terlihat di dalam sebuah ruangan yg gelap, seorang wanita cantik sedang berbaring di tempat tidur dengan wajah kesakitan dan di atas tubuhnya seorang laki laki tampan sedang berjuang keras memasukan benda panjang mikirnya ke dalam lubang wanita itu.
"Ding Ding pelankan, apa kamu tidak tahu itu sangat menyakitkan" mendengar nada kesal bibi dong, chang di perlahan memperlambat proses penusukan lubang nya.
"siapa suruh lubang mu sangat kecil" mendengar nada menghina Chang di, wajah bibi dong mulai bertambah kesal.
"siapa yg kamu bilang kecil, punya mu saja yg terlalu besar, arrcckk" saat sedang memarahi Chang di, tiba tiba bibi dong berteriak kesakitan lalu menatap chang di dengan dengan mata kesalnya.
"kamu sengaja mengalihkan perhatian ku dan memasukannya dengan paksa, kamu sialan Ding Ding" mendengar teriakan kesal bibi dong, Chang di perlahan tersenyum jahat pada bibi dong.
"masih berani memarahi ku" saat itu Chang di perlahan menggerakkan pantatnya naik turun yg membuat wajah bibi dong menjadi memerah.
"tunggu tunggu, jangan di gerakan dulu, itu masih sakit" saat itu bibi dong dengan panik memeluk pinggang chang di dan berusaha menghentikannya agar tidak bergerak.
"he he he sudah terlambat Bing Bing sayang"
"aku bilang berhenti, kenapa kamu menekannya nya semakin cepat" tapi Chang di tidak peduli dengan teriakan kesal bibi dong dan hanya fokus memompa senjatanya yg terbenam di dalam lubang bibi dong.
perlahan tubuh bibi dong mulai melemah dan dia mulai mengeluarkan desahan lembut.
"hah hah kamu benar benar sial Ding Ding, hah hah hah kamu bahkan tidak bisa lembut terhadap ku hah hah, apa kamu balas dendam dengan ku hah hah hah hah"
"maaf Bing Bing, aku tidak bisa menahannya, itu rasanya sangat nikmat"
"hah hah hah Ding Ding kenapa kamu memompanya lebih cepat lagi hah hah hah"
"apa rasanya tidak enak"
"hah hah itu itu hah hah aku hanya tidak tahan hah hah hah sepertinya akan ada yg keluar hah hah hah"
"keluarkan saja Bing Bing"
"Ding Ding itu terlalu cepat, hah hah hah Ding Ding aku mmmm aaahhhhhhhhhh" saat itu tubuh bibi dong menegang dan Chang di juga menekan pantatnya dengan keras.
dan akhirnya mereka berdua keluar secara bersamaan.
"Ding Ding, rasanya sangat hangat di dalam, apa aku akan hamil?" mendengar pertanyaan bibi dong, Chang di hanya menggelengkan kepalanya.
"aku meminum obat untuk membuat cairan itu tidak berfungsi untuk sementara waktu, jadi kamu tidak akan hamil"
"Ding ding, apa aku sudah menjadi wanita mu"
"apa yg kamu bicarakan, bahkan tanpa melakukan ini pun kamu sudah menjadi wanita ku"
"huh laki laki penipu, apa menurutmu mataku buta, kamu sangat bersemangat melakukannya"
"he he he apa itu terlihat jelas" melihat senyum canggung Chang di, bibi dong langsung menarik telinganya yg membuat Chang di berbaring di tubuh bibi dong.
"apa kamu akan melakukan hal seperti ini dengan wanita lain jika aku tidak bersama mu"
"menurutmu laki laki macam apa aku ini"
"menurutku kamu adalah laki laki penipu yg sangat mesum" mendengar pernyataan bibi dong, chang di menatap bibi dong dengan wajah tidak percaya.
"Ding Ding apa maksudmu dengan ini"
"apa yg kamu katakan, aku tidak mengerti"
"jangan pura pura bodoh, benda itu bergerak lagi di dalam lubang ku, apa kamu masih ingin melakukannya"
"OOO jangan salahkan aku, salahkan adik kecil itu yg masih belum puas"
"Ding Ding kamu binatang penuh nafsu" dengan teriakan kesal bibi dong, pertempuran ronde kedua pun di mulai dengan sengit.