Chereads / Hanna's first love (Bahasa Indonesia) / Chapter 40 - Merelakan Hanna Bersama Taka

Chapter 40 - Merelakan Hanna Bersama Taka

Menjelang sore, Hanna, Taka, Gala, Sesha, Alex, Steffy, Darren dan Goji makan bersama setelah lelah bermain di Timezone.

Mereka semua duduk di satu meja panjang dan berbincang membicarakan ujian akhir semester yang satu bulan lagi akan berlangsung.

Di sela makan, Taka mengirimkan pesan kepada Hanna, mengajaknya untuk pulang bersama nanti setelah selesai makan. Tapi Hanna tidak yakin karena Sesha dan Steffy akan pulang bersamanya nanti.

Namun pernyataan Hanna di balas oleh Taka untuk menyuruh Hanna membiarkan Sesha pulang bersama Alex, sedangkan Steffy, Taka akan menyuruhnya agar Steffy meminta Gala sebagai saudara sepupu untuk mengantarnya nanti. Maka Hanna tidak perlu khawatir dengan Steffy.

Begitulah kira-kira kiriman pesan di antara Taka dan Hanan di tengah keramaian teman-teman yang sedang berbincang sambil menyantap makanan yang ada di meja.

Selagi Gala pergi ke toilet, Taka mengajak Hanna pergi bersamanya. Gala menggandeng tangan Hanna dan berpamitan kepada yang lain. Tidak lupa memberitahu Steffy untuk pulang bersama Gala.

*****

Dari jauh Gala berdiri melihat ke akraban Hanna dan Taka setelah kembali dari toilet.

Perasaannya sedih tapi di sisi lain dia senang melihat Hanna yang ceria di balik semua masalah yang pernah di ceritakanya saat Gala berada di rumah sakit.

Gala sempat berpikir akan menyerah untuk Hanna karena merasa Hanan masih mempunyai rasa kepada Taka.

Setelah Hanna dan Taka keluar dari tempat makan, Hanna menyapa

"Ga aku balik duluan sama Taka ya."

"Em... Kalian hati-hati di jalan," jawab Gala ramah.

Mendengar itu Taka melihat ekspresi Gala yang terlihat menahan sesuatu di hatinya. Namun kenapa Gala sesantai itu berbicara kepada Hanna dan Taka, seolah Gala telah merelakan Hanna untuk Taka.

Setelah Hanna melambaikan tangan pada Gala, Gala pun berjalan meninggalkan Hanna dan Taka, berjalan, memasukkan kedua tangan kedalam saku celana Joggernya sambil menghela nafas.

Beberapa langkah dari tempatnya bertemu Hanna dan Taka, Gala membalikkan badannya, melihat punggung Hanna dan Taka berjalan meninggalkannya.

Setelah itu Gala melanjutkan perjalanan menuju meja makan bersama teman-temannya.

Dan tak lama, Gala pun pamit, hatinya tidak tenang karena membiarkan Hanna bersama Taka.

Maka untuk menghilangkan rasa gelisahnya itu, Gala pergi ke tempat akademi pelatihan basket Indonesia dan bermain basket sendiri.

Dia pun tidak menginap di rumahnya, melainkan menginap di asrama akademi, karena akan lebih menghibur dirinya bersama teman-teman tim asrama basket.

*****

"Kita mau kemana Ka?," Tanya Hanna.

"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

Taka mengajak Hanna pergi ke kantornya, dia ingin memberi tahu tempat ia bekerja dan memberitahu bahwa selama ini dia sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak pernah menjemput Hanna pergi sekolah atau mengantarnya pulang ke rumah dan juga jarang meluangkan waktu bersama teman-teman.

Sesampai di gedung yang hanya memiliki tidak lebih dari dua puluh lantai itu, Taka memarkir motornya dan mengajak masuk Hanna kedalam gedung itu.

"Kita ngapain kesini Ka?," Tanya Hanna penasaran.

"Nanti diatas aku jelasin ke kamu," jawab Taka tenang, sambil memencet tombol lift.

Karena hari Minggu adalah hari libur, maka tidak banyak orang yang berlalu lalang di gedung tempat Taka bekerja.

Mereka berdua menaiki lift, dan berhenti di lantai tiga belas, pintu lift pun terbuka dan mendapati Olivia berdiri di depan lift.

Taka dan Olivia pun saling bersama tegur.

Meski Hanna dan Taka tidak berstatus pacar, namun Hanna tetap saja cemburu jika melihat Taka dekat dengan perempuan yang belum dia kenal, apa lagi di mata Hanna, Olivia terlihat perempuan yang baik, pintar dan dewasa dengan potongan rambut pendeknya, memanggil nama Taka dan tersenyum pada mantan kekasihnya itu.

