Isran sengaja membentuk sebuah organisasi sebagai anak dari Camorra, untuk berjaga-jaga jika terjadi hal yang tak diinginkan.
Kini ia bersiap-siap untuk menyerang Lewis ,membawa semua bawahan nya.
"Wah, kau datang membawa banyak tamu. "
"Yah, dimana sambutan yang hangat untukku?"
"Tidak perlu sambutan, kau hanya perlu menganggap ini rumah sendiri. "
Dorr.. Peperangan dimulai dengan sangat mencengangkan, pertumpahan darah yang bersangkutan dengan harga diri.
"Kau harus bertahan! " Flo semakin keras melatih Athena, walau Athena menolak untuk menerima Camorra ia harus bisa menjaga dirinya sendiri.
Sean tak sekalipun menyesal telah mengikuti Athena, ia berfikir bahwa dirinya begitu beruntung. Walau ia harus lebih berjuang untuk dapat melindungi Athena.
"ARGGH.. " pelatihannya begitu berat, mengalahkan 10 orang hanya dalam waktu 10 detik. Hanya satu serangan untuk menjatuhkan lawan.
Juan dengan kehidupan tak bermakna nya tak tahu harus melakukan apa, begitu tahu Athena menghilang tanpa jejak membuat nya semakin sengsara. Apakah ini yang namanya perasaan ditinggal?
"Jika aku bisa membantu menjadikan mu presiden, kau harus memberikan semua perusahaan untukku. " tekadnya, untuk mencari keberadaan Athena ia membutuhkan koneksi.
Entah mengapa Athena begitu sangat berharga baginya, padalah pertemuan mereka tak tergolong terlalu bermakna. Yah, kecuali pertemuan terakhir mereka. Ia membutuhkan jawaban mengapa Athena meninggalkan nya.
10 tahun kemudian
Banyak hal yang tentunya berubah.
"Little Mother, ambil posisi. "
"Baik. "
"Tiger sudah siap menyerang. "
"Hitungan ketiga siap menyerang, satu..dua..tiga. "
Baku tembak dimulai, menyerang musuh demi bayaran tinggi. Misi kali ini mereka di tugaskan untuk menyerang beberapa bandit di tengah hutan, tanah yang lembab sedikit mengganggu namun tak menghentikan pekerjaan mereka.
Athena berumur 28 tahun dan kemampuannya sudah sangat melebihi luar bisa, hanya hitungan detik ia dapat melumpuhkan musuh. Dan pastinya di balik kehebatan seseorang pastinya ada kesengsaraan, sudah banyak darah yang ia tumpahkan selama 10 tahun.
Sesuai arti dari namanya, Athena berarti dewi perang. Hidupnya selalu berada di dalam perperangan.
Dan selama 10 tahun tak ada kabar dari Isran, betapa ia merindukan ayahnya.
"Apakah kau mendapatkan kabar dari daddy?" pertanyaan yang selalu ia tanyakan pada Flo, karena pria itu merupakan salah satu sahabat terdekat Isran.
"Tak ada kabar darinya. " jawaban yang selalu ia dapatkan 5 tahun yang lalu. Athena sudah berhenti bertanya karena berfikir Isran sudah tak mempedulikan hidupnya lagi. Ia juga sudah melepaskan kalung pemberian dari Isran, kalung itu hanya ia simpan.
Tok..tok..Sean mengetuk pintu yang tak tertutup, ia memanggil Athena yang sedang membaca koran.
"Apa? " kepalanya mendongak dan mendapatkan Sean yang tengah bersandar di konsen pintu.
"Waktunya berbelanja. "
Pulau yang mereka tempati selama 10 tahun ini merupakan pulau besar dengan penduduk sekitar 3.000 orang, pulau yang tersembunyi dari dunia. Kehidupan disini sangat aman dan makmur, namun sayangnya tempat ini merupakan sarang para pembunuh bayaran.
Mereka tiba di sebuah minimarket untuk belanja bulanan, membeli semua kebutuhan.
"Pernahkah kau berpikir untuk keluar dari pulau? " pertanyaan Athena membuat Sean mengerutkan dahi.
"Tidak, menurutku disini lebih nyaman. " jawabnya sambil memilih beberapa barang.
"Bagaimana jika kita—"
"Tidak ada rencana gila, mengerti? " sudah 10 tahun Sean bersama dengan Athena, sepuluh tahun sudah lebih dari cukup untuk mengenal Athena.
Flo tengah duduk memikirkan sesuatu, keputusan apa lagi yang harus ia lakukan.
