Tok! Tok! Tok!
Pintu kamar di ketuk dengan begitu kencang. Sang pemilik kamar pun merasa marah karena tidur nya di ganggu.
" WOI! SIAPA SIH?!! " Teriak Ara nyaring dari dalam. Bukan nya minta maaf pelaku pengetuk pintu justru balik berteriak.
" Buruan mandi! Satu jam lagi berangkat "
" Berangkat kemana?! "
" Kondangan lah kebo! "
" OGAH! "
" Lu udah janji ya semalem temenin gua buat gantiin Mommy "
" Argh... "
Ara kenal suara itu. Suara musuh bebuyutan dirumah besar tersebut.
" IYA BAWEL!! "
Arfan atau yang biasa di panggil Topan adalah kakak sepupu Ara. Ibu nya adalah adik dari ayah Ara. Saat ini Topan berkuliah S1 dan jarang pulang kerumah karena jarak tempuh pergi dan pulang terlalu jauh.
Ia memiliki apartement sendiri untuk ia tinggal selama kuliah dan jika weekend atau ada waktu senggang ia baru pulang kerumah.
Hari ini ada undangan pesta pernikahan dari anak teman nya Shera. Karena ia tak bisa datang jadi meminta Topan dan Ara untuk menggantikan dirinya yang ada pekerjaan di luar kota.
Dan mungkin untuk beberapa hari kedepan Ara akan tinggal sendiri dirumah. Karena Topan harus kembali ke apartement nya. Dan Shera masih harus tetap di luar kota.
" Oke... Being a women to night "
Gumam Ara membuka lemari pakaian khusus dress. Ia mengambil dress hitam polos dengan model bagian bawah berundak.
" Beautiful " gumam nya lagi ketika melihat pantulan diri nya di cermin dengan dress tersebut.
Karena ia mencuci rambutnya Ara mengeringkan dulu sebelum di cepol. Ya model rambutnya malam ini adalah seperti di sanggul ke belakang dengan membentuk garis tengah di rambutnya lalu menyisakan beberapa helai rambut di sisi kanan dan kiri.
Setelah itu ia make up dengan menggunakan cushion, eyeshadow berwarna natural, blush on, maskara, eyeliner, dan lipstick yang di ombre. Tidak lupa ia memberikan lipgloss di akhir make up nya agar bibirnya terlihat glossy.
Pakaian siap, make up juga siap kini ia beralih ke lemari perhiasan. Banyak perhiasan satu set yang di belikan Shera atau orang tua nya.
Ia memakai anting dan kalung dalam set perhiasan tersebut. Lalu high heels berwarna hitam dan tas kecil berwarna merah.
Ia sengaja memberikan warna merah pada penampilannya agar tidak terkesan sedang berduka. Padahal ini kan acara yang bahagia, acara pernikahan. Parfume yang ia semprot kan ke tubuhnya menyerbak ke seluruh ruang ganti.
Setelah selesai semua ia kembali bercermin. Beberapa saat mengamati penampilannya ia merasa seperti ada yang kurang.
Berlenggak-lenggok mencari kekurangan pada penampilannya. Hingga mata nya tertuju pada jari-jari tangan. Ya! Disitu yang kurang.
Ia kembali membuka lemari perhiasannya dan mengambil sebuah kotak bludru biru. Ketika kotak itu terbuka terlihat cincin berlian yang mewah dan cantik.
Mata nya berubah menjadi sendu. Ia mengambil cincin yang sudah lama berada di dalam kotak tersebut lalu di masukan ke jari manis sebelah kiri.
Di pandanginya cincin pertunangan nya dengan Dev. Ia kembali bercermin melihat penampilannya secara keseluruhan.
" Perfect! "
Pukul 8 malam mereka sampai di tempat pernikahan. Ara menggandeng tangan abang sepupunya dengan erat.
Sebenarnya ia tidak begitu menyukai pesta. Terlalu banyak orang, ruang gerak nya tidak begitu luas apalagi di dominasi oleh orang asing.
" Bang. Nanti gua duduk aja ya lo yang ketemu sama mempelai pria sama wanita nya "
" Dih, terus ngapain gua bawa lu kesini kalo cuma buat duduk? "
" Ya kan senggak nya lo gak keliatan jomblo banget pas makan. Kalo salaman sama mempelai mah gak ada yang tau lu jomblo apa kagak "
" Oncom nih anak "
Setelah menulis buku tamu mereka memasuki aula pernikahan yang cukup luas dan megah. Dekorasi pernikahan ini benar-benar mewah.
Karena disana banyak tamu penting jadi pihak keluarga mengkhusukan meja untuk tamu kehormatan mereka. Termasuk keluarga Ephraim keluarga Shera. Jadi Ara tidak perlu takut ada orang asing yang duduk satu meja dengan nya.
" Udah sana salaman abis itu makan balik deh "
" Jahat lu ya. Abis makan langsung pulang "
" Biarin deh gak kenal juga buruan gak pake lama "
Ketika Topan pergi untuk salaman dengan mempelai Ara melihat suasana sekitar. Pernikahan memang acara yang sakral entah mengapa Ara merasa terharu.
