Chapter 12 - Part 12

*****

Keanu sedari tadi hanya memperhatikan setiap gerakan dari Sena yang katanya ingin mencari buku pendukung untuk mata pelajaran Kimia. Tapi justru yang dilihatnya sekarang, cewek tersebut malah asik membaca komik, kemudian memasukkan buku yang dibacanya tadi kedalam tas belanja.

Alasan Keanu sendiri mengikuti Sena selain ingin meredakan rasa sebalnya kepada Aya, dia memang langsung bersemangat untuk keluar bersama Sena ketika dia tahu apa yang akan dilakukan Sena hari ini. Rasanya sudah lama juga dia tidak ada menghabiskan waktu seperti sekarang. Weekend lebih banyak dia habiskan dirumah bersama keluarga. Ataupun opsi lainnya bersama Robbi, Rizky dan Diki saat ketiga temannya itu kebetulan ingin bermain futsal. Itupun terkadang masih ada Keenan yang iseng ikutin pengen bermain futsal daripada menghabiskan waktu bersama Stella.

"Rumus Kimianya ada di jurus seribu bayangannya Naruto, ya??"

Sindir Keanu sembari berpura-pura membaca komik yang ada ditangannya.

Sedangkan Sena yang merasa tersindir hanya bisa mengusap tengkuknya. Malu sendiri dengan niat awalnya yang ingin membeli buku tentang mata pelajaran Kimia. Dia benar-benar terkecoh dengan promo yang diadakan oleh toko buku yang mereka berdua kunjungi saat ini yang mengatakan jika dia membeli 2 komik, maka akan mendapatkan 3 komik. Berartikan dia hemat 1 komik dengan tidak membayarnya.

"lo suka nonton animenya??"

Sena segera menganggukan kepalanya sambil terus menatap Kenau menanti kata-kata selanjutnya.

"Gue punya versi animenya. Dan udah lengkap. Jadi kalau emang minat mau tau ceritanya gimana, kapan-kapan main kerumah gue. Nanti gue kasih kopiannya.."

"Seriously??"

Keanu menganggukan kepalanya dengan mantap. Tak lupa dengan senyum yang mengembang diwajahnya dengan cerah, mengalahkan matahari diluar sana.

"lo ngga beli buku atau apa gitu??"

Tanya Sena setelah selesai membayar buku-buku yang dipilihnya tadi bersama Keanu.

"Ngga perlu.. Kalau gue butuh, gue bisa pinjem sama Kak Ken. Atau kalau dia ngga punya, pasti nanti dibeliin sama dia juga.. dia itu leluhurnya soal buku.."

Sena sedikit bergetar senang mendengar Keanu masih dengan kebiasaannya memanggil Keenan dengan sebutan 'Kak Ken', padahal orang yang memiliki nama tersebut sedang tidak ada diantara mereka. Namun Keanu seolah benar-benar menghormati posisi Keenan sebagai kakaknya, meskipun mereka adalah kembar.

"lo emang selalu manggil 'Ken' dengan sebutan 'Kak Ken'??"

"Udah kebiasaan sih.. Lagian kalau ngga dikasih embel-embel 'Kak', nanti gue kena batunya sendiri. Intinya gue ngga mau cari masalah, karena hal itu.."

Dilihatnya sekarang Keanu yang sudah turun dengan eskalator yang membuat beberapa pasang mata cewek dengan tatapan lapar sudah menatap Keanu seakan ingin memakannya hidup-hidup. Tidak menganggapnya ada, padahal Sena jelas ada disampingnya Keanu sekarang.

Satu pertanyaan yang sedari tadi mengganjal diotaknya, Keanu itu kurang kerjaan ya memakai kacamata hitam di mall, seperti kacamata yang sudah bertengger manis di hidung bangirnya. Memang sudah biasa sih, tapi hal itu justru semakin menarik perhatian bagi cewek untuk menatap penasaran akan Keanu. Ditambah dengan style-nya Keanu sekarang. Sena menggaruk kepalanya frustasi dengan pikirannya sendiri.

"Key..."

Keanu hanya menoleh menatap Sena yang sudah memasang puppy eyes-nya. Keanu menghela nafas kasar. Pasti ada yang diinginkan oleh Sena yang membuat cewek tersebut bertingkah manis terhadapnya.

