Chereads / Mereka Yang Pergi Atau Kamu Yang Lari / Chapter 1 - Penghuni Rumah

Mereka Yang Pergi Atau Kamu Yang Lari

🇮🇩Alza_27
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Penghuni Rumah

Namaku Kinan Kanaya Putri usiaku menginjak 21 tahun. Six sense atau yang orang sering menyebutnya dengan indra ke enam yang ada beberapa orang memiliki kesensitifian sex sense ini dimana orang yang memiliki six sense ini memiliki kemampuan untuk dapat melihat, merasakan atau bahkan dapat berkomunikasi dengan makhluk kasat mata. Kesenstifian six sense yang dimiliki oleh manusia berbeda-beda. Ada yang mampu melihat, ada yang tajam di pendengaan, dan ada yang tajam dalam rasa dimana tidak indra ke enam itu harus bisa melihat secra langsung dengan mata tetapi bisa juga elalui batin yang terbuka.

Bagi sebagaian orang makhluk tak kasat mata atau yang bisa disebut dengan hantu, setan, jin dan sebagainya masih sangatlah tabu, tapi ada juga dari sebagaian orang percaya bahwa "mereka" benar-benar ada dan bahkan pernah melihatnya secara langsung. Memang samapai sekarang terkadang hal mistis tidak di ubris oleh sebagian orang. Tapi tidak dapat di pungkiri gangguan dari mereka tidak dapat dihindari entah itu di rumah angker, rumah sendiri dan masih masih banyak lagi tempat terutama bagi seorang yang memiliki kemampuan six sense ini di mana mereka kera sekali menampakan dirinya.

Yang kudengar diluar sana banyak orang yang mengiginkan mata batin mereka terbuka sehingga menghalalkan berbagai cara agar mata batin mereka terbuka, aku heran mengapa mereka sangat ingin sekali mata batinya dibuka yang bisa membuat diri mereka tidak akan nyaman dan selalu terganggu. Harusnya mereka bersyukur mata batinya tertutup karena hidup akan nyaman, mau kemana saja dan kapan saja dapat dengan enjoy tanpa harus harus terteror oleh mereka yang ingin berinteraksi yang tentu saja wujud, bentuk serta bau yang membuat ku tidak selera makan. Ughhh sungguh-sungguh tidak nyaman rasanya, aku sanagat-sangat bersyukur memiliki mata batin yang tertutup.

Dari kisahku ini yang merupakan kumpulan cerita baik pengalaman diriku yang aku alami sendiri maupun yang cerita yang dialami oleh orang lain. kisah bermula pada saat aku masih berusia 12 tahun dimana pada saat itu aku dan keluargaku tinggal di suatu kota di jawa barat tepatnya di kota surabaya kota yang terkenal akan patung hiu dan buaya yang bahkan pasti kalian sudah hapal betul sejarah kota surabaya dimana kota ini diambil dari nama dua hewan yakni surat yang memiliki arti hiu dan baya yang berarti buaya. Kisah ini bermula pada saat keluargaku memutuskan untuk membeli rumah yang diakan di tempati oleh aku dan keluargaku yang berlokasi di jawa timur, saat itu memang keluargaku sudah tinggal di daerah limgkungan itu sekitar tahun 1988 dan memang keluargaku sudah nyaman tinggal di lingkungan tersebut, jadi memang sengaja keluargaku mencari rumah di sekitar tersebut. Hingga pada akhirnya dapatlah suatu rumah yang tidak terlalu besar, tetapi memiliki banyak kamar dimana terdapat 6 kamar di dalamnya, namun rumah tersebut terlihat gelap, suram, lembat serta banyak lorong-lorong panjang dan gelap, yang ku ketahui pemilik rumah ini sebelumnya adalah seorang arsitek. Aku pun tidak mengerti mengapa dia bisa mendesain rumah dengan minim fentilasi dan cahaya sehingga rumah itu terlihat gelap sekali dan suram.

Gambaran dari rumah itu yakni dimana rumah tersebut memiliki 3 lantai, di lantai dasar itu ada satu kamar besar yang di depan kamar itu terdapat kolam ikan besar yang ada di dalam rumah, bagian depan rumah ada pohon mangga dimana pohon mangga itu sudah cukup besar dan tinggi. Yang kudengar dari tetangga sekitar pemiliki rumah sebelumya itu mengubur janinnya, yang entah mungkin kegugura entah bagiamana yang dimana janinnya tersebut dikubur di sebelahpohon manggga itu

Pertama kali kami mendengar ada sesuatu dengan rumah tersebut adalah ketika pak satpam komplek yang sering keliling komplek dimana dia melihat sesosok perempuan menggendong bayi di dekat pohon mangga itu. Yang aku rasa sebenarnya rumah itu ngga menganggu sekali ke kami tetapi memang banyak sekali orang yang dari luar rumah yang melihat kejadian-kejadian di luar nalar.

Pada saat itu ada suatu peristiwa dimana pada saat itu kakaku masih SMA dimana saat itu dia mengajak temanya nongkrong di rumah, yaa biasa lah anak SMA ngajak temen-temenya nongkrong di rumah kebetulan di rumah itu ada satu ruangan kerja papah yang tidak pernah di pakai jadi lampunya mati dan tidak bisa di pakai jadi di ruangan itu hanya ada barang-barang yang sudah tidak dipakai. Nah kakaku mengajaklah teman-temanya itu ngobrol-ngobrol, ketawa-ketawa didekat ruangan tersebut dan itu tengah malam dan mungkin juga mereka di anggap menganggu yang dimana tiba-tiba dari samping ruang kerja ada yang mengeser ruang kerja tersebut yang memang desain dari pintu tersebut memang digeser, tiba-tiba ada yang mengeser pintu kemudian ada yang ngelonggok di pintu itu, karena kondisinya gelap dan posisi ruang tamu yang tidak dinyalakan jadi pada saat itu hanya pencahan dari luar teras.

