Chereads / Privat Server (ID) / Chapter 2 - NPC

Chapter 2 - NPC

Di sekolah, para guru dan pihak sekolah mendapatkan perintah dari negara untuk melakukan penilaian pada murid sekolah mereka masing - masing. Untuk sementara cube akan di buka agar para murid sekolah bisa di data dengan akurat oleh pihak sekolah dan agen pemerintah yang ada di dalam cube nantinya.

Para murid yang mendengar menjadi sangat senang karena sebelumnya dengan cepat pemerintah mengirim pihak militer untuk menjaga setiap cube agar tidak banyak orang yang masuk untuk saat ini.

Niel juga penasaran apakah dia memiliki sihir atau fisik yang kuat jadi mereka mengobrol dengan riang sambil menunggu giliran masuk kedalam cube.

Butuh waktu 25 menit sampai akhirnya rombongan kelas Niel masuk ke dalam cube. Ketika pertama kali muncul mereka tidak menyadari atmosfer di dalam cube yang unik, tapi ketika mereka masuk lagi dan merasakan sensasinya mereka akan merasa meluap-luap seolah tubuhnya akan meledak.

Cube yang paling dekat dengan sekolah Niel adalah cube yang tadi pagi dia lihat yang di jaga oleh militer, sekarang dia ada di dalam dan melihat sekeliling cube yang muncul tepat di tengah lapangan itu.

Tidak ada apapun yang istimewa, kecuali atmosfer di dalam cube yang lebih berenergi daripada dunia luar cube.

Di tengah lapangan, ada sekumpulan peneliti dan peria berjas duduk sembari melihat seorang anak yang mencoba mengeluarkan Kame Hame Ha dari tangannya, dan sebuah api kecil muncul tapi hanya bertahan kurang dari satu detik dan menghilang.

Orang-orang dewasa yang melihatnya hanya menangguk dan menulis beberapa data lalu melakukan tes pada anak lainnya.

Ketika tiba waktunya giliran Niel, dia di perintahkan untuk melakukan aksi apapun yang dia rasa itu kemampuannya tapi setelah di minta untuk mengangkat benda berat tidak mampu, sihir tidak ada yang keluar dan beberapa tes lain. Niel di nyatakan memiliki perkembangan yang rendah atau bisa di bilang dia tidak terbangkitkan seperti anak-anak lainnya.

Sebelumnya pemerintah juga sudah melakukan penelitian, mereka mendapati bahwa seorang anak usia 6-25 memiliki kemungkinan 99% kebangkitan, jadi mereka berpikir Niel sangat tidak beruntung karena menjadi satu orang yang tidak terbangkitkan itu.

Sementar usia dewasa 26-40 tahun memiliki persentasi kebangkitan 50%, dan usia paruh baya 41-55 adalah 10%. Sementara usia tua 56 sampai seterusnya hanya memiliki persentase 1%.

Jelas sekali kemampuan baru ini hanya muncul untuk anak muda dan remaja.

Di sekolahnya hanya Niel seorang yang gagal dan tidak memiliki kemampuan apapun setelah di tes, mereka bilang akan ada tes selanjutnya untuk mereka yang gagal tes seperti Niel.

Dengan sedih Niel kembali kerumahnya dan menahan air matanya berbaring di atas kasurnya, dia merasa hidup ini tidak adil, ketika dia berusaha untuk berteman dengan teman-temannya dengan cara bermain game yang sama dengan mereka sekarang mereka tidak akan bermain game itu lagi karena saat ini mereka adalah player ketika di dalam cube.

Niel merasa frustasi sampai sebuah suara 'PING' dari komputernya membuatnya teralihkan. Niel melihat game Privat server telah selesai melakukan update game dan dia melihat ke awah size nya adalah 2312 GB untuk melakukan update gamenya saja.

Hari ini dia sangat badmood di tambah kuota internetnya dan penyimpanan ssd-nya pasti penuh karena game ini, dia sempat ingin menguninstal aplikasi ini dan mengurungkan niatknya karena sangat di sayangkan dia sudah mendownload game besar ini dan langsung menghapusnya.

