Niel duduk di singgasana yang terbuat dari cahaya pilar langit, dia mengangkat tangan kanannya untuk membuka sebuah menu pop up, dan mengeluarkan inventorinya lalu mengambil sebuah pedang tipis kecil yang panjangnya hanya satu meter setangah.
Pedang di tangannya terlihat seperti sebuah pedang standar yang polos dan tanpa ada efek apapun, tapi percayalah pedang ini dapat memotong langit dan bumi dengan mudah dan merusak ruang waktu hingga dunia hancur. Ini merupakan pedang paling rendah yang dia miliki di inventorinya, masih banyak pedang dan senjata lain yang seribu bahkan satu juta kali lebih hebat dari ini. Namun sayangnya Niel harus melepaskan pedang ini dan membuangnya karena penyimpanan inventorinya sudah tidak cukup lagi untuk menampung peralatan.
Niel membuat tanda segel darah pada pedang, pedang ini adalah pedang yang dia bawa dalam perjalannya untuk sampai di tahap ini. Banyak kenangan dan memori yang telah Niel buat dengan pedang ini.
Pedang ini pernah bermandikan darah para dewa dan iblis, terkubur dalam lautan naga dan jutaan kali memotong alam semesta. Namun ini merupakan saat terakhir Niel mengengam pedang ini lalu melepaskan pedang itu di udara dan dengan sebuah anggukan kecil dari Niel pedang itu melesat seperti komet dan merobek waktu di angkasa hingga membuat suara mengerikan sampai semua orang harus menggil dan membungkukan tubuh saat itu juga.
Niel menghela napas, lalu bangkit dari singgasananya lalu seorang dewi yang cantiknya melebihi manusia yang ada di dunia nyata Niel datang menghampirinya dengan sebuah kotak harta sebesar box handphone.
Kotak itu di seolah menolak ada di dimensi nyata dan sesekali menghilang lalu muncul, sesekali mengeluarkan gambaran naga, iblis dan dewa yang bergantian. Namun itu bukan masalah bagi Niel, dengan kibasan tangannya kotak itu terbuka dan sebuah cincin dengan bentuk mengerikan seperti tengkorak manusia terlihat.
Aura hitam, dingin dan kematian terasa sampai ke tulang rusuk, seseorang dengan level rendah mungkin akan mati seketika, ketika mereka melihat cincin itu. Sedangkan Niel dengan mudah mengambilnya dan segera mengenakannya pada jari kelingking kanannya.
Sekarang kesepuluh jari Niel sudah mengenakan semua cincin dengan kekuatan yang sama dengan cincin ini. Niel bisa membuat alam semesta baru, menghancurkan alam semesta, mengulang waktu hanya dengan satu pikirannya saja. Dia memiliki kekuatan yang absolut yang mana sekarang dia tidak memiliki lawan sekalipun yang bisa menyamainya.
Namun sayangnya Niel tau itu bukanlah akhir, dengan kibasan tangan yang lain sebuah portal sebesar alam semesta muncul di depannya. Portal ini adalah sebuah portal yang bisa melahap seluruh alam semesta sekaligus, ini terjadi karena efek sepuluh cincin yang bersatu yang saat ini Niel gunakan.
Sudah ribuan kali Niel membuka portal dan portal ini di perkirakan portal terakhir yang saar ini Niel ketahui, entah karena apa game seolah tidak memberikan akses untuk membuka portal ini dengan mudah. Niel pikir jika ini adalah akhir dari game ini maka Niel akan sangat berterimakasih pada game Privat server ini, Niel tidak tau nama game ini yang sebenarnya tapi game ini serasa seperti dunia kedua dari Niel.
Niel membalikan badan dan melihat para bawahannya, bisa di pastikan Niel adalah dewa tertinggi saat ini. Oleh karena itu di barisan pasukannya terdapat banyak super power yang bahkan satu orang saja bisa meratakan seluruh alam semesta dengan mudah, namun begitulah persyaratan dari game ini untuk membuka portal terakhir ini.
Ini adalah peperangan terakhir yang di luar akal sehat dan imajinasi orang-orang oleh karena ini merupakan akhir dari game.
Niel hanya tersenyum pada mereka semua selama beberapa saat dan kemudian membalikan wajahnya lagi ke arah portal hitam yang terlihat memantulkan wajahnya. Wajah itu terlihat benar-benar seperti Niel di dunia nyata.
"Ayo menangkan peperangan terakhir ini." Ucap Niel pelan namun suaranya dapat menyentuh semua sudut alam semesta dan bahkan sampai ke semesta lain.
