Chereads / The Little Mother / Chapter 7 - Pesta Di kapal Pesiar

Chapter 7 - Pesta Di kapal Pesiar

"Aku lapar. " jam istirahat ia gunakan untuk menghirup udara segar di atap sekolah.

"Aku akan beli makanan, kau mau makan apa? " tanya Sean.

"Makanan yang bisa dimakan dan jangan lupa dengan yogurt. "

"Baiklah, kau tunggu disini jangan kemana-mana. " Sean meninggalkan nya dan Athena kembali dengan pandangan melihat langit.

Posisinya begitu leluasa untuk menikmati langit cerah, terlentang diatas meja besar dan lengan menjadi bantalan. Sesekali ia melebarkan kelima jarinya seolah menyentuh langit, berfikir seberapa besar dunia yang ia tempati.

Saat leluasa menikmati keindahan langit ia mencium aroma asap rokok. Dan mendapati seorang pria yang berdiri sekitar 10 langkah dari posisi Athena, ia tegak sambil melipat lengannya di atas pagar. Pria itu tak mengenakan seragam, hanya pakaian yang kasual.

Plakk..Athena dengan keras melempar punggung pria itu dengan sepatunya, tak ada lagi benda yang bisa ia lempar.

"Aw..siapa?! —"

"Kau merusak udara segarku. "

Pria itu tampak bingung, namun seketika ia menyadari dan dengan cepat mematikan rokoknya.

"Maaf, " ucapnya.

Athena memutar bola mata nya dengan kesal, hilang sudah kedamaian nya.

"Kurangi merokok. " saran Athena yang tak mendapatkan jawaban.

"Kau bolos? " tanyanya.

"Jam istirahat. Dan apa yang kau lakukan disini? " bangunan ini masih termasuk area gedung sekolah menengah atas, dan apa yang dilakukannya di area ini.

"Dari sini dapat dilihat seluruh sekolah, " jawabnya, memang faktanya gedung ini lebih tinggi dari gedung lainnya. "Namaku Juan, kau? "

Juan. Sepertinya ia pernah mendengar nama ini, walau dalam waktu yang sangat lama. Athena tidak mengingatnya.

"Athena. "

Braakk.. Sean membuka pintu dengan kakinya sehingga terdengar seperti membanting pintu.

"Tak bisakah lebih pelan? " kedua tangannya penuh membawa makanan.

"Maaf, aku tak tahu selera— siapa kau?! " Sean terkejut begitu melihat orang yang tak ia kenal berada di dekat Athena.

"Tenang lah, dia bukan orang jahat. " ujar Athena menenangkan Sean yang over protektif.

Dengan khawatir Sean meletak semua makanan di atas meja, lalu membolak-balik tubuh Athena.

"Pacar kau tidak ada ku sentuh. " sahut Juan yang sedikit kesal dengan tingkah Sean yang berlebihan.

"Dia bukan pacarku. " Athena meluruskan kesalahpahaman ini.

"Siapa kau? " masih dengan pertanyaan yang sama, dengan nada dingin khas Sean.

"Orang yang tak begitu penting, " jawab Juan.

"Kau beli semuanya? " Athena tak bisa berkata-kata. "Juan, bergabunglah untuk bertempur. "

Bertempur menghabiskan makanan. Raut wajah Sean tampak tak begitu senang, mau tak mau ia harus terima. Sayang jika makanannya terbuang.

"Baiklah jika kau memaksa. " Juan bergabung duduk lalu mengambil burger dan melahapnya.

"Tak ada yang memaksa. " Sean benar-benar tak menyukai pria itu.

Jam 8 malam ia akan menghadiri sebuah pesta, di temani Sean sebagai pasangannya. Athena datang bukan sebagai anak dari seorang mafia, namun sebagai miliarder. Pesta untuk kaum elit, pesta yang di adakan di sebuah kapal pesiar dan di hadiri sekitar 50 lebih tamu undangan.

