Chapter 14 - Part 14

*****

"Key.."

Keanu hanya menatap Diki yang sudah ngos-ngosan. Entah apa yang terjadi hingga temannya itu sampai lari-lari seperti itu.

"Stella sama para dayangnya.."

"Duduk.. Duduk..."

Ucap Rizky sambil meraih pundak Diki untuk duduk terlebih dahulu sebelum menceritakan apa yang terjadi. Diki pun segera meminum air mineral yang ada dihadapannya, tidak peduli dengan siapa pemiliknya.

"Sena..."

Keanu segera menatap Diki. Meskipun tatapannya masih datar saja, namun lebih dari itu terlihat rasa ingin tahu didalamnya.

"..."

"Tadi gue liat, Stella a.k.a itu dateng ke kelasnya Sena.. Gue liat sekilas, mereka ngomong sama Sena.."

Jelas Diki yang membuat Robbi dan Rizky segera melirik ke arah Keanu untuk mengetahui ekspresinya saat ini.

"Sekarang mereka dimana??"

Tanya Robbi mewakili Keanu yang masih terdiam entah apa yang dipikirkannya sekarang. Dia hanya berdoa semoga temannya itu masih tenang, seperti biasa saat menghadapi tingkah dari Stella. Robbi sendiri juga bingung, mengapa Stella masih mencoba mencari perhatian dari Keanu sedangkan dirinya sudah bersama dengan kembarannya. Tidak cukupkah Stella mendapatkan Keenan yang sudah teramat sempurna dengan semua sifatnya dan memilih untuk mendapatkan Keanu juga yang sifatnya seperti membalikkan telapak tangan. It's totally different.

"Halaman belakang.. Kaya biasa..."

Keanu segera pergi keluar dari kelas, tidak peduli dengan Pak Eko yang siap dengan pelajaran ekonominya yang pasti membuatnya tertidur kembali. Sedangkan ketiga temannya ikut membuntuti Keanu dan mengacuhkan teriakan gurunya yang pasti akan terdengar sampai kekelas sebelah. Mereka tidak bisa membiarkan Keanu pergi sendirian saat menghadapi Stella. Tetap saja Stella itu cewek dan dia tidak bisa mendapat sikap temperamen dari Keanu.

****

"Kalau gue jadi lo.. Mungkin gue udah baper. Ngga perlu kaya lo lah, nyatanya hanya liat Key aja, gue udah baper.. apalagi kalau bisa setiap hari deket sama Key.. Bisa-bisa gue..."

Fita langsung menyenggol Sena dengan sikunya tanpa mau melanjutkan kata-katanya. Sena segera membuka matanya, dikiranya guru untuk mata pelajaran selanjutnya sudah datang. Tapi tanpa disadarinya, dihadapannya sudah ada beberapa cewek yang berhasil menarik keributan dikelasnya dan melemparnya jauh-jauh menimbulkan suasana hening saat itu juga. Stella dan para dayangnya.

"Boleh bicara sebentar??"

Sena hanya menunjukkan jarinya kepada dirinya sendiri sebagai responnya.

"Bisa ikut kita keluar??"

Ucap Stella dengan tatapan yang mungkin bisa membunuh jika memang itu bisa terjadi.

"Silahkan bicara.. Ngga usah minta izin.."

Balas Sena dengan santai. Lagipula dia tidak tahu dengan motif apa Stella mau repot-repot ke kelasnya. Mau tebar pesona dikelasnya. Silahkan. Sena tidak akan melarangnya. Bukankah itu sedikit menguntungkan untuk sekedar me-refresh mata dari para cowok penghuni kelasnya.

"Jadi Ketua OSIS jangan belagu ya.."

Sena hanya mengusap tengkuknya mendengar Mariska menyebut jabatan yang diembannya sekaranng. Dia semakin tidak mengerti dengan maksud Stella dan para budaknya itu sampai dikelasnya.

"Okay.. Okay.."

Akhirnya Sena memilih untuk berdiri dan langsung mengikuti kemana Stella akan membawanya. Ternyata dirinya dibawa di taman belakang yang pasti jauh dari pandangan mata dari orang-orang yang ada disekolah. Tempat yang aman untuk melakukan pengguntingan rok atau rambutnya, jika memang Stella akan melakukannya saat ini.

"Ada hubungan apa sebenernya antara lo sama Key??"

Sena tida menyangka jika alasan Stella repot-repot untuk mengajaknya berbicara, ini semua karena Keanu. Tidak salahkah pendengarannya saat ini. Bukankah Stella itu pacaran dengan Keenan. Mengapa dia ingin mengetahui urusan dari adik pacarnya tersebut. Apakah Stella benar-benar sedang memainkan peran sebagai kakak ipar bagi Keanu.

