*****
"Key.."
Keenan sudah mulai kesal, karena seseorang yang sedari tadi masih stay dengan tidurnya tidak kunjung bangun juga. Dia mulai curiga jika Keanu itu mulai kembali dengan kebiasaannya. Mulai meliburkan diri dirumah.
"Kak Ken.."
Panggil Kal-El sudah ada diambang pintu kamarnya Keanu. Dia menatap datar bagaimana suasana kamar yang disinggahinya sekarang. Keenan dengan aura horornya karena menahan rasa kesalnya. Sedangkan Keanu masih memiliki mimpi yang indah didunianya sendiri hingga dia tidak menghiraukan siapapun yang ada didekatnya sekarang. Mungkin jika ada gempa bumi, bisa dipastikan Keanu tidak akan menyadarinya.
"Udah.. Kata Mama tinggal aja Kak Key.."
Disaat Keenan sudah sampai diposisi yang sama dengan Kal-El, Deandra ternyata sudah menyusul mereka berdua, memastikan jika salah satu anak kembarnya itu sudah siap kesekolah. Minimal sudah bangun dari tidurnya.
"Belum bangun juga, Kak Key-nya??"
"Mama aja deh yang ngurus.. Dia kan paling takut sama Mama.."
Deandra hanya tersenyum saja mendengar apa yang dikatakan anak tertuanya.
Emang kalian itu ngga sama aja..
Keenan dan Kal-El segera turun menuju meja makan yang ternyata sudah ada Aya ditambah dengan dua member tambahan.
"Kak Key.."
Kata Deandra sambil tersenyum, karena reaksi yang ditunjukkan oleh Keanu yang hanya mangut-mangut saja dengan mata yang masih tertutup.
"Do you want extra-holiday??"
Keanu kembali menganggukan kepalanya, mengiyakan apa yang baru saja didengarnya.
Jika Deandra saat seperti ini hanya bisa menghela nafasnya dan tidak bisa memaksa Keanu untuk tetap berangkat ke sekolah. Tapi beda untuk kali ini. Dia memiliki senjata rahasia yang dia yakini bisa mengubah keputusan Keanu yang ingin meliburkan diri dari sekolah, seperti kebiasaannya yang sudah lama tidak muncul.
"Sena lagi sarapan tuh sama yang lain.."
Keanu yang awalnya tidur menghadap ke kiri langsung mengubah posisinya menjadi terlentang dengan mengerjabkan matanya lucu. Dia tidak pernah merasa ngantuk seperti saat ini, padahal tadi dia sempat untuk sholat subuh, sekalipun kembali untuk tidur lagi.
"Masih yakin mau liburan?? Ya udah, biar Mama bilang ke Sena, kalau hari ini kamu bolos sekolah dan ngga perlu jemput kamu lagi mulai hari ini.."
Keanu segera bangun dari tempat tidurnya. Sekalipun dengan kesadaran yang masih limit, dicobanya untuk tetap sampai di kamar mandi. Deandra hanya terkekeh saja melihat bagaimana sikap dari anak bandelnya itu. Tidak menyangka jika Keanu bisa juga jatuh cinta, melihat sifat dari Keanu yang slengekan, berbeda dengan Keenan yang sedikit lebih dewasa. Mungkin karena selama ini, Keenan lah yang diposisikan sebagai anak tertua, meskipun Keenan dan Keanu lahir dihari yang sama meskipun berselisih waktu 9 menit.
"Morning.."
Tidak butuh waktu yang lama. Dalam waktu 15 menit, Keanu sudah rapi dan siap kesekolah. Pastinya dengan wajah yang fresh, meskipun masih didominasi dengan wajah bantalnya.
"lo ngapain kesini??"
Tanya Keanu dengan jahilnya mengacak rambut Riris yang duduk disebelah Sena. Riris langsung menggeplak bahu Keanu saking gemasnya.
"Galak banget sih, makanya Keenan gantungin lo mulu.."
"Gue mati dong kalau digantungin mulu.."
Riris sekali lagi menggeplak bahu Keanu dan kali ini benar-benar dengan kekuatan penuh yang membuat Keanu meringis kesakitan sambil mengelus bahunya yang menjadi korban dipagi ini dengan 2 tersangka utama. Keenan dan Riris. Sedangkan Mamanya yang tadi ikut menepuk bahunya tidak dihitungnya menjadi tersangka, karena akan dengan amat sangat memaklumi setiap tindakan Mamanya terhadapnya.
