*
*
"Kamu keluar… setiba-tiba itu?"
"Hei, Aku tidak melakukannya dengan tiba-tiba. Aku harus melakukannya dengan banyak persiapan karena jika aku tiba-tiba keluar aku harus membayar konpensasi kontrak jika batal. Jadi aku memang tidak mengambil pekerjaan baru dan hanya menyelesaikan pekerjaanku yang belum selesai.."
"Bukankah kamu ingin memiliki banyak uang."
Sakura menangguk. "Tapi, bukankah Kii sudah kaya?" dia tersenyum masih mengunyah makanannya. "Jadi aku aman, tidak perlu bekerja lagi."
Abaddon menatap Sakura. Lalu dia berdiri. "…Aku pergi sekarang."
Sakura tertawa. "Jangan pergi… aku janji biaya hidupku tidak akan begitu mahal."
"Aku jadi merasa lebih ingin pergi lagi."
Sakura masih tertawa kecil. "Tidak apa." Kini dia mendongak menatap Abaddon. "Aku akan menemukanmu lagi. Aku pintar untuk hal itu."
Abaddon menatap lekat Sakura lalu dia mengusap kepala Sakura sebelum pergi. "Aku pergi sebentar keluar. Kamu tunggu disini."
Sakura mengangguk dan kini mengorder makanan kecil lagi kepada pelayan.
Abaddon keluar dari restoran itu melewati pintu yang berada di arah belakang Sakura dan menatap sekitar, lalu dia melihat ada sebuah toko yang dia cari di seberang jalan. Tak perduli dengan tatapan orang-orang yang menatapnya sedari tadi, dia tampak santai berjalan.
"Apa yang dapat aku bantu?" wajah ibu itu bertanya dengan nada yang lembut pada Abaddon yang terlihat seperti memperhatikan sekitar.
"Tolong rangkaikan aku dengan bunga itu." Abaddon menunjuk ke salah satu sudut toko.
Ibu itu langsung dengan sigap namun tidak bergesa-gesa, mengambil satu keranjang besar yang ditunjuk Abaddon dan menariknya mendekat ke arah meja. "Ada bunga lain yang diinginkan? Atau hanya menggunakan satu bunga ini saja?"
"Bunga lain tidak apa. Tapi aku ingin bunga ini yang menjadi tokoh utamanya."
Ibu itu mengambil keranjang bunga kecil yang berwarna putih. "Bagaimana jika digabungkan dengan bunga ini?"
Abaddon tersenyum. "Sepertinya bagus."