Chereads / Kisah Kasih Di SMA / Chapter 15 - keluar berbelanja

Chapter 15 - keluar berbelanja

Selesai makan malam, gue main kerumah Yesi

Dengan membawa buku pelajaran, bukan masalah gue anak yang rajin atau sejenisnya. Minggu depan sudah memasuki UAS. Gila aja kalo gue nggak belajar mumpung ada Yesi gue bisa minta temenin belajar dengannya, gue bukan tipe orang yang jenius yang nggak belajar aja masih bisa ngejawab soal ulangan sambil nutup mata. Please,gue juga manusia. Dan sepintar-pintarnya gue itu nilai yang bagus di peroleh dari belajar.

Yesi membawa dua gelas yang gue sendiri nggak tahu apa isinya. setelah di letakkan di atas meja barulah gue tahu, ternyata satu gelas kopi panas yang gue yakin buat gue, dan satunya coklat panas buat dirinya sendiri.

Oh iya. Gue pengen ngasih tahu. Semenjak malam itu, hubungan gue dan Yesi manis banget, kaya pasangan suami istri beneran. Yesi bilang mau ngasih tahu sesuatu tapi dia bilang gue belum cukup umur. Jadi Yesi nggak mau jelasin ke gue. Dengan sebel gue bilang ke dia, kalo gue cukup umur,Yesi terkekeh mendengar jawaban gue.

Masalah perasaan cinta gue yang besar ke dia, untuk saat ini biar gue simpan sendiri aja. Gue nggak mau ngasih tahu sama Yesi. Gue pernah denger temen-temen gue curhat,kalo suka sama seseorang berarti lo harus siap terluka sama seseorang itu. Jadi, untuk saat ini, gue cuma pengen menikmati rasa suka ini sendiri dan mempersiapkan hati sepenuhnya.

Gue duduk di lantai sambil serius mempelajari rumus Matematika yang tingkat kesulitannya Naudzubillah. Rencananya malam ini gue pengen mempelajari dua atau lebih mata pelajaran sekaligus.Tapi gue putuskan untuk mempelajari Matematika dan Fisika, karena kedua mata pelajaran itu pembuka di jadwal UAS.

Yesi duduk di sofa, dia nggak bersuara dan sibuk  dengan buku pelajarannya . Gue itu orangnya nggak bisa mendem sesuatu, buktinya sekarang gue terjebak dengan rasa yang gue simpen sendiri. Kalo perasaan gue yang suka muncul takut kehilangan Yesi, gue suka panik dan takut sendiri

Mata gue terarah pada buku pelajaran, tapi hati dan pikiran gue sepenuhnya di kuasai oleh Yesi yang sedang duduk manis di depan gue betapa manis wajahnya hidungnya mancung, sedang ke dua tangannya memegang buku pelajaran.

Ada kesamaan antara gue Yesi selain kami sama-sama suka membaca buku pelajaran, kami juga sama-sama suka baca novel dan cerpen. Di rumah gue punya satu perpustakaan mini. Dimana hampir semua rak buku di isi dengan novel.

Sulit sekali rasanya untuk nggak jatuh pada pesona Yesi. Dia diam kaya sekarang aja udah bikin jantung gue berdebar kenceng nggak jelas. Apalagi kalau dia lagi ngelakuin sesuatu,gue yakin pertahanan gue bakalan roboh. Gue mengalami konflik batin, ternyata memendam perasaan cinta itu sulit bagi gue dan ke banyakan orang pada umumnya.

Gue menghembuskan napas berat,masih sambil menatap Yesi sesekali gue belai rambut hitam panjangnya yang terurai sebahu.

Siang ini gantian Yesi yang main ke rumah gue sehabis pulang sekolah, gue dan Yesi bersantai di belakang rumah. Tentunya dengan kegiatan masing-masing, gue belajar Yesi baca novel.

Seolah Yesi memiliki dunianya sendiri

Dia sepenuhnya tenggelam dan begitu hanyut dengan bacaannya. Lama-lama bikin gue jengah, gue ngerasa jadi patung hidup kalo di samping Yesi. Untuk beberapa saat gue berpikir untuk mencari ide buat mengusik Yesi.

Gue tersenyum licik, saat ide itu muncul di kepala. Diam-diam dan amat pelan gue bangkit dari kursi dan menuju di mana Yesi berada. Gue rebut novel yang ada di tangan Yesi dan melemparkannya ke sembarang tempat.

