sibuk sebagai panitia.

****