*****
Sena agak heran dengan suara yang lumayan meriah dari lantai satu dirumahnya. Tidak biasanya rumahnya yang ramai sebelum dirinya turun untuk menggoda Mamanya atau mengusili Papanya yang lebih asik membaca koran dengan segelas kopi daripada memperhatikan ocehannya.
Dia segera merapikan tatanan rambutnya. Terlebih hari ini dia harus menjadi pengawas lapangan saat upacara bendera.
"Mama.. Papa..."
Teriak Sena menghampiri orangtuanya dan terkejut saat itu juga melihat siapa yang sudah bertamu pagi-pagi dengan tidak tahu dirinya.
"Key!!???"
Siapa lagi kalau bukan Keanu yang saat ini tengah menyeringai penuh kemenangan kepada Sena. Terlihat jelas dari matanya dan wajahnya yang terlihat bahagia. Sena bisa memastikan jika Keanu sudah menyiapkan hal yang mengejutkan untuknya. Maka dari itu, semalaman Sena mempersiapkan diri untuk menghadapi tingkah yang aneh-aneh dari Keanu.
"Hi.."
Ucap Keanu sambil melambaikan tangannya dengan senyum tengilnya. Tidak lupa dengan kedipan mata yang membuat Sena melongo. Pasalnya ada orangtuanya yang sudah senyum-senyum, yang pastinya mereka sudah salah paham dengan apa yang terjadi antara dirinya dan cowok yang tengah melempar senyum indah, namun penuh dengan kejahatan.
"Kamu kalah cepet.. Key aja udah sampe dari tadi. Kamunya malah baru siap sekarang.."
Keanu langsung melambaikan tangannya. Mencoba berbasi-basi dengan Mamanya Sena.
"Ahh.. Ngga kog, Tante.. Mungkin Key-nya aja yang datengnya kecepetan.."
"Ya udah.. Kamu sarapan dulu gih, Sena.. Ngga papa kan kalau Sena sarapan dulu??"
Tanya Papanya Sena mencoba berbaik-baik dengan Keanu.
"Ngga usah, Pa.. Nanti kesiangan kalau Sena sarapan dulu.."
"Sarapan aja dulu.. Nanti sakit lagi.."
Ucap Keanu mendukung perkataan dari Efendi. Sena segera memelototkan matanya mengarah ke Keanu yang hanya mengendikkan bahunya, ketika mendapat tatapan seperti itu. Bukan Keanu namanya jika dia sampai peduli dengan hal-hal seperti itu.
"Bener kata Sena.. Nanti mereka telat lagi kalau Sena sarapan dulu. Ya udah.. tunggu sebentar. Mama bawain bekal dulu.."
Mamanya Sena langsung menaruh beberapa roti yang telah di beri selai coklat dan strawberry ke kotak makan. Tidak lupa dia juga membawakan jus jeruk favoritnya Sena.
Sena melongo saja melihat Mamanya bersikap seperti itu. Biasanya Mamanya itu tidak akan repot-repot menyiapkan bekal makan untuknya. Paling dia akan dipaksa untuk makan dulu, sekalipun hanya satu potong roti. Mengapa rasanya malah Mamanya yang cari muka didepan Keanu.
"Ini.. Jangan lupa nanti dibagi sama Key.."
Sena hanya mengangguk saja. Kemudian diciumnya punggung tangan Papa dan Mamanya bergantian.
"Sena berangkat dulu ya.."
Ucap Sena sambil memasukkan kotak makan dan botol minumnya.
"Kalau gitu, saya juga pamit mau berangkat dulu.."
Ucap Keanu yang membuat Sena melongo, karena Keanu juga mencium punggung tangan kedua orangtuanya dengan sopan santun tingkat tinggi.
Wahh..
Bener-bener rubah berbulu kelinci..
Sena tidak yakin jika kelakuan Keanu itu gratis dilakukan untuknya. Paling baik itu dilakukan untuk menjaga image-nya Keanu sendiri. Paling buruknya... Sena tidak bisa membayangkannya.
