Chereads / Hanna's first love (Bahasa Indonesia) / Chapter 50 - Ciuman Pertama Hanna Dan Taka, Haris Kecelakaan

Chapter 50 - Ciuman Pertama Hanna Dan Taka, Haris Kecelakaan

Tepat puku sepuluh malam, setelah Gala meninggalkan Hanna dan Taka di taman.

"Aku antar kamu pulang, ini sudah malam," kata Taka.

"Jadi yang tadi kamu katakan menyuruhku untuk ikut kamu sebentar itu artinya mengantarkan ku pulang?."

Taka tidak bisa menjawab, karena perkataannya tadi hanyalah spontanitas yang keluar dari mulutnya agar Hanna tidak bersama Gala.

"Kalau kamu mengajak aku pulang kerumah, aku tidak mau, karena aku sedang ingin di luar untuk beberapa waktu," kata Hanna.

"Tapi berlama-lama terkena angin malam tidak baik untuk kesetan Han."

"Kalau begitu, aku ke rumahmu saja," pinta Hanna.

Mendengar itu, Taka berpikir yang tidak-tidak, apa lagi sekarang jam sebelas lewat, dan kedua orang tua Taka pasti sudah tidur lelap.

Dalam benak Taka berkata, "apakah Hanna akan bermalam lagi di rumah seperti waktu itu."

"Apa kamu yakin?," Tanya Taka meyakinkan.

"Memangnya kenapa?," Balas Hanna bertanya.

"Tidak.... Tidak apa, ayok kita kerumahku," ajak Taka siap.

Sesampai di rumah, Taka mengajak Hanna masuk ke kamarnya. Selagi Hanna menunggu Taka mandi, Hanna duduk di sofa yang ada di dalam kamar Taka dan membaca buku.

Tak lama kemudian Taka keluar dari kamar mandi kamarnya dengan menggosok-gosokkan handuk ke kepalanya.

Taka yang sudah berpakaian lengkap sejak keluar dari kamar mandi, duduk di sebelah Hanna yang sedang membaca buku.

Sambil tetap menggosokkan handuk ke kepalanya, Gala mendekatkan dirinya lebih dekat untuk melihat apa yang sedang Hanna baca.

Hanna yang awalnya fokus membaca, teralihkan dengan aroma harum tubuh Taka yang sehabis mandi. Hanna pun menutup buku yang sedang di bacanya itu.

Taka melihat Hanna dan bertanya, "kenapa bukunya di tutup?,"

Hanna terdiam dan hanya menatap Taka. Kemudian Hanna menyentuh wajah Taka dengan kedua tangannya dan mencium bibir Taka.

Taka yang mendapatkan ciuman Hanna dengan tiba-tiba, tetap menerimanya dengan senang meski sedikit tidak menyangka.

Seperti Sesha bilang, ciuman pertamanya hanya berdiam, tidak jauh beda dengan Hanna, Hanna hanya menempelkan bibirnya ke bibir Taka, dan melepaskannya saat Hanna kehabisan napas.

Sekarang posisi duduk Hanna tidak lagi menghadap kearah Taka. Taka mengetahui ekspresi Hanna yang terlihat canggung dan malu setelah menciumnya, bertanya.

"Kenapa?," Tanya Taka.

"Apanya?," Jawab Hanna gugup sambil sedikit melihat Taka.

"Kenapa berhenti?."

Hanna terdiam dan tidak menjawab pertanyaan dari Taka.

"Apa boleh aku coba sekali lagi?," Tanya Taka

"Enggak ah, aku gak bisa nafas."

"Aku bisa ajarin kamu kok, kalau kamu... Tidak keberatan."

Hanna melihat ke arah Taka karena perkataannya yang blak-blakkan.

Tanpa menunggu jawaban Hanna, Taka pun mencium Hanna dan mengajarinya bernapas di tengah Taka menciumnya.

"Apa kamu sudah bisa bernafas?," Tanya Taka.

Hanna menganggukkan kepalanya, ciuman Merekapun selesai tidak lebih dari sepuluh detik.

Setelah itu mereka saling terlihat gugup, Hanna dan Taka bicara bersamaan. Taka menawari Hanna minum sedangkan Hanna berkata ingin ke toilet.

Ciuman pertama mereka membuat mereka gugup dan salah tingkah sendiri.

Hanna pun masuk ke dalam toilet yang ada di dalam kamar Taka, sedangkan Taka mengambilkan Hanna minum.

Setelah Taka kembali mengambil minum di dapur, handphone Hanna yang dia taruh di meja bergetar.

Taka melihat Hanna yang masih belum keluar dari toilet, mencoba mengangkat telepon dari nomor 02676xxxxx

*****

Di dalam kamar mandi Taka, Hanna menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tangannya.

Dia menyadarkan dirinya bahwa ciuman tadi adalah nyata. Tidak di sangka, malam ini adalah malam dimana Hanna dan Taka pertama kali berciuman. Hanna tidak tahu harus keluar dari toilet dengan ekspresi bagaimana.

*****

"Sekarang keadaannya bagaimana mbak?," Tanya Taka kepada resepsionis rumah sakit.

"Ayah anda mengalami patah tulang bagian lengan, sekarang berada di ruang operasi."

Taka menanyakan alamat rumah sakit dan kapan waktu operasi selesai. Setelah selesai, Taka pun menutup teleponnya.

Karena Hanna terlalu lama di toilet, Taka mengetuk pintu toilet untuk mengecek keadaan Hanna apakah Hanna baik-baik saja.

"Han, apa kamu baik-baik saja?," Tanya Taka.

Dengan gugup Hanna menjawab pertanyaan Taka dengan berkata bahwa dia baik-baik saja.

"Apakah kamu masih lama di dalam?."