"Gue ngga tau, apa maksud dari pertanyaan lo tadi. Tapi antara gue sama Key ngga ada apa-apa.. lo bisa tanyain itu langsung sama Key.. atau sama Ken.."

"Ngga usah bawa-bawa Ken.."

Sena hanya menganggukan kepalanya. Dia serba salah rasanya.

"Trus ngapain kalian berdua selalu berangkat sama pulang bareng?? Pake boncengan??"

"Sorry to say, but... urusan kalian tau alasan gue berangkat atau pulang sekolah bareng Key itu apa??"

"Jawab.. Ngga usah pake nyolot.."

Ucap Mariska yang memang dari tadi terlihat sudah geregetan.

"Ngga usah pake otot bisa kan?? Mau penuaan dini lebih cepet, karena sering marah-marah??"

Jawab Sena sedikit bercanda. Dia tidak ingin menghabiskan energinya hanya sekedar melayani emosi dari abg labil dihadapannya.

"Lebih baik lo jawab pertanyaan gue tadi?? Atau.."

"Atau apa??"

Tuntut Sena menyela perkataan dari Stella. Sekarang, giliran dirinya yang jengah dengan sikap para wanita cantik dihadapannya sekarang. Tidak bisakah sikap mereka secantik wajah mereka.

"lo mau gunting-gunting rambut gue?? lo mau mendekin rok gue?? atau lo mau mencoba eksperimen yang baru?? Yang belum pernah terjadi sebelumnya??"

Stella hanya berdiam saja. Memberikan tatapan horor kepada Sena yang sayangnya tidak mempan untuk cewek selevel Sena. Bukannya sudah kebal atau biasa diperlakukan seperti itu, tapi memang Sena tidak takut dengan acara kekanak-kanakan seperti itu.

"Sebelum gue marah, mending kalian pikir ulang apa yang ingin kalian tanyakan.. Sekalipun gue ada apa-apa sama Key, urusan kalian tahu itu apa?? Apa salah satu diantara kalian itu pacarnya Key?? Dan kalian merasa bahwa Key selingkuh dengan gue dibelakang kalian?? Ahhh.. bukan dibelakang, tapi di depan kalian secara terang-terangan.."

Stella dan kawan-kawannya nampak tidak berkutik dengan apa yang dikatakan Sena. Belum ada seorangpun siswi SMA Pelita Nusa yang berani dengan mereka, kecuali yang dilakukan Sena hari ini. Apakah karena jabatan Ketua OSIS yang disanadang oleh Snea. Mereka tidak yakin jika Sena hanya mengandalkan hal itu untuk melawan mereka.

"Kalau ngga ada pertanyaan lagi, gue pergi sekarang.. And by the way, tempatnya cocok kog kalau kalian coba buat bully seseorang. Sepi.. Jauh dari perhatian orang lain.."

Sena segera pergi meninggalkan cewek-cewek tidak jelas yang mengajaknya berbicara dan itu menyangkut tentang dirinya dan Keanu. Jujur dia sebenarnya takut, jika Stella maupun teman-temannya akan melakukan tindakan bullying terhadap dirinya.

"Back off.."

Ucap Sena saat salah satu teman dari Stella masih mencoba untuk menghalaginya pergi.

Stella segera menepuk bahu temannya tersebut dan memberikan jalan kepada Sena sebelum dia mendapat tatapan iblis dari Sena.

"Ternyata gebetan lo itu melebihi ekspektasi.."

Kata Robbi sambil menepuk bahu Keanu yang tersenyum tipis.

Keanu dan ketiga temannya yang melihat semuanya, meskipun tidak dari awal hanya bisa tersenyum saja melihat Sena mampu melawan Stella dan para dayangnya. Mungkin Keanu perlu merayakan ini bersama Sena. Jangan lupa untuk mengingatkannya untuk memikirkan rencananya tersebut. Dia pun untuk kali ini membiarkan Stella seperti sebelumnya. Dia tidak akan bertindak jika cewek plastiknya Keenan belum melakukan hal yang berlebihan. Sebenarnya dia was-was dengan apa yang akan dilakukan Stella terhadap Sena, tapi ternyata praduganya salah. Sepertinya Sena benar-benar memiliki sisi lain yang harus diketahuinya juga.

