*
*
Abaddon membenarkan dalam hati.
"Apa aku tak apa menginjak bunga-bunga in?" Sakura tampak sedikit khawatir.
"Jika rusak, kita hanya perlu memanggil kembali tukang kebun itu. Dia bekerja dengan cepat." Jawab Abaddon dengan mudahnya.
"Enak sekali menjadi kaya, ya?" Sakura tertawa. Dia menatap sekeliling. Tatapannya berhenti saat dia menemukan ada rumah di belakang mereka. "Lalu, rumah siapa itu?"
"Aku membelinya dan membuat kebun belakangnya seperti ini."
"Wow. Berapa lama kamu mempersiapkan ini?" Sakura tampak semakin takjub.
"Entahlah, hanya beberapa hari." Abaddon tampak tidak begitu memikirkan jawabannya.
"Oh, berarti bunga-bunga ini tidak tumbuh disini. Hanya berpindah pot, sepertinya." Sakura tampak mengerti sesuatu.
"Kamu ingin tetap berada di sini, atau mau melihat ke dalam rumah?"
"Ayo masuk." Sakura bangkit dengan cepat dan bersemangat sambil menggandeng tangan Abaddon masuk ke dalam rumah.
Mata Sakura menatap sekeliling rumah dengan tatapan takjub. Warna putih berpadu dengan warna kayu terlihat lembut di pandangan Sakura.
Sakura melepaskan gandengan tangan Abaddon dan perlahan berjalan masuk ke dalam rumah. Menyentuh dengan perlahan dan lembut ke salah satu kursi di samping meja makan kayu itu. Matanya masih saja memandang sekitar. Dan senyumnya tak lepas dari wajahnya.
"Sepertinya kamu menyukainya." Abaddon melepaskan pandangannya dari Sakura dan berjalan ke arah dapur yang berada di samping meja makan. "Kamar tidur berada di atas. Selagi aku mempersiapkan makanan, kamu dapat melihat-lihat."
Sakura mendekati Abaddon dan memeluknya dari belakang. Wajahnya mencoba menyelip dari samping memperhatikan apa yang sedang Abaddon lakukan di dapur.
"Kenapa?"
Sakura menggeleng dan tersenyum. "Aku hanya bahagia."
"Hanya kamu sendiri yang bahagia." Ucap Abaddon terdengar ketus. Sakura hanya tertawa mendengarnya. "…Cepatlah sembuh." Lanjut Abaddon begitu pelan, namun Sakura masih dapat mendengarnya.