Chereads / Menantu Terbaik Dari Yang Terbaik / Chapter 7 - PATUNGAN 200 JUTA DAN 100 JUTA

Chapter 7 - PATUNGAN 200 JUTA DAN 100 JUTA

"Halo, Dokter Prima," sahut Ethan cepat, kemudian menambahkan, "Ck ck ck. Mentang-mentang udah lama tidak saya telpon, Dokter sudah lupa sama saya ya. Pakai tuan segala sih."

"Eh, iya maaf. Apa kabar?"

"Ya baik. Cuma masalah yang satu itu tetap belum membaik. Gimana kabar obat yang sedang Dokter bikin khusus untuk saya?"

"Hmmm... sabar ya, Mas. Obatnya masih dalam tahap pengujian akhir. Tinggal menunggu satu bahan lagi yang saya import dari luar negeri. Soalnya satu bahan itu tidak ada dijual di pasar lokal."

"Jadi kapan siapnya?"

"Paling lama dua hari lagi. Jadi tenang saja, begitu barangnya siap, saya akan langsung hubungi. Semua bahan lain sudah siap kok."

"Oke. Papa dan Mama gimana kabarnya, Dok?"

"Semua keluarga saat ini dalam keadaan sehat. Pak Sandro sedang ada di Belanda untuk mengurus izin penambahan jadwal penerbangan dari Amsterdam. Bu Marcella seperti biasa sibuk dengan sekolah musiknya. Sementara Mika sedang ada di Tokyo menghadiri rapat para pemegang saham Morenolium." Dokter Prima mengakhiri laporannya.

Morenolium adalah perusahan tambang berskala internasional, anak dari perusahaan Abraham Patlers Corp yang khusus membawahi industri pertambangan lepas pantai.

"Oke. Baguslah kalau bagitu. Nanti kalau suasana sudah tenang saya akan telpon sendiri Papa, Mama, dan Mika buat bertemu dan ngenalin Megan istri saya."

"Baik."

"Sudah dulu ya, Dok."

Klik. Panggilan terputus.

Matahari mulai redup. Sinar jingga merembes masuk melalui kusen jendela. Ethan pergi ke kebun belakang rumah untuk menyiram tanaman.

Kebun belakang rumah terlihat mulai rindang menghijau berkat ketelatenan Ethan merawat semua tanaman yang ada di sana.

Bunga juga berbagai buah yang Ethan garap kini tumbuh subur dan berbuah matang.

Ethan menyiraminya satu persatu, dimulai dari aneka jenis Caladium di bawah cucuran atap. Bila sudah bercengkerama dengan tanaman, Ethan kerap lupa waktu. Itulah sebabnya ia tidak mendengar saat Megan memanggilnya dari dapur.

Tak lama kemudian, Megan melongokkan kepalanya di pintu dan berteriak sekuat tenaga memanggil suaminya.

Ethan yang saat itu tengah menyirami Aglonema sedikit kaget. Sebab tadi ia tengah melamun.

"Ya, kenapa?" Ethan menegakkan badannya dan memandang ke arah istrinya.

"Mama masuk rumah sakit. Ayo buruan siap-siap. Kita ke Rumah Sakit sekarang." Tanpa menunggu , Megan segera menghilang kembali ke dalam rumah.

Ethan segera mematikan keran air dan menggulung selang, kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dengan handuk melilit pinggangnya, Ethan keluar dari kamar mandi.

"Sayang..." Tak ada jawaban dari istrinya.

Ethan masuk ke kamar dan memeriksa ponselnya. Ada pesan dari istrinya yang memberitahu kalau dia berangkat duluan ke rumah sakit.

Dengan motor bebeknya, Ethan berangkat menuju Rumah Sakit.

Lima belas menit kemudian Ethan sudah berada di ruang UGD Rumah Sakit. Tak disangka, ternyata semua keluarga sudah berkumpul di sana.

Tatapan tak menyenangkan dari keluarga besar Megan menyambut Ethan sejak awal kedatangannya.

"Kemana aja kau?" sembur Ravella. "Sekali tidak guna ya bakal tetap tidak guna. Tahu mertua masuk rumah sakit malah tidak jelas ada di mana."

"Maaf, Kak. Tadi saya sedang tidak pegang handphone."

"Halah alasan. Giliran cari alasan kau memang paling berbakat deh, Ethan." Dengan kasar Ravella mendorong dada Ethan.