****

Seperti biasa, Keanu sudah menunggu Sena yang selalu pulang dengan jam paling terakhir. Tapi itu serasa tidak masalah untuknya, karena sekarang pun dia sudah menyambut Sena dengan senyum lebarnya.

"Why?? There's a bad thing??"

Tanya Keanu saat melihat Sena dengan tumben-tumbennya anteng saja duduk di kursi penumpang.

"Nope.."

Jawab Sena sekenanya sambil melihat ke arah Keanu yang sesekali membagi pandangannya antara jalan dan dirinya.

"Let me to know.. Who knows, I can help you??"

"..."

Keanu tidak bermaksud untuk mencampuri kehidupan dari Sena. Namun jika Sena bersikap seperti sekarang karena kejadian dibelakang sekolah tadi, maka keputusannya untuk melepaskan perbuatan Stella adalah salah besar.

"Kalian.. lo, Ken sama Stella terlibat cinta segitiga??"

Keanu langsung mengerem mobilnya mendadak sampai membuat Sena yang tidak bersiap dengan keadaan seperti itu harus merelakan dahinya yang mungkin sebentar lagi benjol.

"Sorry.."

Ucap Keanu dengan cengirannya.

"Saved your fucking apologized.."

Keanu mengangguk saja mendengar balasan dari permintaan maafnya.

"Jawab pertanyaan gue.. Kalian ada cinta segitiga??"

"Ahhh... Sebelum Stella pacaran sama Kak Ken, dia sempet nembak gue. Tapi karena gue ngga mau dianggep sold out sama para fans gue, makanya gue nolak.. Dan sebagai gantinya dia nembak Kak Ken.."

"I'm truly serious, Key.."

Protes Sena yang melihat Keanu masih cengengesan saat menjawab pertanyaannya tadi.

"Do you see me laughing??"

Namun kenyataannya sekalipun Keanu tidak tertawa, namun ada sebuah senyum yang menghiasi wajahnya. Keanu segera berdehem menetralkan suaranya setelah melihat tatapan membunuh dari Sena.

"Okay, Okay.. Apa yang tadi gue katakan, itu semua memang bener. lo bisa tanya sendiri sama Robbi.. dia ada saat kejadian itu.."

"And then?? Kenapa Stella bersikap seolah-olah lo itu miliknya?? Bukankah seperti yang lo katakan dan emang kenyataannya sekarang Stella itu pacarnya Ken??"

"Gue ngga tau hubungan antara mereka berdua itu kaya gimana.. Tapi Kak Ken punya cewek lain dalam hidupnya.. Just her and forever.."

"Jangan bilang itu nyokap kalian??"

Sena tertawa geli dengan apa yang dikatakan Keanu.

"Bukan.. Diluar keluarga yang pasti.. Tapi ya.. I'm misunderstanding about their relationship.."

Sena mengangguk pada akhirnya. Mencoba mengiyakan jawaban dari Keanu, sekalipun dia sendiri masih penasaran dengan hubungan antara Keenan dan Stella yang ternyata begitu rumit, tidak seperti yang terlihat.

"Kenapa lo tiba-tiba tanya soal mereka berdua??"

Giliran Keanu yang mencoba mencari informasi dari Sena. Dia tahu jika Sena menanyakan hal itu, berkaitan dengan pertemuannya dengan Stella tadi. Tapi dia ingin Sena mengatakannya sendiri kepada dirinya.

"Ngga.. Gue cuma merasa, kalau Stella itu cewek yang rumit.."

Keanu tertawa mendengar pendapat Sena tentang Stella. Jika Sena yang seorang cewek mengatakan hal seperti itu, apalagi Keanu yang seorang cowok yang pastinya lebih mengagungkan semuanya serba praktis tanpa ribet.

"Tapi.. Bukankah gue terlalu mempesona jika dibandingkan dengan Kak Ken??"

"Apaan sih??"

Sena mengendikkan bahunya tidak percaya jika Keanu bisa membanggakan dirinya sendiri dengan amat sangat percaya diri.

"To be honest.. lo pasti pernah kan ngrasa baper waktu lo deketan sama gue?? Kaya sekarang??"

Keanu ternyata masih ingin melanjutkan aksi kepedeannya tersebut yang membuat Sena memukul bahu Keanu dengan gemas.

"Just stop and go home.."

Ya, sedari tadi memang Keanu tidak melajukan mobilnya dan berhenti dipinggir jalan, agar dirinya bisa fokus mendengarkan apa yang dikatakan Sena. Bukankah berbahaya juga jika mengemudi sambil mengobrol panjang. Sekarang saja dirinya seperti mati ketawa karena tingkah dari Sena.

****