Dua Minggu kemudian di kantin sekolah.
Hanna dan Sesha duduk di satu meja yang sama. Sesha bertanya kepada Hanna tentang belajar kelompok untuk mempersiapkan ujian akhir semester yang akan dimulai satu Minggu lagi.
"Ujian semester tinggal satu Minggu lagi Han, jadi mulai kapan nih kita bisa belajar bareng?."
"Ya kita mulai hari Minggu aja."
"Bimbingan belajar Gala, Darren dan David masih lanjut gak sih di hari ujian akhir semester?."
"Kemarin sudah aku tanyakan Bu Tutik, katanya sih masih berlanjut, memang batas bimbingan belajar mereka bertiga ya pas waktu selesai ujian akhir semester."
"Lah terus kita belajarnya gimana? Kita mana ada waktu buat belajar sendiri, apa lagi tugas aku banyak banget, belum juga les piano tiap hari Senin, les ini dan itu."
"Kita belajar bareng-bareng saja Sha, gimana?."
"Apa kita ngajak Indri sama Ayu sekalian? Mereka kan memberi bimbingan belajar Gala, Darren dan David juga."
"Boleh juga Sha, kita kan gak bisa matematika."
"Oke deh, aku hubungi mereka dulu."
Sesha pun mengirim pesan kepada Indri dan Ayu, tak lama kemudian Indri dan Ayu membalas pesan dari Sesha, mereka berdua setuju dengan rencana untuk belajar kelompok bersama karena mereka merasa memberi keuntungan satu sama lain.
Akhirnya di hari Minggu sebelum hari ujian akhir semester di mulai, Hanna, Sesha, Indri, ayu, Goji dan tiga anak bandel yang direkomendasikan Bu Tutik untuk mendapatkan program bimbingan belajar, berkumpul di rumah Sesha dan belajar bersama.
Hari pertama belajar kelompok untuk ujian akhir semester sangat lancar. Aktifitas belajar kelompok ini akan berlangsung setiap hari di rumah Sesha hingga ujian akhir semester selesai.
Pukul dua siang, mereka semua merasa lelah karena mata pelajaran yang akan di ujikan hari Senin besok adalah, matematika dan bahasa Indonesia.
Lima sampai sepuluh menit satu persatu dari mereka pulang ke rumah masing-masing.
Hanna pulang bersama Gala, ini akan menjadi rutinitas mereka selama sepuluh hari kedepan sebelum ujian akhir semester berakhir.
Hal ini sangat menguntungkan Gala, karena hatinya semakin tenang jika Hanna selalu berada di dekatnya.
Gala pun mengendarai mobil, melaju dengan kecepatan standar menuju rumah Hanna untuk mengantarnya pulang.
Setiap hari Gala menggantikan posisi Taka untuk menjemput Hanna sekolah dan mengantarnya pulang selesai belajar kelompok untuk ujian akhir semesternya.
Selama itu Taka tidak menyadarinya karena dia juga di sibukkan oleh banyak pekerjaannya.
Gala dan Hanna pun semakin akrab karena setiap hari mereka pergi dan pulang sekolah bersama.
Suatu ketika, Taka berniat untuk mengantar Hanna pulang, namun Hanna menolaknya karena dia akan pergi belajar kelompok bersama di rumah Sesha.
Taka lupa akan rutinitas teman-temannya selama ujian berlangsung, maka, Taka membiarkan Hanna pergi untuk belajar kelompok bersama teman-temannya.
Dengan tidak sepengetahuan Taka satu Minggu ujian telah berlangsung, dia tidak sengaja melihat Hanna masuk kedalam mobil Gala dari kejauhan.
Meskipun di mobil Gala terlihat tidak hanya Hanna seorang melainkan dua perempuan lain yang menduduki kursi belakang.
Yang di lihat Taka itu adalah Indri dan Ayu. Mereka berdua lebih memilih naik mobil Gala dibanding pergi bersama mobil jemputan Sesha.
Karena sudah pasti, Indri dan Ayu suka dengan Gala.
Taka hanya bisa melihat dari kejauhan dan membiarkan Hanna pergi menaiki mobil Gala.