Ketika matanya di manjakan oleh dekorasi pernikahan ponselnya bergetar cukup keras sehingga terasa di genggaman nya. Ia melihat siapa yang menelfon ternyata Dev.
" Ra? "
" Ya "
" Kamu udah sampai? "
Di sebrang sana Dev dapat mendengar musik yang romantis, pelan dan menenangkan.
" Ya. Aku lagi tunggu bang Topan salaman "
" Bagus tempatnya? "
" Hmm.... Bagus kaya negeri dongeng "
Entah mengapa Ara merasa sedih dan mata nya berkaca-kaca.
" We'll make more of it someday. You and i being a queen and king for one day. Kamu akan jadi Mrs. Mahardika "
Ara terkekeh dengan kalimat Dev. Alunan musik di aula benar-benar mendukung suasana hati Ara yang tiba-tiba kelabu.
" Dev "
" Yes, honey.... "
" We'll make it happen someday, right? "
" Yeah, of course. That's our dream "
Ara menarik nafas dalam-dalam ketika air mata nya sudah menggenang di kelopak mata.
" Ya... Yaudah aku mau ambil makan dulu kita ngobrol lagi pas aku udah dirumah "
" Yes baby... Have fun "
" Ya... "
Sambungan telfon terputus. Ara dan Topan sangat menikmati jamuan acara tersebut. Ara berusaha menutupi kesedihan nya sepanjang mereka ada di tempat itu.
Satu jam kemudian mereka kembali pulang dan Ara diam tidak seperti biasanya.
" Tumben gak bawel. Something wrong? " Tanya Topan tiba-tiba.
" Apa gue sama Dev bakal lanjut ya bang? " Topan mengernyitkan kening nya bingung.
" Lanjut maksudnya? "
" Ya... Nikah, punya anak, happy life until died ? "
" Lo kenapa sih tiba-tiba tanya gitu? Lagi ribut sama Dev atau gimana? ketinggalan berita sampe mana nih gua karena baru balik "
" Gak... Hubungan kita baik-baik aja. Tapi... Akhir-akhir ini perasaan gue jadi sedih. Gua berfikir bahwa gue cuma kasih rasa sakit ke dia, masalah di sekolah, sikap gue yang beda sama dia. Menurut lo mungkin gak sih Dev terus mempertahan kan gua? Because he's a perfect, he's a good boy. Tapi kenapa dia justru dapet perempuan kaya gue? "
Merasa topik ini sangat serius Topan mencari tempat untuk berhenti sejenak.
" Lo mau gua jawab jujur? "
" Yaiyalah "
" Oke... Gua punya dua jawaban dari pertanyaan lo. Jawaban pertama adalah karena Dev mencintai lo paham? "
" I... Ya... Tapi ken.. "
" Ssstt... Dengerin gua dulu. Jawaban kedua karena Tuhan tau porsi dari masing-masing manusia. Mungkin lo berfikir harusnya orang baik dapat orang baik gitu kan? "
" I... Ya, harus nya gitu. Biar salah satu nya gak di rugikan bang "
" Dari mana lo tau kalau kedua nya baik gak bisa merugikan mereka? Hm? Contohnya gini kedua nya baik suatu hari ada masalah yang menjelekkan satu pasangan nya. Lalu karena kedua pasangan ini baik mereka berfikir tidak ingin menyakiti perasaan orang lain tapi padahal pasangan nya telah di sakiti orang lain.
Mereka ngebiarin orang lain nyakitin mereka, hina mereka. Kamu fikir itu bukan sebuah kerugian? Ra. Tuhan tau porsinya, ada nya pasangan untuk melengkapi.
Pasangan yang dua-dua nya baik pun pasti memiliki kekurangan karena apa? Karena kita manusia. Kalau kita terus mau cari pasangan yang sempurna gak akan ketemu pasti ada kurang nya.
Entah dia takut sama ini, gak suka itu. Apapun, dan lu sama Dev ada karena Tuhan tau kalian bisa saling melengkapi. Yang nama nya hidup gak ada yang berjalan lurus.
Bahkan orang mati pun masih punya masalah di dunia nya. Dan lo tanya apa Dev akan tetap memperjuangkan lo? Jawaban nya pasti! Karena apa? Karena dia cinta sama lo.
Laki-laki yang bener-bener cinta sama seorang perempuan gak akan pernah ninggalin duluan mau seberapa jelek mau seperti apa sikap lo dia akan tetap stay.
Gua selalu liat di mata Dev ada lu. Cara dia tatap lu, cara dia bicara. Laki-laki yang sudah mencintai perempuan akan terus memperjuangkan perempuan itu dan ketika dia dapat pasti akan di pertahankan sekalipun perempuannya keras kepala kaya lo "
Ara terdiam tak bisa berkata-kata lagi. Nasihat Topan membuka fikirannya kembali.
Memang benar ia merasakan ketulusan yang Dev berikan. Saat mereka ngobrol, saat Ara marah, ngambek Dev selalu dengan sabar mendengarkan dan menenangkan Ara.
Dan jika di ingat-ingat semua kalimat yang keluar dari mulut Dev tidak pernah menyakiti perasaan nya. Sikap dan tutur katanya sangat terlihat bahwa ia tidak hanya mencintai Ara tapi juga menghormatinya.