"Sebentar lagi Ka, kenapa?," Tanya Hanna.

"Aku ingin bicara," jawab Taka.

Tak lama Hanna pun keluar dan bertanya kepada Taka, apa yang ingin dia bicarakan.

Taka memberi tahu bahwa ayahnya mengalami kecelakaan dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit yang berada di desanya.

Hanna pun panik dan ingin segera pergi dari rumah Taka untuk menemui ayahnya. Taka menahan Hanna untuk pergi ke desa sendirian di tengah malam seperti ini.

Maka dari itu, taka menawarkan diri untuk mengantar Hanan ke desa malam ini juga. Mereka berdua berangkat dengan mobil Taka menuju desa ayah Hanna tinggal.

Dengan mengendarai mobil, waktu yang mereka tempuh untuk sampai di rumah sakit ayah Hanna di rawat adalah sekitar tiga jam lebih sepuluh menit.

Hanna dan Taka sampai di rumah sakit pukul empat subuh. Mereka menemui Haris di ruang pasien, dilihatnya Haris tertidur dengan keadaan lengan kirinya yang sudah terpasang gips.

Karena sudah mengetahui keadaan ayahnya, Hanna beristirahat di ruang tunggu bersama Taka. Pukul tujuh pagi, Hanna menemui ayahnya yang sudah terbangun, sedangkan Taka sedang membeli makanan yang bisa dimakan untuk Hanna.

"Bagaimana keadaan ayah? Apakah lengannya terasa sakit?," Tanya Hanna

"Ayah sudah tidak apa-apa, maaf sudah membuatmu khawatir, ini semua kesalahan ayah karena tidak berhati-hati saat menyeberang jalan," kata Haris.

Tak lama, Taka pun datang membawa beberapa makanan, minuman dan buah-buahan yang sudah di kupas.

Taka menyapa Haris dengan sopan, namun Haris yang tidak mengenal Taka hanya terdiam dan melihat Taka dari atas ke bawah.

Hanna pun memperkenalkan Taka kepada Haris.

"Ayah, perkenalkan ini Taka, teman satu sekolah Hanna."

Taka menghampiri Haris, memperkenalkan diri dan bersalaman mencium tangan Haris

Haris menganggukkan kepalanya, menyapa Taka dan mempersilahkannya duduk.

"Bagaiman keadaannya om?," Tanya Taka baik.

"Om sudah tidak apa-apa kok."

Disela Taka dan Haris mengobrol, Hanna membuka kantong plastik yang diletakkan Taka di meja.

"Syukurlah kalau begitu, karena Hanna sangat khawatir mendengar ayahnya kecelakaan," kata Taka.

Haris pun menceritakan kejadian kecelakaan yang menimpanya kepada Taka.

"Malam itu..."

Haris turun dari kereta setelah pulang menghadiri sidang perceraiannya, lalu memesan taxi online karena angkutan umum sudah tidak beroperasi pada jam sebelas malam, saat Haris berjalan menunggu taxi onlinenya di seberang jalan, Haris dengan ceroboh menyeberang jalan karena di pikirnya tidak ada kendaraan yang lewat, namun dari sebelah kiri, motor dengan kecepatan delapan puluh kilometer perjam tiba-tiba menabrak Haris.

"Setelah itu om tidak tahu lagi, tersadar, om sudah berada di rumah sakit," Sambil tertawa.

"Ayah itu, lagi terkena musibah malah ketawa, lain kali hati-hati dong, jangan bikin orang khawatir," sahut Hanna sambil menyuapi ayahnya buah melon yang dibelikan Taka.

"Iya maaf nak, kamu jangan khawatir lagi, ayah baik-baik saja kok."

"Tapi kamu sudah tahu kan kalau ayah dan ibu sedang memproses perceraian kami?," Lanjut Haris.

"Iya, Hanna sudah tahu."

"Maaf ya Han, ayah tidak bisa menepati janji ayah."

"Sudahlah ayah, sekarang kita fokus penyembuhan ayah dulu."

Haris pun menganggukkan kepalanya.

Mendengar perkataan Hanna dan haris, Taka baru menyadari bahwa keadaan orang tua Hanna sedang buruk, tidak tahu sejak kapan. Dan Taka tidak pernah mengetahui apa-apa soal hubungan orang tua Hanna, selama ini, Taka pikir, keluarga Hanna baik-baik saja seperti papa dan mamanya. Yang Taka tahu, ayah Hanna sedang bekerja entah dimana.

Tak lama kemudian, sarapan yang dibawakan petugas rumah sakit untuk pasien tiba. Hanna yang sedari tadi menyuapi Haris dengan melon sekarang menyuapinya dengan makanan yang baru saja datang.

Ditengah Hanna menyuapi Haris bubur sop dari rumah sakit, Haris bertanya kepada Hanna dan Taka.

"Apa kalian berdua sudah sarapan?."

Hanna pun menjawab "belum."

Taka berkata bahwa sebenarnya dia mencari warung makan namun Taka tidak menemukannya, maka dari itu Taka membeli roti, minuman dan buah di minimarket dekat rumah sakit.

Mengetahui itu Haris meminta Hanna untuk mengajak Taka mencari sarapan.

"Kalau begitu, ajak nak Taka beli sarapan dulu Han."

"Tidak apa-apa om, kita bisa cari makan nanti setelah om sudah selesai makan."

Namun Haris tetap saja bersikeras menyuruh Hanna dan Taka pergi untuk sarapan.

"Tapi ayah tidak apa-apa, Hanna tinggal sendiri?," Kata Hanna.

"Ayah tidak apa-apa, kalian pergilah makan dulu, ayah baik-baik saja."

Hanna dan Taka pun meninggalkan Haris sendiri dan pergi untuk mencari sarapan.

.....