"Ngaji bareng untuk hari ini selesai, alhamdulillah berjalan lancar dan semoga bisa jadi awal untuk menjadikan diri kita jadi lebih baik" kata Madi pada seluruh anggotanya.
Mereka pun bersiap siap untuk pulang kecuali Deni yang di suruh menemui Madi setelah acara itu.
"Waduh, jangan jangan mau di beri surat pernyataan ni gue, gara gara kejadian tadi malem" batin Deni yang takut.
Deni pun masuk ke pos utama untuk menemui Madi.
"Kamu tau kenapa saya manggil ?" tanya Madi.
"Siap ndan karena masalah tadi malam" jawab Deni sambil menunduk.
"Betul sekali, sekarang kamu berjanji tidak akan mengulangi atau masalah ini biar saya pasrahkan ke kepala satpam" tanya Madi sedikit mengancam.
"Siap ndan saya janji tidak mengulanginya lagi, tolong jangan bawa masalah ini ke kepala satpam" jawab Deni yang takut.
"Baik, saya pegang kata kata mu, saya maaf kan untuk kali ini, tetapi jika saya mengetahuinya lagi mohon maaf saya lepas tangan" ucap Madi dengan tegasnya.
Deni pun berterimakasih pada Madi dia sangat lega akan kaputusan komandan nya, walaupun komandan nya agak cerewet dan sering menghukum tetapi dia selalu menutupi kesalahan anggotanya dan berusaha merubah anggotanya menjadi lebih baik.
"Ya udah kamu sekarang boleh pulang dan jadilah orang yang baru mulai hari ini, jadi yang lebih baik" kata Madi.
"Siap ndan" saut Deni sambil memberi penghormatan pada komandan nya.
Deni pun pulang dan bertekat menjadi diri yang lebih baik.
"Oke, mulai hari ini saya akan berangkat lebih awal dari semuanya, aku akan mengejutkan Madi yang biasa memarahiku yang sering datang cepet cepet" batin Paijan dengan penuh semangat.
Paijan pun berangkat kerja jam 21.00 WIB, yang biasanya di berangkat jam 22.00 WIB dan apel masuk di mulai pukul 22.30 WIB.
Paijan pun sebelum berangkat minum secangkir kopi biar di perjalanan tidak mengantuk dan setelah selesai, dia pun berangkat kerja dengan santai yang biasanya terburu buru karena jam yang terlalu mepet.
Tibalah Paijan di pertengahan jalan yang sapanjang jalan tidak ada lampu penerangan jalan dan di sekitar jalan hanya ada sawah dan pepohonan, di tempat itu terkenal rawan kecelakaan karena lampu penerangan jalan yang tidak ada.
Paijan pun mengemudi motornya dengan hati hati sambil menikmati sebatang rokok nya.
Terlihat truk muat pasir di depan Paijan yang parkir di pinggir jalan, Paijan pun menoleh ke arah truk itu ketika dia melewatinya, terlihat mengemudi truk dengan tingkah nya yang aneh, sopir truk itu tertawa tawa sendiri dengan bola mata yang terlihat hanya putihnya, dengan posisi seperti Macan.
Sontak Paijan berbalik dan kembali ke arah pengemudi truk itu untuk memastikan tidak terjadi apa apa.
"Pak anda baik baik saja ?" tanya Paijan berjalan menghampiri orang itu.
Melompatlah orang itu ke arah Paijan sambil mengayunkan tangannya seperti mau mencakar, tapi dengan reflek yang di miliki Paijan dia pun langsung menghindarinya, karena Paijan juga memiliki ilmu bela diri makanya memiliki reflek yang bagus.
Melompatlah kembali orang itu kearah Paijan, dia pun langsung menangis dan memukul nya sampai sampai orang itu terpental dan tergeletak, namun orang itu langsung bangun kembali.
"Hei. . kenapa kamu menyerangku" teriak Paijan dengan keras.
"Kamu telah mengganggu ku dengan datang kemarin" saut sopir truk itu dengan suara besar yang menggema.
"Oooooo. . ternyata kamu merasuki tubuh orang ini ya. . cepat keluar atau akan ku musnahkan" ancam Paijan yang mengetahui orang itu telah dirasuki.
"Diam kamu jangan ganggu urusanku, cepat pergi sana" teriak sopir itu yang telah dirasuki sosok seperti Macan.
"Aku akan pergi jika kamu meninggalkan tubuh orang ini" saut Paijan dengan santainya.
Sosok yang merasuki tubuh sopir itu pun tetap tidak mau pergi dan mencoba menyerang Paijan, namun Paijan dengan santainya dan tetap berdiri di tempat nya dia diserang namun orang yang di rasuki itu terpental.
"Mau pergi sekarang atau akan kulumatkan sekarang" ancam Paijan dengan tegas.
"Ampuuun. . ampun. . baik baik aku akan pergi, tapi tolong jangan musnahkan aku" saut sopir yang kesurupan itu dengan ketakutan.
Sopir itu pun mulai sadar dan Paijan membantunya berdiri.
"Anda tidak apa apa pak ?" tanya Paijan sambil membopongnya.
"Loh saya kenapa mas, kok saya di sini tadi kayaknya saya kencing di bawah pohon situ" saut sopir itu dengan tubuh yang lepas.
"Tadi bapak dirasuki penghuni pohon itu pak, untungnya saya kemari pak kalau terlambat mungkin sosok itu bisa saja lari ketengah jalan dan menabrakan diri" kata Paijan.
"Waduh. . terima kasih banyak ya mas, saya tadi kebelet pipis makanya saya berhenti dulu dan kencing di bawah pohon itu mas" kata sopir truk.