"Hati-hati, Key.."
Pesan Mamanya Sena sembari memberikan senyum keibuannya. Sena benar-benar tidak menyangka, jika Mamanya akan benar-benar jatuh dalam perangkapnya Keanu.
"Assalamualaikum.."
Ucap Keanu dengan setengah membungkukkan kepalanya.
"Waalaikumsalam.."
Balas kedua orangtua Sena dengan senyuman. Mereka tidak menyangka jika Sena akan dekat dengan cowok seperti Keanu.
"Motor gue dimana??"
Sena celingukan mencari motornya, karena sekarang yang dilihatnya adalah mobilnya Keanu yang mereka gunakan saat jalan-jalan kemarin.
Keanu segera menoyor kepala Sena yang membuat sang empunya menyipitkan matanya melihat siapa yang mulai melakukan kejahatan kepada dirinya hari ini.
"Ngga ada STNK-nya.. Gue ngga mau kena tilang.."
"Ini masih pagi.. Ngga bakal ada polisi lah.."
Sanggah Sena tidak terima dengan alasan yang didengarnya.
"Ngga usah bawel.. Cepet masuk, keburu panas.."
"Kalau ngga mau panas, kenapa tetep nyuruh-nyuruh gue buat antar jemput.."
Gumam Sena dengan setengah hati masuk kedalam mobil.
"Gue masih denger.."
Sena masih bersungut-sungut sambil mengenakan seatbelt-nya. Sedangkan Keanu sudah menyalakan mesin mobil siap melajukan mobilnya.
Sena hanya melihat pemandangan yang ada dijalanan dan sesekali melirik jam tangannya. Ternyata masih pagi dan tidak masalah jika Keanu melajukan mobilnya dengan santai seperti sekarang.
"Makan tuh bekalnya.."
"Uhm??"
"Makan.. Belum sarapan kan?? Nanti pingsan lagi pas upacara.."
Sena mengerucutkan bibirnya, namun dia masih tetap melakukan apa yang dikatakan oleh Kenau kepadanya. Dia mengambil kotak makannya. Ternyata Mamanya membawakan sarapan dalam porsi yang besar dan pastinya itu sesuai dengan amanatnya tadi, jika dia harus membaginya dengan Kenau.
"Aaa.."
Keanu menatap heran Sena yang menyodorkannya roti panggang. Tidak tahukah dirinya jika dia sedang menyetir.
"Cukup konsen sama jalannya. Gue suapin makannya. Pasti lo sendiri belum sarapan kan??"
Ucap Sena seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Keanu.
Sedangkan Keanu sendiri mengiyakan apa yang diucapkan oleh Sena. Dia sebelum berangkat tadi hanya sempat meminum segelas susu saja tanpa secuil makanan sedikitpun. Bahkan dia juga tidak membawa bekal makanan seperti biasanya.
"Gue ngga mau lo sampe pingsan pas upacara dan akhirnya gue kena marahnya Ken, karena gue buat adiknya sakit.."
Keanu segera meraih roti yang masih diacungkan Sena kepadanya.
Sena hanya mengendikkan bahunya mendapati Keanu memilih untuk makan dengan tangannya sendiri. Lagipula dia juga harus makan sendiri. Hari ini dia butuh energi lebih untuk upacara bendera.
Diam-diam Sena memperhatikan Keanu yang tengah konsen dengan menyetirnya sekaligus menyuapkan potongan roti terakhirnya kedalam mulut. Jika diperhatikan lebih dekat, Keanu itu memang lebih bagus untuk banyak tertawa daripada diam seperti sekarang. Sekalipun saat diam, Keanu tidak kalah tampan. Namun tetap saja, cara tertawanya itu membuat auranya jauh lebih hidup.
"Gue emang ganteng. Tapi ngga perlu kan, liat gue sampe melotot kaya gitu??"
