Sepatu kets yang ia gunakan sedikit nyaman, setidaknya kakinya tak kedinginan. Ia duduk bersama Juan di sampingnya, memandangi laut. Terpaan angin menyapu rambutnya, walau ia sudah sedikit mabuk.
"Kau sudah mabuk, berhentilah minum. " ujar Juan seraya mengambil alih gelas Athena.
"Aku tidak mabuk. " wajahnya sudah memerah, dengan langkah gontai ia mendekati pagar tepi kapal. Juan dengan segera mengikutinya, takut Athena bertingkah dan terjatuh ke laut.
"Hufftt.. Udara malam yang segar, " ujarnya berusaha membuka lebar matanya. Athena sudah sangat mabuk sekarang.
"Ya, benar-benar segar. " Juan menyetujui hal itu.
"Juan..siapa nama lengkap mu? " hampir saja ia terjatuh, namun langsung di tangkap oleh Juan.
"Juanda Jefferson Haze. " jawab Juan, sangat dekat dengan wajah Athena. Suara yang terdengar begitu membuatnya semakin gila, dari awal Athena tak bisa mengatasi perasaannya.
Perasaan yang tiba-tiba datang tanpa ia sadari, hanya dalam beberapa waktu singkat. Hanya 2 kali mereka bertemu tapi ada yang lain dari dalam dirinya, Athena menatap lekat manik mata Juan, terlintas hal yang lebih gila.
"Jeff, " panggilnya serak sambil semakin mendekatkan wajahnya.
Cup.
Bibirnya menyentuh bibir tipis Juan, membuat pria itu terkejut namun tak berniat melepaskan. Sama halnya pada pandangan pertama ia sudah menaruh hati pada wanita ini.
"Tak akan ku lepaskan. " begitu juga perasaan Juan, semakin ia menghiraukan semakin ia menginginkan. Malam dingin itu berubah menjadi semakin panas.
Di ruangannya Isran tampak sangat mencemaskan sesuatu, wajahnya tampak gusar.
"Mau tak mau kau harus menjauhkan Athena dari peperangan ini. Sesuai prediksiku Lewis akan bergabung dengan musuhmu dan mengambil alih kekuasaan Camorra." ujar Flo yang memberi saran agar Athena tak terbawa oleh perang yang akan terjadi.
Lewis merupakan kakak dari Isran, yang ingin merebut Camorra dari genggamannya.
Isran memijit pelan pelipisnya ia harus segera mengambil keputusan.
"Dimana Athena? "
<<<<<
Ini gila! Athena terbangun dan mendapati dirinya berada di atas ranjang bersama seorang pria, dan lebih gila lagi ia tak berbusana.
Kepalanya pusing, berusaha mengingat apa yang terjadi pada dirinya tadi malam. Ah, sial
Dengan cepat ia bergegas memakai pakaiannya dan mencari Sean.
"KAU KEMANA SAJA?! " bukan main paniknya Sean mencari Athena di seluruh kapal pesiar. "Dan ada apa dengan pakaianmu? "
"Sudahlah, ayo pulang. "
Jam menunjukkan pukul 4 pagi, tapi pesta masih berlangsung.
"Pulang? Jangan dulu, ada seseorang yang ingin menemuimu. "
"Siapa? "
"Lionel, "
"Tidak usah, aku sedang tak ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan tak penting. "
"Jika kau menolak ia akan semakin curiga. "
"Aku tidak suka mengulang perkataanku. "
Sean hanya bisa pasrah, pagi itu juga mereka pulang karena kapal sudah berada di pelabuhan.
"Kenapa tadi kau begitu lama? "
"Aku mabuk. " mengingat hal itu membuatnya semakin pusing.
Sean tampak mengerti sesuatu, "aku hanya berharap tidak akan ada masalah. "
Saat sarapan pagi Isran seperti biasa duduk di meja makan, menunggu kedatangan putrinya.
"Pagi, daddy. " sapa Athena ramah.
"Pagi, Athena. " mereka menyantap sarapan dengan tenang.
"Athena, datang ke rungan ku. " Isran yang sudah selesai dengan sarapannya langsung beranjak menuju ruangannya.
"Baiklah, "
Kondisi ruang kerja Isran tetap sama seperti pertama kali Athena datang kesini. Ruang besar yang di hiasi banyak barang antik.
"Ada apa, daddy? "
"Bagaimana jika kau melakukan pelatihan di eropa? " ada sesuatu yang harus di hindari oleh Athena, karena keadaan saat ini begitu berbahaya untuk dirinya.
Hal yang bisa Isran lakukan hanyalah menyembunyikan Athena sebaik mungkin.
"Pelatihan? " tanya Athena masih kebingungan, secara kemampuannya tak terlalu buruk malah sebaliknya.
"Ya, " masih berat sebenarnya ia mengatakan hal ini.
"Tapi, mengapa? "
Hening, Isran tak bersuara.
"Bisakah kau mendekat? " pinta Isran, meminta agar ia bisa melihat Athena lebih dekat.
Athena berjalan mendekati Isran, duduk di samping ayahnya. Tak ada kata-kata yang akan di ucapkan oleh Isran, pria itu hanya menatap sendu Athena lalu memeluknya dengan erat.