Dia mengarahkan kursos mousenya pada tombol start game dan dia tidak memerlukan username dan pasword sampai akhirnya permainan itu di mulai begitu saja.

[PING]

[Singkronisasi karakter 1%, loading...]

Niel melihat game PRIVAT SERVER itu seperti game FPS tapi ternyat ini adalah game fantasy, setelah bermain sebentar Niel mulai melupakan kejadian di sekolah dan sibuk bermain game.

Seperti namanya game ini adalah PRIVAT SERVER, jadi Niel tidak terlalu pusing untuk melalukan leveling dalam satu pukulan pada hewan berbentuk kelinci, Niel naik level 10 kali, segera banyak hadiah dan item yang membanjiri tampilan layar Niel. Niel melihat bonus XP 1000% segera saja dia menggunakannya dan mencari monster kadal berlevel 10. Sama seperti sebelumnya dengan sebuah skill level 10, kadal itu mati seketika dengan angka hit yang melayang sebesar +999.

Hanya butuh waktu satu jam agar Niel bisa sampai pada batas level yaitu level 100, selanjutnya Niel hanya fokus meningkatkan equipment-nya. sementara singkronisasi cukup lambat yaitu 13%, tetapi Niel sama sekali tidak perduli dengan angka di bawah kiri layarnya itu dan terus melakukan perbaikan untuk equipment-nya.

[Singkronisasi karakter 22%, loading...]

[Singkronisasi karakter 46%, loading...]

[Singkronisasi karakter 75%, loading...]

[Singkronisasi karakter 89%, loading...]

[Singkronisasi karakter 99%, loading...]

[Singkronisasi karakter Berhasil, apa anda ingin berpindah? Ya/Tidak]

Semua angka itu di abaikan oleh Niel, dan Niel memilih [tidak] karena dia tidak ingin kembali ke desa pemula dan terus melakukan pencarian yang ada di dalam dungeon ini.

***

[PIIIPPP... PIIIIPPP... PIPPP..]

Bel pulang sekolah berbunyi dan kelas itu bubar setelah seorang guru berkacamata itu meninggalkan kelas. Dalam kelas ini hanya terdapat 20 murid, beberapa anak tidak melakukan pendidikan norman seperti masa sebelumnya jadi murid di setiap kelas sangat sedikit.

Ketika semua murid bubar juga, salah seorang gadis berseragam putih abu-abu itu menghampiri seorang anak laki-laki pendiam yang duduk di barisan depan sebelah kiri. Anak laki-laki itu memiliki rambut yang panjang tapi rapi, hidung yang melengkung indah, bibir kecil merah jambu dan lekukuk wajah yang rupawan.

Anak itu tidak banyak berbicara, dia juga jarang bersosial dengan anak lainnya, bukan karena anak itu pendiam atau apa, dia hanya mencoba menjaga jarak dari sekitarnya.

"Hai. aku melihat kamu menjatuhkan kacamatamu, ketika di perempatan dekat Ind*mart." Ucap gadis itu dengan ramah menyerahkan kacamata hitam pada anak laki-laki yang menundukan wajahnya ke bawah itu.

"Oy Lia, apa kamu mendapat misi untuk melakukan pencarian kacamata? Apa hadiahnya XP?" ucap seorang anak memanggil nama gadis itu dan berjalan keluar kelas tertawa dengan temannya.

"Hump, Kasarnya." Ucap Lia kengan wajah kesal karena ocehan anak itu.

"Terimakasih." Kali ini sebuah suara kecil yang lembut terdengar dari anak yang menundukan kepala itu.

"Emm.." Lia tidak menyangka anak itu berbicara dengannya, tapi dia tidak tau apa yang harus di katakan selanjutnya.

Sementara seorang anak laki-laki lain berjalan dari belakan dan melewati Lia dan anak berkaca mata itu sambil berkata.

"Tinggalkan NPC itu, kamu tidak akan mendapat apapun walaupun kamu membantunya."

"Co kamu sangat tidak sopan." Ucap Lia dengan wajah sebal dan menarik telinga Co dari belakang.