Ucap Keanu sambil menarik hidungnya Sena yang membuat cewek yang benar-benar fokus memperhatikannya itu langung mendengus kesal.
"Udah sampe.. Atau lo masih mau perhatiin gue terus sampe bel masuk?? Gue sih ngga masalah. Bahkan sampe pulang sekolah pun, gue ngga masalah.."
"Udah sampe sekolah??"
Sena langsung menoleh kekanan dan kiri. Memperhatikan sekelilingnya yang ternyata mereka sudah ada diparkiran sekolah. Bahkan beberapa siswa sudah terlihat berdatangan.
Keanu pun mencekal tangan Sena sebelum Sena membuka pintu mobil.
"Apalagi??"
Tanya Sena yang menahan rasa geregetannya terhadap Keanu. Tidak bisakah Keanu sedikit membebaskan dirinya saat ini.
"Minum.."
Jawab Keanu dengan senyum yang menampikan smile eyes-nya. Sena segera menggelengkan kepalanya dan mengeluarkan botol minumnya.
"Nih.. Bawa aja dulu.."
Sena pun akhirnya keluar dari mobil dan sudah mendapat tatapan heran dari siswa yang kebetulan melewatinya. Tidak terlewat juga tatapan horor dia dapatkan dari Stella. Dia sedikit bingung mengapa Stella menatapnya seperti ingin membunuhnya dengan tatapannya tersebut jika memang matanya bisa mengeluarkan laser dan langsung menembakkannya kepada dirinya. Sena hanya mengendikkan bahunya. Mungkin Stella memulai perannya sebagai kakak ipar dari Keanu dan ingin melindunginya dari bahaya seorang cewek. Tapi setelah dipikirkan kembali, dia bukanlah cewek yang berbahaya. Justru Keanu-lah yang berbahaya untuknya. Lihat saja, bahkan beberapa waktu ini pikirannya sudah terkontaminasi berpikiran yang aneh-aneh dan dia yakin ini semua penyebabnya adalah Keanu.
****
"Sena.."
Gumam Keanu sambil menautkan kedua alisnya, tidak percaya jika Sena akan mengiriminya chat terlebih dahulu. Jarang baginya mendapatkan chat dari Sena terlebih dahulu, kecuali jika cewek tersebut sudah ada didepan rumahnya untuk menjemputnya.
Sena Bellatrix : Key...
Sena Bellatrix : Gue ninggalin motor dirumah lo..
Sena Bellatrix : Bs gk bsok anterin motor ke rumah gue??
Sena Bellatrix : Please...
Sena Bellatrix :
Keanu tersenyum saja mendapat chat sebanyak itu dari Sena. Dia pun langsung keluar dari kamarnya menuju kamarnya Keenan.
"Kak Ken.. lo tau rumahnya Sena dimana??"
Tanpa mengetuk pintu atau memastikan terlebih dahulu jika pemilik kamar ada didalamnya, Keanu langsung masuk begitu saja dan mengajukan pertanyaan tersebut. Keenan hanya mengerutkan keningnya sejenak dan konsentrasi kembali dengan buku yang ada ditangannya sekarang.
"Tau.. Kenapa??"
"Kirimin alamatnya.. Thanks"
Ucap Keanu tanpa berbasa-basi. Dia tahu Keenan akan lebih marah, jika dirinya masuk dan mengganggu acara membacanya itu daripada apa yang dilakukannya sekarang. Apa yang dilakukannya sekarang itu jauh jauh lebih baik.
"Dan cari hobi lainnya sebelum rambut lo mulai rontok dan botak.."
Tambah Keanu dengan tatapan kasihan dengan hobi yang dimiliki oleh kembarannya itu, sebelum dirinya benar-benar meninggalkan Keenan.
****
Keanu nampak senang dengan yang dilihatnya sekarang. Sena bersama dengan temannya yang bernama Fita ada dikantin. Dia membiarkan Sena memesan makanannya. Dia pun segera melambaikan tangannya, sesaat setelah kedua mata mereka bertemu. Dan tanpa diduga, Sena menurutinya dengan patuh, sekalipun dengan langkah malas-malasan.
