"Kii, sampai kapaan?" tanya Sakura terdengar tidak sabar sambil memegang tangan Abaddon yang menutup kedua matanya sambil menuntun Sakura ke suatu tempat.
"Oke." Abaddon melepaskan tangannya, dan menatap Sakura yang perlahan membuka matanya.
"Wow!" Sakura memandang sekitar dan tampak takjub.
"Kamu suka?"
Sakura mengangguk. "Apa kamu yang menanam semua ini?"
"Untuk apa aku melakukannya? Tentu saja ini pekerjaan tukang kebun." Ucapnya membuat Sakura begitu yakin kalau Abaddon memiliki banyak uang yang sama sekali tidak dia butuhkan.
"Tapi ini bunga yang berbeda." Ucap Sakura sambil menyentuh bunga yang berada di sekelilingnya.
"Apa kamu fikir aku dapat mengingat bunga apa itu?" Abaddon menatap Sakura tak percaya. "Bahkan wajahmu dulu saja, aku tidak begitu yakin seperti apa." Lanjutnya tertawa.
Sakura memanyunkan bibirnya. "Iya aku tahu, Abaddon memang pelupa." Ucapnya sambil berjongkok dan memetik bunga di kakinya. "Kii, apa kamu tahu?"
"Apa?"
"Bunga ungu itu bukan bunga kesukaanku."
Abaddon tampak kaget. "Tapi kamu tampak menyukainya."
"Bodoh. Itu karena di tempat itu hanya bunga itu yang tumbuh di sana. Bahkan aku tidak tahu nama bunga apa itu." Sakura tertawa.
Abaddon membenarkan dalam hati.