Mata Yesi melotot kaget."Yesi, ngapain kamu?"

Ah,rencana gue berhasil. Yesi mulai terlihat jengkel karena gue.

"Nggak gapa-ngapain,kok!" Gue mengedipkan mata pelan dengan wajah tanpa bersalah. Yesi mendengus,lalu mengambil novel yang tergeletak di atas lantai,dia melanjutkan bacaannya lagi.

"Yesiiiii!" Rengek gue kesal. Lagi-lagi Yesi nggak denger suara panggilan gue, dia hanyut lagi dalam dunianya. Gue kesel dan masuk ke dalam rumah ninggalin Yesi dengan kesibukannya. Hp yang sedari tadi gue charge kini terisi penuh,dengan cepat gue cabut charger yang masih menancap di Hp, rencananya gue mau mainin IG tapi ada beberapa chat yang masuk dan membuka aplikasi WA terlebih dahulu.

0858xxxxxxx : Hi,Yesa?

0858xxxxxx : Hai !

0858xxxxxx : Yesa ?

Tiga notif chat, dan semua dari nomor baru,gue lihat profilnya cuma ada gambar boneka beruang.

Me : Siapa ?

0858xxxxxx : Nadia.

Ah, si Nadia. Iya ya, dia kan udah lama minta nomor WhatsApp gue, tapi baru sekarang dia ngechat. Bukan nungguin, gue juga lupa kalau Nadia pernah minta no WhatsApp gue. Setelah menyimpan kontak Nadia, dengan segera gue balas pesannya.

Me : Halo Nadia,lo baru chat gue ya ?Hahaha.

Nadia : Nungguin ya ?

Me : Diih, pede banget.

Nadia : Hehehe.gue tahu.

Berhubung mata gue udah ngantuk, jadi gue putuskan nggak ngelanjutin chat-an sama Nadia dan memilih tidur siang dengan tenang. Hp gue taroh di samping

Karena bahan makanan udah pada habis,Mama menyuruh gue dan Yesi sore ini pergi berbelanja ke minimarket dekat dari rumah. Gue dan Yesi memutuskan berbelanja ke supermarket yang terletak nggak jauh dari rumah gue.

Sesampai di supermarket Yesi mendorong troli dan berjalan mengiringi langkah gue. Di mulai dari rak camilan, hampir semua jenis camilan gue borong dan memasukkannya ke dalam troli. Yesi berdecak,"kita kesini bukan mau memborong camilan, Yesa?"

"Memang!" Gue memunggungi Yesi dan mengambil semua jenis camilan yang tersedia di rak tanpa ada satupun yang terlewat. Yesi jengah dengan kelakuan,Yesi menarik tangan gue yang membuat gue sepenuhnya berbalik ke arah dia.

"Liat gara-gara ulah kamu!" tunjuknya ke troli.

Gue mengikuti arah telunjuk Yesi. Kaget! Setengah troli sudah terisi penuh dengan camilan yang tanpa sadar gue ambil random tadi.

"Ya,Maaf! Dengan cemberut gue terpaksa mengembalikan lagi camilan itu ke tempat asalnya. gue mendelik ke arah Yesi "Semua salah kamu Yesi ! Siapa suruh punya wajah cantik dan manis kebangetan jadi gue sadar ngeborong camilan, Gue gencar banget godain Yesi tiap ada kesempatan.

Yesi menatap gue datar. "Terus, hubungannya sama kamu apa?"

Sia-sia. jadi, gue putuskan untuk kembali ke tujuan awal, yaitu berbelanja aja.

Kurang lebih satu jam kami menghabiskan berbelanja di supermarket, barulah kami pulang. Setelah sampai di rumah Yesi meletakkan barang belanjaan di atas meja makan sambil memanggil Mama. Mama keluar bersama Oci mendekati pusat suara yang memanggil.

Setelah semua tersusun rapi,Yesi mengambil satu cup ice cream besar lalu membukanya  dan dia beri ke Oci.

"Kak,kalo panas gini enaknya makan ice cream" ucap Oci sambil menyuap satu sendok ice cream rasa cokies oreo ke dalam mulutnya.

Yesi menatap gue, kemudian ikut menyendok ice cream. Dia berdecak "emmm...enak rasa susunya ini makanan terenak setelah ayam."

Gue geleng-geleng kepala. "Semua bahan makanan  selalu kamu bilang enak."