Sedangkan Sena..
Dia tidak ada pilihan lain lagi, selain menuruti kemauan Keanu untuk mendekat kearah mejanya. Terlihat sekarang tidak ada bangku kosong untuknya duduk, terkecuali dimeja yang ditempati Keanu dan kawan-kawannya. Terpaksalah dia duduk disamping Keanu sekarang.
"Makan apa??"
Tanya Keanu yang langsung mendapat cuitan menggoda dari teman-temannya.
"Bisa liat sendiri kan??"
Jawab Sena tidak mempedulikan pertanyaan dari Keanu yang dia yakini hanya untuk menjahilinya saja.
"Aduh galaknya, takut..."
Ucap Diki dengan nada dibuat-buat yang langsung mendapatkan pukulan dikepalanya dari Robbi yang membuat Keanu dan Rizky tertawa saat itu juga.
"Yang sopan dong sama member baru.."
Timpal Robbi menambahi niat jahil dari Diki kepada Sena.
Sena tidak menanggapi candaan dari cowok ganteng tapi aneh yang ada dihadapannya. Bertolak belakang dengan Fita yang ikut tersenyum, karena Fita memang tidak bisa menahan sikapnya saat sudah dihadapkan dengan cowok tampan yang tersuguh pas untuk menyegarkan jam istirahat mereka.
"Potongin batagornya.."
Ucap Keanu yang sudah menggeser sepiring batagornya ke Sena. Sedangkan Robbi, Rizky, Diki dan jangan lupakan Fita sudah menanti dengan cemas bagaimana reaksi dari Sena.
"Jangan terlalu kecil atau terlalu besar. Usahakan untuk seimbang antara satu sama lainnya.."
Tambah Keanu dengan senyum rubahnya terhadap Sena. Tanpa diduga, Sena melakukan apa yang dikatakan Keanu, meskipun terlihat jelas jika dirinya menahan rasa dongkolnya.
Sena pun langsung menggeser sepiring batagor yang telah dipotonginya sesuai perintah.
"Eitss.. Ngga mau kan kalau kemauan gue semakin aneh-aneh??"
Sena menghela nafasnya sejenak.
"Makanlah dengan baik, Pangeran Key.."
Keanu pun tersenyum mendengar ucapan Sena yang sengaja diperhalus untuknya. Dia benar-benar bersorak dalam hati, karena hari ini dia akan bisa menjahili Sena tanpa ada penolakan dari orangnya, mengingat motornya Sena masih ada dirumahnya sekarang.
****
"lo yakin, kalau Key itu ngga nyimpen perasaan apa-apa ke lo??"
Sena hanya menggelengkan kepalanya saja dan memasang earphone ditelinganya.
"Atau.. lo ngga baper gitu sama Key??"
Sekali lagi Sena hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon untuk menjawab pertanyaan dari Fita. Dia memang terkadang baper dengan sikap yang ditunjukkan oleh Keanu. Tapi sejauh ini dia masih mampu untuk mengontrol hatinya, agar tidak terjatuh pada 'Pangeran Jahat' seperti Keanu.
"Kalau gue jadi lo.. Mungkin gue udah baper. Ngga perlu kaya lo lah, nyatanya hanya liat Key aja, gue udah baper.. apalagi kalau bisa setiap hari deket sama Key.. Bisa-bisa gue..."
Fita langsung menyenggol Sena dengan sikunya tanpa mau melanjutkan kata-katanya. Sena segera membuka matanya, dikiranya guru untuk mata pelajaran selanjutnya sudah datang. Tapi tanpa disadarinya, dihadapannya sudah ada beberapa cewek yang berhasil menarik keributan dikelasnya dan melemparnya jauh-jauh menimbulkan suasana hening saat itu juga. Stella dan para dayangnya.
"Boleh bicara sebentar??"
*****