Taka pun akan melanjutkan aktifitas sehari-harinya dengan tidak begitu memikirkan apa saja yang di lakukan Hanna dengan Gala.
Selama ujian berlangsung, Taka sama sekali tidak bertemu Hanna meski dia berada di kantin atau lewat di depan kelas Hanna.
Ada momen ketika Tuhan memang tidak mempertemukan mereka meski berada di satu sekolah yang sama.
Hari Kamis jam lima sore adalah hari terakhir Hanna, Gala dan yang lain belajar kelompok bersama, karena ujian akhir semester tinggal satu hari lagi yaitu hari Jumat besok.
Sebelum pulang, Gala mengajak Hanna untuk makan malam terlebih dahulu. Sebelumnya Gala menanyakan makanan apa yang ingin Hanna makan, namun Hanna hanya menjawab "terserah, aku makan apa saja bisa kok," Hanna tersenyum memperlihatkan Gigi rapinya sambil melihat kearah Gala.
"Okeh kalau begitu, mari kita makan apa saja asal bukan sampah."
"Ngomong apaan sih Ga, itu gak lucu tahu."
"Masak sih, lucu ah, itu jokes yang biasanya di pakai anak-anak basket juga kok."
"Aneh banget sih jokes kalian."
Beberapa menit kemudian Gala memarkirkan mobilnya di depan restoran nasi goreng kesukaannya.
"Kita makan di nasi goreng itu?," Kata Hanna sambil menunjuk kearah restorannya.
"Iya, kenapa?" jawab Gala singkat.
"Aku pernah nih kesini sama Taka, katanya ini restoran langganannya yang paling enak, tapi waktu itu aku gak sempat makan nasi gorengnya karena restorannya sudah tutup."
"Kenapa selera makan si jenius itu sama dengan ku," kata Gala berbicara dalam hati.
"Jadi kamu makan nasi goreng disini pertama kali ini?," Tanya Gala tidak penting.
"He.em," jawab Hanna singkat sambil menganggukkan kepala.
"Bagus, kalau begitu, makan nasi goreng pertamamu disini buksn dengan Taka, melainkan dengan ku."
Karena Hanna tidak mendengar perkataan Gala barusan karena terlalu berisik dengan suara motor kenalpot Madura, maka Hanna menanyakan kepada Gala, apa yang tadi dia bicarakan.
"Hem? Apa tadi kamu bilang Ga, sorry aku gak mendengar," mendekatkan telinganya ke arah Gala sambil meninggikan badannya.
Melihat tingkah laku Hanna yang seperti ini membuat Gala semakin gemas terhadap Hanna.
"Tidak apa-apa, ayo kita masuk," Gala berbisik seolah-olah mengatakan hal yang rahasia kepada Hanna.
Mendengar bisikan Gala, ekspresi Hanna hanya melirik Gala yang dia kira sedang memberi tahu hal yang penting.
Mereka berdua pun masuk kedalam restoran dan memesan dua porsi nasi goreng.
Mereka melahap habis makanan mereka dan segera pulang beristirahat untuk ujian terakhirnya besok.
Di perjalanan pulang, Hanna menanyakan pertandingan basket yang sekitar empat Minggu yang lalu, Gala berkata, akan bertanding basket pada bulan depan.
"Kamu pernah bilang akan bertanding basket, apakah itu hari Minggu ini?," Tanya Hanna.
"Oh iya, sebenarnya pertandingannya dilakukan pada Minggu kemarin, tetapi ada perubahan jadwal, maka, pertandingannya hari Minggu ini, gimana nonton pertandingan kan?," Tanya Gala.
"Iya, bisa kok, waktunya juga lebih tepat karena sudah selesai ujian juga, aku akan pergi bersama Sesha."
Sambil fokus mengemudi, Gala melirik Hanan dan berbicara.
"Emm... Bagini Han, Sesha sepertinya akan pergi bersama Alex, jadi, Minggu nanti kamu akan aku jemput untuk pergi bersama, bagaiman?," Tawar Gala.
"Oke, baiklah," jawab Hanna singkat.
Mendengar itu Gala tersenyum senang.
.....