Lia dan Co masih merupakan sudara jauh, tapi rumah mereka sangat dekat di tambah usia mereka yang sama membuat Lia dan Co terlihat seperti soerang pasangan padahan sebenarnya bukan.

Di lorong Lia mulai mengintrogasi Co kenapa dia benci pada anak itu, Co hanya bilang karena dia pintar itu membuatnya marah. Lia mencubit Co dan mereka mulai mengobrol tentang anak itu lagi.

"Bukanya menyebut NPC pada anak itu terdengar sangat kejam." Lia protes pada Co.

"Aku bahkan tidak tahu namanya, bagai mana aku bisa menyebutnya," Co beralasan "juga semua orang menyebutnya NPC dan sepertinya dia tidak keberatan."

"Kamu benar, aku bahkan tidak tahu namanya meskipun aku ketua kelas." Lia mengingat lagi dan dia benar-benar tidak tahu nama anak itu.

"Bagaimana bisa kamu menemukan kacamata NPC itu?" Co bertanya.

"Ketika aku pulang sekolah dan mampir untuk membeli cemilan di minimarket, aku melihat dia di seberang jalan sedang memberi makan kucing liar lalu dia meninggalkan kacamatanya begitu saja." Kata Lia mengingat sambil menerangkan.

"Mungkin dia membuangnya, di tambah sepertinya tadi dia bisa melihat papan tulis tanpa perlu kacamata." Ucap Co asal.

"Entah lah."

**

Niel mengenakan kacamatanya, merapihkan kursi tempat duduknya dan berjalan keluar kelas ketika semua murid sudah pergi. Saat ini dia sudah SMA dia memilih sekolahan yang jauh dari tempat tinggalnya karena dia berpikir untuk mencoba hidup yang baru di sekolah barunya ini, namun sayangnya cap sebagai orang yang tidak memiliki kekuatan ajaib itu masih melekat padanya dan dia terpaksa harus menjaga jarak dari lingkungannya.

Di dalam kereta perjalan pulang kerumahnya, Niel melihat cube kuning transparan itu ada di mana-mana. Biasanya para remaja sepertinya akan bergegas masuk cube untuk melakukan hunting atau membersihkan hewan buas, tapi tidak dengan Niel.

Ketika sampai di rumah Niel hanya menyalakan komputer, duduk dan bermain game PRIVAT SERVER, sudah 3 tahun Niel bermain game ini dan Niel sudah sangat nyaman bermain PRIVAT SERVER karena bisa melupakan kesedihannya yang merupakan seorang tanpa kekuatan ajaib.

Niel login seperti biasa, loading game kali ini cukup lama karena Niel sudah membuat game ini berantakan.

Setelah membuat pop mie, Niel duduk di depan monitornya yang berkedip seolah dia mengedipkan matanya.

Saat ini posisi duduk karakter Niel seperti mendongak-kan kepala sehingga Niel bisa melihat tulisan apa saja di atas kepalanya.

[Niel Fuchser]

[The Almighty – Lvl 1001]

Dua tulisan itu yang ada di atas kepalanya, Niel Fuchser adalah nama lengkapnya dan dia tidak ingat kapan dia memberikan nama pada karakter ini, dan The Almighty merupakan jobnya yang entah bagaimana semua jobnya bergabung dan jadilah The Almighty. Dan level 1001 (seribu satu) Niel ingat batas akhir level dari game ini adalah 100, tapi entah bagaimana dia menemukan celah dan terus menaikan levelnya sampai ke 1001.

Ketika dia menurunkan pandangannya, sederet pasukan berdiri di depannya dengan hormat menunggu perintah Niel. Pasukan itu tidak berjumlah puluhan atau ratusan, melainkan ribuan. Tentu saja tempat yang bisa menampung banyaknya orang ini bukan sebuah tempat sempit.

Niel duduk di antara awan, kubah cahaya permata, kilauan surgawi dan mahluk kolosan yang menopang langit. Sulit di jelaskan karena semua seperti sebuah ilusi yang tidak pernah di gambarkan oleh orang biasa sekapipun.

Bersambung.