Yang dimana sosok yang nyelonggok itu kaya menyerupai papah kami jadi sosok itu gede, kemudian rambunya itu keriting, pakai sarung dimana dia hanya nyeonggok saja karena posisinya gelap jadi hanya terlihat bayang-bayangnya saja. Kemudian kakaku kaget karena ada yang membuka pintu dan tidak hanya kakaku saja tetapi semua temanya mengarahkan padangnya pada pintu tersebut.

"pahh....." panggi kakaku untuk memanggil untuk memastikan apakah itu papah atau bukan.

Namun tiba-tiba sosok itu matanya langsung merah menyala dan mengeluarkan suara mengemuruh dan mengema diseluruh ruangan. Seketika itu pula kakaku dan teman-temanya lari keluar dari rumah, sampai pada besok paginya ada teman kakaku yang mengambil sendalnya. Mungkin karena panik sehingga melupakan untuk memakai sendal.

Dari kejadian itu kami sekeluarga mulai sadar bahwa ternyata rumah ini ada penunggunya, yang sebenarnya tidak menganggu kami tetapi sosok ini menunjukan ketidak sukaan nya ketika mereka merasa terganggu, dimana pernah ada satu tetangga kami yang jalan depan rumah kami tepatnya pada saat subuh tepatnya yang tetanggaku ini baru pulang dari mushola yang lokasinya cukup dekat dari rumah.

"mba tadi pagi saya lihat suami mba lagi duduk didepan teras" ujar tetanggaku

"suami saya bu?" tanya mamahku heran

"iyah suami mba duduk di depan teras sambil pake sarungan sama sorban ditangganya juga ada tasbih kok, tapi saya

heran pandangnya kosong karena pas saya sapa dia hanya diam saja cuma mengganggukan kepalanya saja"ujar tetangaku sambil terheran.

"duhh....tapi gimana ya mba,," jawab mamahku gugup

"gimana apanya bu?" tanya tetanggaku heran

"iyah jadi gini mba, duh saya jadi takut"

"takut kenapa lagi bu?"ujar tetanggaku

"iyah mba tau kan rumah saya gimana"

"iyah terus gimana bu, saya jadi penasaran"

"nahh, tadi kan mba cerita gitu, tapi sebenarnya suami saya itu sedang dinas keluar kota mba"

"ahhh yang bener mba?" ujar tetangaku

"iyah asli mba saya ga bohong"

"duhh saya jadi takut bu, ibu ati ati ya di rumah, kalo gitu saya pamit duu ya bu."

suami saya sedang tidak ada di rumah kebetulan

Mendengar cerita dari tetanggaku itu kami sekali lagi dibuat percaya bahwa rumah kami memang benar-benar ada penunggunya karena dari cerita tetanggaku ini yang pada saat itu papahku sedang berada di luar kota, jadi ngga mungkin kalo papahku itu ada di teras rumah subuh-subuh. Yang memang aku akui entah kenapa memang mereka cenderung menampakan diri pada orang luar rumah.

Suatu waktu pernah ada tetanggaku yang cerita ke mamahku dimana tetanggaku bilang bahwa sebelum kami pindah ke rumah itu dimana pemilik rumah sebelumnya itu terdengar ada huru-hara dalam rumah tangga yang menyebabkan mereka pisah yang sebelumnya itu tetanggaku yang penasaran pun menghampiri rumahku dan melihat banyak barang-barang yang berantakan dan melayang berputar-putar di rumah itu, jadi yang tetanggaku simpulkan bahwa penunggu di rumahku itu marah. Tidak lama dari keributan itu akhirnya pemilik rumah itu menjual rumah itu dan sampai akhirnya rumah itu kami beli dan kami huni.

Jadi memang sosok penghuni rumah ini lebih menampakan dirinya pada orang lain bukan pada kami yang menghuni rumah, entah mereka menunjukan pada tetanggaku dan teman-teman kakaku yang sering main sampai menginap dirumah kami, karena pernah suatu malam teman kakaku yang bernama raka itu sedang memasak mie di dapur. Yang mana posisi dapur rumah kami itu ada di bagian belakang teras jadi dapur rumah kami itu outdoor.

Pada saat raka teman kakaku ini masak yang membelakangi pintu ruang makan, dia merasa ada yang keluar dari ruang makan dan dia pun menegok dan ternyata ada sesosok wanita memakai baju merah sedang berjalan membelakangi dia masuk ke arah dapur, dan kak raka ini karena dia anaknya pemberani juga diapun mengikuti sosok tersebut kearah gudang kak raka pun membuka pintu gudang dan masuk dan sosok itu hilang dibalik lukisan, yang dimana lukisan itu adalah lukisan peninggalan pemilik rumah yang lama lukisan itu merupakan lukisan monalisa. Dari situ kami tahu bahwa penunggu rumah ini ada dua yang dimana sosok itu berada di ruang kerja papah dan satu sosok perempuan yang di dalam gudang.

*****