Dengan satu langkah kecil Niel tersedot dalam portal dan tampilan hitam tanpa batas berlalu selama waktu yang tidak di ketahui.
**
[Pipip .. Pipip.. Pipip..]
Alarm pada handphone Niel berbunyi dan Niel mengangkat kepalanya dari atas keyboard komputernya.
"Ah, aku tertidur?"
Niel terbangun dengan kebingungan lalu melihat pada layar handphonenya untuk memastikan jamnya, sementara waktu tertulis jelas jam 06:30 dia hanya punya waktu 30 menit lagi sampai jam masuk sekolah berbunyi.
"A..aku terlambat.." Niel berlari kekamar mandi dengan tergesa-gesa lalu menyelesaikan semuanya kurang dari 5 menit dan segera berangkat ke sekolah.
Di perjalanan Niel kebingungan, dia ingat semalam dia bermain Privat server tapi dia lupa kapan dia jatuh tertudur. Niel bahkan tidak ingat untuk melihat layar monitornya kembali dan bergegas saja untuk berangkat ke sekolah.
Setelah sampai di sekolah Niel duduk tenang di kursinya, mencoba mengingat kembali kejadian semalam dan dia benar-benar lupa apa yang terjadi, dia ingat karakter gamenya masuk kedalam portal terakhir lalu layar menjadi hitam dan kemudian alarm membangunkan tidurnya.
Niel berpikir sepertinya kejadian ini juga pernah terjadi sebelumnya tapi dia lupa kapan tepatnya.
Saat Niel menggali dalam ingatannya, teman sekelasnya mulai masuk satu demi satu mereka mengobrol apa yang terjadi pada dunia para Player saat ini dan membahasnya sampai jam pulang sekolah berbunyi.
(Player adalah sebutan untuk orang yang mempunyai kekuatan ajaib yang muncul 3 tahun yang lalu)
Dengan begitu Niel bisa mendapatkan info terbaru tentang para Player dari teman sekolahnya tanpa perlu membuka internet atau menonton berita di TV.
"Kamu dengar akhir-akhir ini hewan buas semakin langka, dan sekalinya muncul mereka sangat kuat. Beberapa hewan bahkan seperti ber evolusi dengan gerakan dan kekuatan mereka yang dahsyat, bahkan beberapa cube harus di kosongkan karena para Player berlevel rendah tidak dapat bertarung dengan para hewan buas itu."
Seorang teman di bangku belakangnya mengucapkan semua kalimat itu tanpa permu bernapas selama 20 detik.
"Ya, ya ya.. aku juga dengar, saudaraku yang sudah ada di level 10 bahkan harus lari ketika berhadapan dengan seekor serigala. Dia bilang di hari biasa, dia dan temannya akan dengan mudah melumpuhkan serigala itu tanpa perlu banyak gerakan. Tapi sekarang serigala itu seolah sudah tidak mempan lagi pada pedang dan bola api penyihir."
Anak yang satunya juga membenarkan dan membandingkan kejadian ini dengan fakta yang terlihat tidak biasa saat ini.
"Aku pikir cube itu kehabisan hewan buas dan tersisa beberapa elit hewan buas saja sehingga cube memperlambat respawn dari hewan buas itu."
"Itu mengerikan, padahal minggu lalu saudaraku yang berlevel sepuluh berjanji untuk membawaku masuk berburu hewan buas, tapi dengan kejadian ini dia terpaksa membatalkan perburuan ini dan aku akan semakin sulit mendapat pengalaman untuk naik level."
"Kita tunggu saja sampai cube itu mulai me-respawn hewan buas tingkat biasa lagi."
"Sebentar lagi kita akan lulus SMA jika kita terus seperti ini, aku takut aku tidak bisa menjadi Player dan hanya menjadi pekerja biasa."
"Kita memang harus sebisa mungkin mencari peluang, Eh ngomong-ngomong kamu tau tidak jauh dari rumahku muncul cube baru sebesar 200m2, meskipun kecil ada banyak hewan buas yang lemah di sana."
"Boleh aku masuk"
"Tidak, sayangnya hanya untuk penduduk lokal. Xixix"
"Ah sial, beruntungnya kamu. Aku harap kamu sudah menggunakan semua keberuntungan seumur hidupmu."
"Xixixi"
Tak lama Lia dan Co masuk kedalam kelas membuat suasana lebih berwarna lagi.
"Hai Co, si bajingan ini punya cube di belakang rumahnya dengan tingkat hewan buas yang rendah."
