"Aku ingin menemuinya. " Tryan memberikan sebuah kertas kecil yang ternyata sebuah kartu nama, Fildan beralih profesi sebagai pengrajin besi.
Camorra sudah tak mempedulikan kehidupan Fildan, semua itu agar Keluarga Fildan terhindar dari masalah.
Ting nong...rumah yang kini di tempati oleh Fildan tak terlalu besar, namun pekarangan rumah yang lumayan luas. Terdapat beberapa sepeda kecil tergeletak di depan, dan bunga-bunga indah yang terawat dengan baik. Kehidupan yang benar-benar tenang.
"Siapa? Athena? " Fildan datang membuka pintu pagar.
"Halo, Papa Fildan. " Athena tertawa pelan begitu menyebut Fildan dengan sebutan Papa.
"Athena! " begitu senangnya Fildan melihat kehadiran Athena, dipeluknya erat Athena sesekali mengacak rambutnya. "Mata mu bengkak.. " Fildan yang mengerti tak melanjutkan kalimatnya.
"Kau wanita yang kuat, " ucap Fildan menepuk pelan punggung Athena memberi ketenangan. "Ah, aku sangat merindukanmu. "
"Fil, siapa itu? " seorang wanita cantik keluar dari rumah, wanita itu berambut coklat sepinggang itu menghampiri suaminya dengan menggendong seorang anak bayi perempuan.
"Silvia, lihat siapa yang datang. Ini Athena, " Fildan memperkenalkan Athena pada istrinya.
"Athena ini istri ku, Silvia dan ini anak bungsuku Lauren. "
"Halo, " sapa Athena sambil memeluk Silvia dengan erat.
"Fildan banyak bercerita tentang kau Athena, terkadang aku sempat cemburu. " gurau Silvia yang membuat Athena tertawa pelan mendengar hal itu. "Ternyata kau sangat cantik, ayo masuk, aku membuat beberapa kue. "
"Ini anakku yang pertama Kevin, " bocah laki-laki yang tengah asyik menggambar di ruang tamu, wajahnya sangat mirip dengan Fildan.
"Hai, Kevin. " suasana rumah itu begitu hangat dan nyaman, samar-samar tercium aroma bedak bayi.
"Aku baru saja memandikan Lauren, sangat Wangi bukan. " ucap Silvia.
Athena mengangguk setuju.
"Kenapa kau merahasiakan istri secantik Silvia? " kesal Athena.
"Hanya belum sempat ku ungkapkan, " kekeh Fildan.
Saat Silvia menyiapkan makan malam, Athena sibuk bermain dengan Kevin sedangkan Fildan tengah berusaha menidurkan Lauren.
"Apakah kau punya cita-cita, Kevin? " secara iseng Athena bertanya.
Kevin berusia 10 tahun, wajahnya yang sangat mirip dengan Fildan namun bibirnya sangat mirip dengan Silvia, untuk bocah berumur 10 tahun sudah tergolong tampan.
"Aku ingin menjadi polisi! " Athena sedikit terkejut mendengar jawaban Kevin, ingin bercita-cita sebagai polisi namun ayahnya mantan tangan kiri seorang mafia.
"Wah, apakah nantinya kau akan menangkapku? " canda Athena.
"Jika kau melakukan kejahatan akan ku tangkap! Jadi jangan berbuat jahat, okey? " Kevin menyodorkan jari kelingkingnya ke arah Athena, yang membuat Athena tertawa pelan. "Janji, ya? "
Wanita itu menautkan jari kelingkingnya sambil tersenyum, "okey. "
Ting..nong.. Bel rumah Fildan berbunyi.
"Kevin bisa kah kau membukakan pintu, itu pasti pamanmu. " teriak Silvia dari dapur.
"Okey, Mama. " anak kecil itu berlari menghampiri pintu.
"Tadi, aku mengundang seseorang untuk menyicipi kueku. " ujar Silvia yang mengerti kebingungan Athena, Athena mengangguk lalu berjalan menuju taman belakang untuk menemui Fildan.
"Paman! " pekik Kevin begitu girang melihat kedatangan pamannya.
"Hai, Kevin. Aku membawakanmu eskrim, jagan beri tahu Mama okey. " Kevin mengangguk patuh.
"Apa itu? " Silvia datang memergoki mereka berdua, mengambil sebungkus es krim itu lalu menyimpannya. "Aku tak mau nantinya akan kerepotan karena sakit gigi, "
"Sepertinya kau kedatangan tamu, siapa? " melihat sepatu asing di depan tentu membuatnya sedikit penasaran.
"Masuklah, kau akan tahu. Tamu itu sangat cantik. " Silvia menggoda adiknya agar dapat menjadikan Athena sebagai adik ipar namun tak ada gunanya karena adiknya sudah beristri.
"Kau mengundang ku bukan karena hal ini bukan? " Silvia terkadang selalu menyebalkan dengan segala acara perjodohan nya.
"Tidak, aku saja tak tahu dia akan datang. "
"Dimana Fildan? "
"Taman belakang lagi bersama tamu, "
"Kau membiarkan suami mu bersama seorang wanita? " takut saja nanti mendadak kakak nya menjadi seorang janda.
"Tidak usah banyak bicara, pergilah. Aku akan menyusul sambil membawa kue, " perintah Silvia seraya mendorong adiknya untuk ke taman belakang.
Pria itu melangkah menuju taman belakang, mendapati kakak iparnya sedang mengobrol bersama seorang wanita. Mereka tertawa lebar membahas sesuatu.
"Hai, Fildan. " sapanya.
"Oh, hai Juan. Kau datang? "
Deg,
Pandangan mereka bertabrakan, tampak mengenal satu sama lain namun takut salah paham.
"Perkenalkan Athena, ia merupakan anak dari sahabat ku. Dan Athena perkenalkan Juan, adik ipar ku. "
Tak ada yang salah, mereka saling mengenal. 10 tahun yang lalu.