"Laper.. Makan yuk.."

Keanu segera melirik foodcourt yang kebetulan ada dilantai yang sama dengan dirinya berdiri yang ternyata penuh dengan orang yang ingin makan juga.

"Diluar aja ya?? Udah ngga ada tempat.."

Sena dengan senyum semangatnya menganggukan kepalanya. Padahal dia berpikir bahwa kemungkinan besar Keanu akan menolak keinginannya dan memilih untuk segera pulang. Tapi Keanu malah berbaik hati mengiyakan keinginannya bahkan memberikan opsi terbaik untuk sekarang.

Sena juga awalnya bingung, jika pun Keanu mengiyakan kemauannya untuk makan, dia tidak yakin dengan tempat makan yang nyatanya sepanjang matanya melihat sekarang sudah terlihat penuh.

Sedangkan Keanu..

Dia memang tidak lapar. Tapi mungkin ide yang bagus bisa menghabiskan sisa waktu weekend-nya lebih lama bersama Sena.

Sena bertambah senang ketika Keanu dengan senang hati mengambil alih kemudi yang sebelumnya dia pegang. Andai Keanu itu baik hati setiap hari, sudah dipastikan dia akan merelakan hatinya untuk jatuh cinta kepada Keanu.

Eh.. Tapi Stop..

Dia barusan berpikir apaan??

Sena langsung menggelengkan kepalanya keras. Mengusir pikiran anehnya yang tiba-tiba muncul dan sayangnya Keanu melihat kelakuannya saat itu.

"Fokus aja sama nyetir..."

Gerutu Sena saat mendapati Keanu masih menatapnya penasaran dibalik kacamatanya. Tapi sekalipun Sena tidak bisa melihat mata Keanu secara langsung, dia yakin jika Keanu itu penasaran dengan kelakuannya tadi.

"Fokus sama jalannya.. Dasar aneh.. Pake kacamata item pas nyetir.."

"lo yang aneh.. tau-tau marah ngga jelas sama tingkah lo yang aneh tadi.."

Timpal Keanu sambil mengendikkan bahunya. Dia jelas tidak terima dikatakan aneh oleh Sena, sedangkan cewek-cewek diluaran sana begitu memuja penampilan kecenya saat ini.

Mereka masih terus berdebat dengan hal-hal tidak jelas sampai mereka duduk di cafe tujuannya Keanu tanpa Sena sadari.

"Loh, kita udah sampe??"

Keanu hanya menghela nafas kasar, tidak berusaha untuk menjawab pertanyaan dari Sena. Dia membiarkan cewek yang berada diseberang tempatnya duduk sekarang tampak celingukan memperhatikan cafe yang mereka kunjungi sekarang.

"Ahhh.. Kita ada di K cafe?? Kog lo tau banget sih tempat kaya gini??"

Keanu hanya mengerutkan keningnya dan Sena melanjutkan kata-katanya kembali mengerti dengan ekspresi yang ditampilkan oleh Keanu.

"Honestly, gue langsung jatuh cinta sama kafe ini, sejak pertama kali gue kesini.. Gue suka sama nuansa kekeluargaannya tapi tetep jiwa anak mudanya dapet.. jadi cocok buat semua usia.."

Keanu hanya tersenyum saja sembari memanggil pelayan.

"Mau pesen apa??"

"Hot chocolate sama roti panggang aja deh.."

Jawab Sena tanpa melihat daftar menu makanan yang ada. Dia memang selalu memesan dua menu tersebut saat berkunjung dikafe ini.

"Espresso sama cheese cake.."

Cowok yang menjadi pelayan dengan wajah yang lumayan tampan tersebut segera menulis pesanan mereka berdua dan mengulanginya kembali. Setelah benar, dia segera meninggalkan Keanu dan Sena untuk mengorder pesanan tersebut.

"Andai gue bisa ketemu sama pemilik kafe ini.."

"Emang mau lo apain kalau sampe ketemu sama dia?? Mau lo cium??"

"Isshhhh.. Gue pengen tanya, kenapa sih dia bisa menyatukan suasana hangatnya keluarga dan jiwa anak muda menjadi kafe kaya gini??"