"Kau harus memutuskan jika tak ingin kehilangan Camorra, Isran mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan Camorra. Apa kau ingin membuat usahanya sia-sia? " Tryan, ia selamat dari perang besar itu. Dan memberi kabar besar bahwa Camorra membutuhkan pemimpin baru.
Drrtt.. Ponsel Sean bergetar pertanda panggilan masuk.
"Halo? Ya, Flo. " ternyata panggilan dari Flo.
"..."
"Athena? Iya, ada bersamaku. "
"..."
"Baiklah, akan ku sampaikan. " tutt.. Panggilan berakhir.
Athena yang tengah mendorong troli belanjaan tampak sedikit penasaran. "Ada apa?"
"Kita kembali, Flo ingin mengatakan sesuatu. "
Athena yang mendengar hal itu segera menuju kasir dan buru-buru pulang, ia berharap akan ada kabar dari Isran.
Sekitar 20 menit mereka sampai di ruangan Flo. Pria itu duduk di atas sofa bersama dengan seseorang, orang yang sangat Athena kenal.
"Tryan! " pekiknya yang langsung berhambur memeluk pria itu dengan erat.
"Hai, Athena apa kabar?" rambutnya sudah sedikit beruban akibat bertambah umur. "Kau semakin cantik. " pujinya.
"Apakah kau datang untuk menjemputku? Dimana daddy? " wajah Athena begitu berseri dan sesekali mencari keberadaan Isran namun ayahnya tidak ada disini.
Semua terdiam, sangat tidak tega untuk mengatakan kabar buruk ini pada Athena.
"Athena duduk dan dengarkan dengan baik, apapun yang aku katakan adalah kenyataan. " ucapan Flo membuat perasaan Athena tak enak.
Tryan menuntun Athena agar wanita itu bisa duduk tenang di atas sofa.
"Isran sudah tiada. " tidak ada briefing dan langsung pada intinya, siapa yang tidak akan kaget.
Tak ada kata-kata, dunia Athena seolah hancur berkeping-keping. Detak jantungnya berdegup begitu kencang, menahan tangis yang tak tertahankan. Namun ia berusaha untuk tetap menahan nya, tidak boleh menangis.
"Ka..kapan? " ia masih tak percaya akan hal ini.
"10 tahun yang lalu. "
Athena menangis, air matanya tak berhenti merasa bersalah akan satu hal. Ia selalu berharap Isran akan menjemput nya, seharusnya ia tak pergi.
"Daddy, " tangisnya yang sangat pilu membuat mereka semakin tak berdaya. Hal yang begitu mengerikan untuk di ungkapkan, mengetahui bahwa Isran merupakan orang yang sangat berharga bagi Athena.
"Dia mengingkari janjinya..kenapa? " tak pernah Isran mengingkari janjinya, namun kenapa kali ini mengingkarinya.
"Aku berpesan untuk selalu berhati-hati kenapa tidak di turuti?! Aku selalu menuruti pesannya untuk selalu makan telat waktu! Dan berusaha hidup dengan baik, "
"Flo kenapa kau tak.. Memberitahu aku akan.." Athena pingsan, tak bisa menahan kesedihannya.
"Athena! "
<<<<<
Matanya terbuka, walau sulit karena sepertinya matanya bengkak akibat menangis. Ia kembali meringkuk sambil menangis tanpa suara, hatinya benar-benar sakit. Dengan perlahan ia menuju laci meja dan mengeluarkan sebuah kotak kecil.
Kalung emas dengan liontin merah zamrud, ia mengamati hadiah terakhirnya dengan mengingat senyum Isran. Begitu ia sangat merindukan ayahnya.
Tak sengaja kalung itu terjatuh dari genggamannya, dah kalung liontin itu terbuka. Yang ternyata terdapat fotonya dan Isran dengan tulisan kecil 'putriku'. Tangisnya semakin pecah, begitu tak bergunanya ia sebagai anak.
Tok..tok.. Seseorang mengtuk pintu kamarnya, Athena segera menghapus air matanya tak ingin melihatkan kelemahan nya.
"Aku membawakanmu teh hangat, " Tryan masuk membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir teh.
"Tryan..apakah aku terlalu buruk sebagai putrinya Isran? "
"Tidak, kau yang terbaik. " jawab Tryan, menyodorkan teh itu pada Athena.
"Tetapi mengapa—"
"Jangan menyalahkan diri sendiri, Isran juga tak mau mengingkari janjinya. "
Athena terdiam sesaat, lalu meneguk habis teh hangatnya.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan? "