"Nah itu pak kesalahan bapak, jangan kencing sembarangan pak, kalau kepepet mending pakai botol atau kresek, jaga jaga kalau ada penghuni yang tidak terima kayak tadi" tutur Paijan.
"Iya mas, sekali lagi makasih ya" saut sopir truk.
Paijan pun membopong sopir itu masuk ke dalam truk nya dan Paijan pun menyuruh sopir itu agar menelpon keluarga atau temannya untuk menjemputnya sementara itu Paijan tetap menemani sopir itu takut terjadi apa apa.
Mereka berdua pun berbincang bincang dan berkenalan sambil menunggu keluarga yang menjemputnya.
1 jam kemudian tibalah 2 orang berboncengan istri dan anak laki laki dari sopir truk itu, setelah mengucapkan terima kasih sopir yang di bonceng oleh istri nya itu pun pulang dan anak laki laki yang berusia sekitar 20 tahunan itu pun mengendarai truk ayahnya untuk di bawah pulang.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB, Paijan sontak pucat karena dia akan telat dan pasti Madi akan menghukum nya.
"Waduuuuh. . pasti telat ini aku" batin Paijan sambil buru buru nge gas motornya.
Tibalah Paijan di pabrik dan apel naik jaga pun sudah selesai, Paijan pun langsung memarkirkan motornya dan langsung menghadap Madi.
"Maaf ndan saya telat" kata Paijan yang pucat dan berkeringat dingin.
"Kamu ini jaaaan. . jan tetep aja sering telat, makanya cepet nikah biar ada yang bantu mengatur hidupmu, sekarang apa alasan mu telat ?" tanya Madi yang bosan melihat Paijan sering telat.
Paijan pun menceritakan kejadian yang dia alami apa ada nya dan Madi pun ragu dengan cerita dari Paijan yang mungkin mau menghindar dari hukuman.
Percakapan mereka pun berlangsung sekitar 10 menitan dan Madi tetap akan menghukum Paijan.
"Sekarang kamu ngepos dulu sana di pos garasi depan, untuk hukuman besok pas apel pulang biar temen temen mu melihatnya biar bisa jadi pelajaran bagi semuanya,.
Paijan pun langsung berpamitan dan bergegas menuju posnya.
"Habislah aku pasti hukumannya lebih berat ini, biasanya langsung di hukum tapi malah nunggu besok pagi di hadapan rekan rekan pula" batin Paijan sambil mengemudi motornya.
Setibanya di pos dia pun curhat dengan teman satu posnya Ridho, Ridho pun merasa kasihan dan untuk melupakan yang terjadi Ridho pun menghiburnya dengan cerita cerita konyolnya.
Matahari dari timur pun muncul dan waktu pergantian tugas pun tiba, setelah serah terima tugas jaga Paijan dan Ridho pun meluncur ke pos utama untuk melakukan apel.
"Siap grak. . lencang kanan grak. . tegak grak. . istirahat di tempat grak. ." instruksi Madi waktu apel.
"Saya punya cerita untuk kalian semua, di sebuah rumah sakit ada pasien yang lagi sekarat namun dokter itu waktu di hubungi dia bilang akan segera datang tapi sebenarnya dia malah makanya dulu baru bergegas, namun setibanya di rumah sakit pasien itu sudah meninggal, jadi pesan dari cerita ini adalah waktu 1 detik itu sangat berharga, makanya kita harus menghargai waktu" tutur Madi pada semua anggotanya.
"Sekarang kamu mengerti jan, jadi sekarang sebagai hukuman mu yang telat tadi malam kamu lari 5x putaran mengelilingi pabrik ini" perintah Madi dengan tegas.
Semua anggota pun melongo dengan hukuman yang di berikan, wajah pucat berkeringat pun terlihat dari wajah Paijan, namun seketika di tengah apel tersebut ada tamu seorang pria sekitar berumur 50 tahunan dan perempuan sangat cantik, anggun dan berjilbab berumur sekitar 23 tahun pun ingin menemui Paijan.
Madi pun menghentikan sesaat untuk apel kepulangan, Madi pun menemui tamu itu dan Paijan pun di panggil karena ingin menemuinya.
"Loh pak Yono, ada apa ya pak ?" tanya Paijan pada sopir truk kemarin.
"Halo mas Paijan, gak ada apa apa mas, saya kesini mau ngucapin terima kasih aja dan ini ada oleh oleh dari kebun, abis panin mangga" jawab Mulyono sopir truk itu.
"Walaaaah. . kok repot repot sekali pak, saya hanya kebetulan lewat aja" saut Paijan dengan sopan.
Madi pun merasa bersalah karena ragu ragu atas alasan Paijan kemarin, bapak dan anak itu pun langsung berpamitan pada Paijan dan Madi.
Madi pun melanjutkan apel turun jaga.
"Mas Paijan saya minta maaf karena ragu atas keterangan dari kamu kemarin" kata Madi malu.
"Gak pa pa ndan ini juga salah saya lupa ngabarin pas ada halangan, saya juga minta maaf" saut Paijan yang juga merasa bersalah.
"Baiklah, hukuman saya batalkan karena disini saya yang salah, tapi ingat pesan saya tadi, kalian pegang betul betul" kata Madi dengan tersenyum lebar karena memiliki anggota yang berjiwa besar.
"Siap ndan" jawab semua anggota dengan serentak.
Apel pun berakhir dan Paijan pun tersenyum lega tidak jadi di hukum oleh Madi, dan Madi pun dapat pelajaran karena kurang mempercayai anggotanya dia pun berniat akan memastikan dulu sebelum memberi hukuman.