Ucap Sena yang tidak bisa menghentikan rasa senangnya dengan kafe yang mereka berdua datangi saat ini.

"Udah banyak kali.."

"Nope.. Emang udah banyak yang kasih konsep kaya gini.. Tapi tetep feel-nya ada yang beda.."

Keanu terus berperan menjadi pendengar yang baik, bahkan setelah pesanan mereka sudah datang, Sena masih terus mengoceh dan sudah berganti topik lain. Keanu mencoba menikmati setiap waktu yang dilewatinya sekarang. Waktu bersama dengan seorang cewek yang belum pernah dilakukannya diwaktu sebelumnya.

****

"Thanks, Key.. Udah nganterin gue sampe rumah.."

Keanu hanya menganggukan kepalanya ditambah dengan senyum tipisnya yang membuat Sena ikut tersenyum.

"Thanks juga buat traktirannya tadi.. Kapan-kapan gue traktir balik.."

"Gue tunggu traktirannya.."

Sena segera melambaikan tangannya setelah Keanu mulai menjalankan mobilnya. Dia pun langsung masuk ke rumah dengan hati yang senang, karena besok tidak ada tugas apapun, jadi dia bisa membaca komik yang baru dibelinya hari ini.

"Mama.. Papa.. Sena pulang.."

"Ngga pake teriak kenapa sih, Sena??"

Tegur Mamanya yang membuat Sena menerbitkan cengirannya.

"Tumben wajahnya masih seger gitu.. Biasanya kalau pulang dari jalankan, muka udah ketekuk gara-gara panas.."

"Ngga panas lah, orang naik mobilnya Key.."

Jawab Sena percaya diri, tidak sadar dengan tatapan menggoda dari kedua orangtuanya saat ini.

"Ciieee, yang udah punya gebetan baru.."

"Apaan sih, Ma.. Biasa aja kali.."

"Ihh, pipinya jadi merah gitu.."

Goda Papanya yang sudah menjawil pipi sebelah kanan milik Sena yang membuatnya bertambah merah.

"Ishhh.. Papa.."

"Tumben ngga ada suara motor pas kamu pulang??"

Seketika itu juga, Sena menepuk jidatnya keras. Bisa-bisanya dia lupa dengan motor yang masih terparkir dirumahnya Keanu.

"Ahh.. Mama.. Kenapa baru ingetin Sena, sekarang??"

Gerutu Sena sambil mengetik pesan untuk Keanu.

"Papa.. Anterin Sena kerumahnya Key??"

Rengek Sena yang sudah memeluk lengan Papanya tersebut.

"Ngapain nganterin kamu kerumahnya Key?? Mau nglamar si Key??"

"Ishh.. Papa.. Serius nih, Sena..."

"Ngga bisa, Sena.. Mama sama Papa mau keluar ada janji sama Om Ihsan dan Tante Dela.."

"Besok Sena berangkat sekolahnya gimana?? Papa mau nganterin Sena??"

Sena masih dengan keras kepala ingin mengambil motornya yang tertinggal dirumahnya Keanu. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib motornya jika Keanu sadar jika Sena melupakan motornya dan sifat jahil dari Keanu muncul saat itu juga.

"Kamu kan masih berangkat bareng kan sama Key??"

Sena hanya mengangguk saja mendapat pertanyaan itu dari Mamanya. Mengingatkannya kembali jika dirinya masih memiliki status sebagai tukang ojek pribadianya Keanu.

"Ya udah.. suruh Key jemput kamu pas berangkat sekolah.. Masa sih dia ngga mau?? Kalau hari ini aja dia berbaik hati nganterin kamu jalan pake mobilnya.."

Sena menghela nafasnya pelan. Merenungi nasib selanjutnya yang datang kepadanya. Dia tidak bisa membayangkan permintaan macam apalagi yang akan diinginkan oleh Keanu darinya jika dirinya juga meminta hal macam-macam dari cowok tersebut. Mamanya tidak tahu jika selama ini, dirinyalah yang memboncengi Keanu, yang pastinya berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh Mamanya sekarang.

Sekali lagi, Sena menghela nafasnya berat. Berharap jika nasib baik masih mau menghampiri dirinya saat berurusan dengan Keanu besok.

****