Sedangkan Sena yang memperhatikan Keanu setelah sampai di meja makan hanya diam saja. Didalam hatinya, dia dengan tulus memuji Keanu yang terlihat hangat ditengah keluarganya lengkap dengan sikapnya yang menyebalkan. Tapi tetap saja tidak seperti bayangannya, jika Keanu akan bersikap dingin atau apapun itu yang membuat dirinya menjadi siswa yang bermasalah disekolah. Ternyata sifatnya kepada Keenan itu memang benar-benar real-nya. Bukan hanya sekedar pencintraan saja.
"lo rajin banget sih sampai masuk kerumah?? Kangen berat sama gue??"
Sena langsung tersedak dengan susu yang baru diminumnya. Sedangkan anggota lainnya yang sedang menikmati sarapan mereka tampak menampilkan senyum menggoda. Apalagi Keenan. Harga dirinya benar-benar sudah jatuh dihadapan wakil ketua OSIS-nya sendiri.
"Aya harap, Kak Sena ngga baper sama tingkahnya Kak Key.. Dia rada-rada gila.."
Mendengar hal itu, Keanu langsung mengeluarkan sumpah serapahnya meskipun tanpa suara kepada adik perempuannya satu-satunya. Bisa-bisa uang sakunya dipotong lagi oleh Mamanya, kalau dia ketahuan mengatakan bad words dirumah. Selama tidak ketahuan Mamanya dan itu bukanlah dirumah, mungkin semua anggota keluarga dari Rafa akan melanggar aturan tersebut. Keanu meyakini hal tersebut dengan sangat.
"Yang ada Key yang baper sama Sena??"
Timpal Keenan sambil menaikkan salah satu alisnya menatap Keanu yang saat ini juga ikut menatapnya. Kali ini, Keanu berpikir akan memberi Keenan pelajaran yang sesungguhnya dari dirinya. Dia tidak ingin Keenan semakin semena-mena terhadap dirinya, padahal Keanu sendiri tidak pernah mencampuri urusan dari kembarannya itu.
"Dan lo, Sena.. Makasih buat gue harus naik motor buat minggu lalu.."
Sena hanya nyengir saja mendapat sindiran yang sebenarnya lebih ditujukan kepada Keanu. Tapi ya seperti biasa, yang disindir hanya menganggapnya angin lalu yang masuk ditelinga kanannya dan keluar melalui telinga kirinya.
****
Sebenarnya Keanu hari ini benar-benar ingin tidak sekolah dulu. Dia ingin menjadi kepompong dalam sehari dan kembali menjalani kehidupan normalnya seperti semula. Tapi karena dia lupa memberitahu Sena bahwa dirinya tidak sekolah dan cewek tersebut malah sudah menjemputnya, membuatnya memilih untuk berangkat sekolah. Meskipun seperti saat inilah yang dilakukan sekarang, hanya tiduran dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru yang diyakini oleh Keanu sudah siap meledak untuk memarahi Keanu andai saja dia membuat kegaduhan saat ini juga.
"Key.."
Keanu hanya mendongakkan kepalanya menghadap kesumber suara yang tidak lain adalah Robbi.
"Gue sama yang lainnya mau ke kantin, mau ikut ngga??"
Keanu malah menguap begitu lebar dan Robbi tahu, jika teman semejanya itu sedang dalam kondisi ingin tiduran saja.
"Siapa tau ketemu sama gebetan.. Jadi melek kan tuh mata.."
Celetuk Rizky yang sudah duduk diatas meja.
"C'mon, Key.. jangan sia-siain usaha lo buat masuk sekolah hari ini kalau ujung-ujungnya lo cuma numpang tiduran.."
Tambah Diki.
Dengan sedikit paksaan dan dengan setengah menyeret Keanu yang memang dalam kondisi mengantuk, seperti orang teler, akhirnya mereka berhasil membawa Keanu sampai di tempat tujuan. Kantin.
"Ketemu lagi sama Pangerannya sekolah.."
Keanu tidak peduli dengan orang yang baru saja mengatakan hal tersebut yang pasti sasaran dari kalimat tersebut adalah dirinya. Dia sudah terlalu hafal dengan suaranya.