Taka juga terlihat akrab dengan memanggil nama sekretarisnya yang belum di ketahui Hanna itu dengan sebutan Oliv, semakin membuat Hanna berpikir macam-macam seperti, "seharusnya aku menerima Taka kembali." "Bagaimana jika suatu saat mereka saling tertarik satu sama lain dan Taka melupakan aku seratus persen."

Meski Olivia lebih tua beberapa tahun dari Taka, namun dia ingin di panggil dengan sebutan Oliv saja, agar tidak terlihat tua, apa lagi hari Minggu adalah hari tidak formal seperti saat di kantor.

Jadi Olivia memanggil Taka hanya dengan sebutan nama depannya langsung dan tidak lebih dari sebutan bos atau atasan pada umumnya.

Setelah Olivia dan Taka saling menyapa, Olivia pun berpamit untuk turun dari gedung. Taka dan Hanna pun berjalan menuju ruang kantor perusahaan.

Hanna berpikir macam-macam tentang Taka, apa lagi melihat dirinya yang menjaga batas antara dirinya dan Taka karena suatu alasan.

Namun rasa itu dengan cepat di netralisir oleh Hanna sendiri dengan bertanya pada Taka siapa perempuan yang berada di depan lift itu nanti.

Taka berjalan sambil menjelaskan bahwa tempat yang di datanginya adalah kantor miliknya dan memberikan penjelasan dan memberitahu kepada Hanna apa yang telah ia kerjakan selama ini sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk bersama Hanna dan teman-teman.

Itu semua Taka lakukan karena tidak ingin Hanna salah paham dan berpikir bahwa Taka tidak lagi menyukai Hanna.

Hanna pun bahagia mendengar kesuksesan yang Taka raih, namun tetap saja Hanna masih membatasi hatinya kepada Taka, karena suatu alasan.

"Aku boleh tanya sesuatu ke kamu tidak?," Kata Hanan.

"Apa itu?," Tanya Taka.

Sambil malu, Hanna bertanya tentang Olivia

"Apa perempuan tadi bekerja di tempatmu juga?."

"Maksud kamu Olivia?."

"He.em," Hanna menganggukkan kepalanya.

"Dia sekretaris ku, dia membantu mempersiapkan semua aktifitas yang harus aku lakukan setiap harinya di kantor."

Sekarang Hanan sudah mengetahui tentang Olivia, namun hati Hanna masih saja menolak untuk tidak khawatir.

"Kok diam sih, kenapa? Kamu cemburu?," Tanya Taka menggoda Hanna.

"Apaan sih enggak kok," sambil mengalihkan pandangannya ke arah jendela kaca.

Taka terkekeh melihat kecemberutan yang ada di wajah Hanna. Taka pun menghampiri Hanna dan menggelitiki perut dan ketiak Hanan, memaksa agar Hanna mengakuinya.

Meskipun Hanna sudah tertawa kaku, namun dia tetap tidak ingin mengakui bahwa sebenarnya dia cemburu dengan Olivia.

Saat terlepas dari Taka, Hanna pun berlari, menghindari kelitikan Taka, namun, Taka terus saja jail kepada Hanna dan menghampiri Hanna karena belum puas menggelitiknya.

Hanna dan Taka menjadi kekanak-kanakan, mereka berkejar-kejaran di ruang kantor.

Sekuat dan secepat apapun Hanan lari, dengan mudahnya Taka menangkap Hanna dengan kedua tangannya.

Hanna pun berteriak "aaaaaaaaaa."

Taka memeluk dan menutup mulut Hanna denga tangan kanannya, karena suara jeritan Hanan begitu kencang.

Taka pun membaw Hanna berjalan menuju sofa. Dengan nafas yang masih belum teratur, mereka berdua duduk.

Hanna lemas memegangi perutnya dengan satu tangan kirinya, karena terlalu banyak tertawa.

Sedangkan Taka mengatur nafas sambil melihat Hanna, bagi Taka, saat ini Hanna sama lucunya dengan sewaktu Hanna berlari melewati gerbang sekolah yang hampir di tutup oleh pak satpam karena terlambat.

"Han," Taka memanggil Hanna.

"Apa?," Hanna yang masih ngos-ngosan.

"Minggu depan kamu ikut ya acara kantor."

"Acara apa?."

"Acara perayaan satu tahun berdirinya game aku."

"Jadi sudah satu tahun? Selama itu aku gak tahu tentang game kamu."

"Hihi maaf itu rahasia, tapi sekarang kan sudah bukan rahasia lagi," Taka tersenyum menunjukkan giginya.

"Iya, aku akan datang," jawab Hanna

"Yes, aku jemput ya."

Hanna pun mengangguk memberi jawaban setuju.

.....