"Emm!"
"Ayo kita berburu di sana."
"Sudah aku bilang, hanya untuk penduduk lokal. Jika jalian memaksa masuk, salah seorang player terkuat di lingkungan kami akan menahan kalian dan mungkin menghajar kalian."
"Siapa player kuat di lingkungan mu? Aku yakin dia tidak akan sekuat Co."
"Ohh.!" Ucap Co malas.
"Hehe, kamu akan terkejut jika aku mengatakannya."
"Sombong sekali."
"Tentu saja karena dia merupakan player dengan level 25 si mage api Iori."
"APA? Iori? Si brengsek ini ternyata bertetangga dengan Iori. Sial kenapa dunia tidak adil padaku."
"Hehe.."
"Hemmm!" Gumam Co dengan malas.
"Ben, Rio apa yang kiat biacarakan dengan Co?" Tanya Lia sedikit berlari menghampiri kerumunan Co.
"Bukan apa-apa Lia." Ucap Ben memasang wajah terbaiknya untuk menghadapi Lia, Meskipun Iori sangat cantik Ben tidak akan mampu untuk berkenalan apalagi mengobrol dengannya. Tapi Lia berbeda, dia cantik, ramah dan baik. Jika Ben punya kesempatan dia ingin mengajak Lia untuk jalan bareng, tapi dia harus berhadapan dengan anjing penjaga Co dulu untuk bisa mengajak Lia.
"Lia si brengsek Ben ini bilang dia ingin memacari Iori, tapi aku menyarankan untuk sadar diri dan dia marah padaku. Aku benar-benar tidak mengerti dengan seleranya padahal ada Lia yang cantik di kelas kita tapi dia memilih wanita lain yang jauh di sana."
"Eh, aku tidak mengatakan itu." Wajah Ben pucat setelah di framing Rio ucapan seperti itu.
Sementara Rio pura-pura menangis dengan senyum lebar di wajahnya.
"Berhenti berkata omong kosong." Ucap Lia tersipu malu.
Sementar di antara keributan itu Co sudah membenamkan kepalanya di atas meja kelas.
"Aku tidak mengatakan itu aku bilang Lia wanita yang paling cantik yang pernah aku lihat." Ucap Ben dengan mengebu-gebu tidak bisa mengontrol perasaanya.
"Lihat mulut ular berbisa ini, sekarang dia berkata lain." Rio menambahkan minyak pada api.
"Baiklah, terimakasih atas pujiannya. Aku dengar kalian akan berburu di cube yang memiliki hewan buas yang tidak terlalu agresif?" Tanya Lia.
"Ah, iyah. Itu tidak jauh dari tempat tinggal ku, apa Lia mau pergi dengan ku ke sana untuk berburu?" Ben melihat kesempatan dan segera saja berbicara sebelum Rio mengucapkan kata-kata.
"Benarkah aku boleh pergi?" Tanya Lia dengan bersemangat.
"Tentu." Ucap Ben dengan senang.
"Tapi kamu bialng..." Belum sempat Rio melanjutkan ucapannya, mulutnya segera di tutup dengan tangan Ben.
"Emmm emmmemm ememe"
"Aku tidak mengerti kamu berkata apa" Ucap Ben meledek Rio.
Sementara Ben dan Rio bertengkar, Lia melihat ke arah Niel dan berjalan perlahan ke arahnya.
"Kamu juga ingin ikut?" Ucap Lia memiringkan kepalanya mencoba melihat wajah Niel.
"Ah.. emm aku.. maafkan aku, aku tidak bisa." Ucap Niel meminta maaf dengan tulus.
"Tidak masalah kali ini kamu tidak ikut, tapi di kesempatan selanjutnya kamu tidak boleh menolak ajakan ku." Ucap Lia tersenyum ramah pada Niel.
"Ah.. emm"
"Baiklah anak-anak kembali ke tempat duduk kalian, hari ini pak guru punya kabar baik dan kabar buruk untuk kalian."
Seisi kelas segera berhamburan dan kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, lalu guru paruh baya yang berbadan besar dan berotot itu meletakan tumpukan kertas di mejanya.
"Kabar baiknya, kucingku melahirkan dengan selamat dan memiliki 4 ekor anak kucing."
"Booo.." Seisi kelas berteriak bersamaan.
"Aku tidak mendengarnya, dan sekarang kabar buruknya aku baru saja menginjak kotoran anjing di depan gerbang sekolah."
"Boooo.."
Bersambung..