Robbi, Rizky dan Diki nampak santai dengan kehadiran kakak kelasnya itu bersama dengan anggota gengnya. Bukan karena Keanu yang tampak tidak mempedulikan Reza dan kawan-kawan, melainkan mereka tidak ingin memancing keadaan sumpek yang ada dikantin menjadi tambah sumpek karena ulah mereka.
Reza yang tidak mendapat tanggapan sama sekali dari Keanu, menampilkan senyum iblisnya yang jujur membuat siswa yang ada dikantin atau kebetulan melihat senyuman tersebut merinding saat itu juga. 2 pentolan sekolah mereka sedang ada dikantin. Yang satunya sering tawuran dengan siswa sekolah lain. Dan yang satunya, meskipun jarang ikut tawuran tapi bukan berarti mereka bisa diremehkan begitu saja. Karena pada nyatanya jika Reza a.k.a tidak bisa menyelesaikan urusan tawuran mereka dengan sekolah lain, maka harapan terakhir ada di tangan Keanu dan kawan-kawan. Mereka berempat lebih berbahaya dibalik topeng pangeran.
"Bisa sepulang sekolah, kita bahas urusan yang kemarin??"
Ucap Reza dengan suara yang halus namun serasa menakutkan untuk semua orang yang mendengarnya, terkecuali Keanu yang masih asik dengan aksi tidurnya.
"Kalau ada kakak kelas ngomong tuh dengerin. Bukannya asik tiduran.. Ngga sopan.."
Keanu akhirnya mengangkat kepalanya dengan malas. Dia terlalu malas meladeni tingkah Reza saat ini ataupun entah kapanpun itu. Sangat menyebalkan untuknya harus tunduk dengan seseorang, terlebih orang seperti Reza.
"Just say it.."
"Ahh.."
Reza semakin melebarkan senyumnya yang membuat Keanu mendengus sebal.
"Apa lo bener-bener ngga tertarik dengan penawaran gue kemarin?? Atau seenggaknya, kalau lo nolak.. Bantu kita sekali lagi, ngalahin anak Tunas Bangsa.. Setelah itu, gue bakal lepasin lo dengan senang hati.."
Kembali, Keanu yang mendengus kesal. Dia tidak tahu jika ada cowok yang begitu cerewet seperti Reza.
"That's your own bussiness.."
"Dan gue ingin lo ikut gabung sama urusan gue.."
"Makasih.."
Tepat saat Keanu berjalan melewati Reza, saat itu juga Keanu mendapatkan pukulan telak yang berhasil membuat bibirnya sobek. Terbukti dari bekas darah yang ada dijari Keanu saat mengecek bekas tonjokkan tadi. Sementara itu, Robbi, Rizky dan Diki tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka harus menghadapi tembok penghalang dari anak buah Reza.
"Gue udah bicara baik-baik.. dan sikap lo makin nglunjak.."
Keanu dengan tegas memaksakan tangan Reza untuk melepas kerah bajunya. Dia tidak takut dengan Reza, tapi dia tidak ingin menambah masalahnya disekolah. Sudah terlalu banyak masalah yang dibuatnya sendiri.
"Gue bingung antara lo yang patuh sama si Ken atau takut sama cewek ketua OSIS kesayangan lo itu??"
BUGGHHHH
Seketika itu juga, Keanu sudah menendang perut Reza dengan tidak manusiawi. Bahkan sekarang dia sudah menindih tubuh Reza dan meninju wajahnya.
Tepat saat itu, Keenan ada disana dan segera memisahkan mereka berdua sebelum ada guru atau staf pengajar yang melihat. Keanu bisa-bisa akan dikeluarkan dari sekolah, meskipun dirinya memberikan ancaman untuk keluar juga mengikuti Keanu.
"Sena.. lo bawa Keanu keluar dari sini.."
Walaupun sedikit gemetaran, karena baru kali ini dia melihat sisi lain dari seorang Keanu yang biasanya bersikap kekanak-kanakan terhadapnya berubah menjadi bom atom yang mungkin gagal meledak, karena ada pengendalinya disaat yang tepat.
Keanu awalannya menepis tangan Sena yang sedikit menarik lengan bajunya. Namun dirinya juga langsung terkena omelan dari Keenan yang membuatnya terpaksa untuk pergi. Padahal dia ingin menyelesaikan urusannya dengan Reza saat ini juga. Kalau akhirnya seperti ini, bisa dipastikan Reza akan masih setia untuk mengganggunya.
****