Megan keluar dari ruang UGD dan langsung berdiri di samping suaminya. "Kak Ravella sudah dong. Mama sakit harus dicari jalan keluarnya. Bukan malah nyalahin orang."

"Kakak tidak nyalahin orang kok. Kakak cuma tanya sama suamimu ini. Ya pengin tahu aja sih, dia itu sebenarnya keluarga kita bukan sih. Kok kayak tidak ada pedulinya dia sama mertua," Ravella terus mencecar Ethan tanpa ampun.

"Kakak udah ah." Megan segera menarik suaminya menjauh dari rombongan keluarga.

"Mama kenapa?" Tanya Ethan pada istrinya.

"Serangan jantung."

Keduanya terdiam memandang lantai rumah sakit. Di kejauhan terdengar langkah kaki mendekat.

Tak lama kemudian Jayson masuk ke ruangan dengan membawa berkas dari bagian administrasi.

Mereka pun berkumpul semua mengelilingi Jayson.

"Gimana keadaan Mama, Sayang?" tanya Ravella pada suaminya.

"Hmmm... kata dokter, Papa harus dirawat sampai jantungnya kembali stabil."

"Ya aku juga maunya mama dirawat dulu aja," Megan menimpali perkataan Jayson.

"Tadi juga dokternya bilang kalau sekarang mama sudah bisa keluar dari UGD dan pindah ke ruang perawatan biasa. Gimana kalau kita pindahin mama ke ruang vip. Ruangannya bagus, luas, dan lebih privasi. Supaya nyaman kalau ada keluarga yang datang membesuk."

"Boleh," sahut Megan seketika.

"Berapa biaya kamarnya?" tanya Ravella pada suaminya yang terlihat menikmati sekali jadi pusat perhatian.

"Tiga ratus juta per bulan. Dan harus dibayar di muka. Karena saat ini sisa ruang vip sangat terbatas. Ethan, sini sebentar." Semua mata tertuju pada Ethan. "Ethan, gimana kalau kita patungan untuk biaya kamar Papa? Aku ada dua ratus juta, kau yang tambahin sisanya seratus juta lagi ya?"

Ethan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Megan memegang lengan suaminya. Semua mata memandang menantang kepada Ethan menunggu jawaban apa yang akan ia ucapkan.

Jayson, meski mengucapkan ajakan patungan biaya kamar dengan nada biasa saja, sebenarnya dia tahu kalau Ethan tak akan sanggup mengeluarkan uang sebanyak itu.

Saat ini adalah kesempatan emas baginya untuk mengalahkan Ethan dengan telak. Di hadapan semua keluarga istrinya yang tengah panik, ia akan tampil sebagai pahlawan tunggal. Menyingkirkan Ethan, iparnya yang selama ini tidak ia sukai.

Sebab ia menyimpan dendam pribadi pada iparnya itu. Sampai kapan pun juga ia tak akan pernah rela jika Megan menjadi milik Ethan. Diam-diam ia melirik Megan, iparnya yang tetap terlihat cantik meski tanpa riasan. Iparnya yang imut. Alasan sesungguhnya ia menjalin hubungan dekat dengan keluarga Caroline Alexella Gallagher.

Tapi nasib berkata lain. Megan yang diincar, Ravella yang malah naksir sama Jayson. Dan akibat campur tangan Tante Yona, diaturlah perjodohan itu. Sebab Ravella adalah anak pertama, tidak baik menurut kepercayaan keluarga Caroline Alexella Gallagher bila anak wanita dilangkahi adiknya dalam hal pernikahan. Bisa susah jodoh.

Meski Ravella, istrinya tidak kalah cantik dari Megan, tapi entah mengapa sejak awal kehadiran Ethan di keluarga mereka, Jayson selalu merasakan kebencian yang amat mendalam.

Terlebih saat awal kedatangan Ethan, bisnis Jayson sedang hancur. Uang hasil usahanya dibawa kabur temannya dan meninggalkan perusahaan dalam keadaan uang kas kosong.

Tak hanya meninggalkan uang kas yang kosong, hutang juga ada di mana-mana. Semua kesialan itu tepat berbarengan dengan hadirnya Ethan dalam keluarga mereka. Jayson yakin bahwa semua malapetaka itu adalah karena Ethan merupakan pembawa sial.

Tante Yona tiba-tiba keluar dari gerombolan. "Mana sanggup dia bayar segitu. Kerja aja tidak, dari mana dia dapat uang seratus juta? Mencuri?"