"Aku tidak tertarik. " lagi-lagi jawaban tak setuju yang di dapati oleh Johnny.

"Kau harus datang! Jika tidak, tak akan ada uang jajan ataupun uang kuliah! "

Johnny lebih menyukai anaknya belajar untuk berbisnis bukan sebagai arsitektur.

Sangat jarang ia menghadiri pesta seperti ini, di temani oleh Azalea sebagai pasangannya. Pasangan yang terpaksa ia terima, entah seberapa banyak usaha Johnny untuk menjodohkan anaknya dengan Azalea.

Azalea merupakan anak dari mentri pertahanan, dan hubungan itu yang akan membuatnya memenangkan pemilihan. Dan perasaan Azalea terhadap Juan akan dapat dimanfaatkan.

"Wah, kapal yang sangat besar. " ujar Azalea takjub.

Juan yang sangat tak senang hanya diam memasang wajah datar. Membuat Azalea sedikit merasa bersalah telah memaksanya untuk datang.

"Apa? Kau—" Juan tak sengaja mendengar perdebatan dari belakangnya yang membuatnya berbalik.

"Hei, kau sudah berani meninggikan suaramu? —" seorang gadis dengan gaun ungu selutut tampak begitu kesal dengan pasangan pestanya.

"Maaf aku terbawa emosi. " sang pria hanya bisa pasrah.

"Athena? " ekspresi Juan sedikit berubah begitu mengenali pasangan yang tengah berdebat itu.

"Oh, hei.. " sapa Athena, terkejut dengan kehadiran Juan.

"Apa yang kau lakukan disini? " Sean melirik sinis ke arah Juan.

"Menghadiri undangan. " jawabnya, "apa yang tadi kalian ributkan? "

"Tidakkah kau lihat, apa yang di kenakan oleh kakinya? " refleks Juan melihat kaki Athena, kaki dengan kulit pucat yang hanya mengenakan sandal jepit. "Dari mana kau mendapatkan sandal itu?" Sean masih bertanya-tanya akan hal itu.

"Tidak tahu, lagi pula tak akan ada yang berani memberi komentar. " ketus Athena tak peduli.

"Sandal yang bagus. " seorang wanita mendekatinya, jelas itu sindiran.

"Terima kasih. " beberapa orang melihat dengan tatapan aneh, membuat Athena semakin tak peduli.

"Aku membawa sepatu cadangan, kau mau? " tawar Juan.

Athena terseyum lalu mengangguk kecil, "dengan senang hati. Dan kau tunggu disini, " ucapnya pada Sean dengab tatapan sinis.

"Tapi—"

Athena mendekat, berbisik sesuatu. "Aku lebih unggul dari pada kau, Sean. " yang membuat Sean tak terlalu mengkhawatirkan Athena, yah jika dibandingkan tentu Athena lebih unggul.

"Juan, kau mau kemana? " Azalea tak ingin ditinggal sendiri, ia mencengkram lengan Juan dengan erat agar pria itu tidak pergi.

"Aku hanya mengambil sepatu, kau bisa duduk menikmati pesta. " jawabnya sambil meninggalkan pasangan pestanya.

"Aku dengar anak Isran akan ikut pesta ini, aku penasaran seperti apa anaknya. " ia meneguk wine sambil mengobrol dengan teman sebayanya, pria yang berumur sekitar 30an.

"Anak? Sejak kapan? " yang ia ketahui istrinya tengah mengandung dan meninggal, tak ada anak.

"Anak itu hidup dan identitasnya di sembunyikan, itu yang ku dengar. Dan soal pembebasan itu sepertinya ada sangkut paut dengan putrinya."

"Aku begitu tak senang mendengar kabar bahwa pria berengsek itu bebas. " Lionel adalah seorang jasa yang menyelidiki kasus tentang Camorra, sudah bertahun-tahun ia menyelidiki kasus itu namun tak ada hasil.

"Kenapa tidak kau temui anaknya itu. ''