"Siap grak. . lencang kanan grak. . tegak grak. . istirahat di tempat grak. ." instruksi Madi pada apel naik jaga.
Madi pun seperti biasa di waktu apel memberi arahan arahan dan nasihat, supaya dalam menjalankan tugas lancar.
Apel jaga pun selesai dan semua anggota pun menuju ke pos jaga nya masing masing.
"Ndra kamu jaga pos belakang loe ya, jadi jangan sampai pingsan kayak kemarin" ledek Feri yang jaga garasi depan.
"Tenang broooo. . aku bukan Hendra yang dulu" jawab Hendra dengan percaya diri.
"Hahaha. . jangan sombong Ndra, nanti pingsan lagi" ledek Setiawan.
"Jangan banyak omong kamu Wan, wong kamu aja juga pingsan kemarin ha ha ha. . " ledek balik Hendra dengan cengingisan.
"Sontolo kamu Ndra" saut Setiawan agak malu.
Hendra pun langsung menuju ke pos garasi belakang dan melakukan serah terima tugas jaga pada shift 2.
Selang beberapa menit shift 2 yang di gantikan oleh Hendra pulang, Hendra pun duduk santai sambil menikmati sebatang rokok dan kopi yang dia beli waktu berangkat kerja, namun keran air kamar mandi tiba tiba nyala, yang biasanya Hendra pasti langsung lari ketakutan, dia pun sontak berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, seperti bukan Hendra yang biasanya penakut kini di merubah jadi berani.
Hendra pun memastikan keran itu dan kembali menikmati rokok dan secangkir kopi nya, namun keran itu menyalakan kembali sampai adegan keran air dan Hendra mematikan keran itu berlangsung 3x, Hendra pun geram dan jengkel.
Hendra pun ingat dengan ajaran dari Madi, jika ada yang mengganggu suruh mengucapkan surah al fatihah dengan niat dan keyakinan supaya di jauhkan dari gangguan gangguan barang ghaib.
Keran pun mati seketika dan tidak menyala kembali, dari situ Hendra mulai tambah berani apabila ada gangguan gangguan dari makhluk ghaib.
Setelah menghabiskan satu barang rokok, Hendra berkeliling garasi untuk patroli, tibalah dia di lorong no.2 dan ketika dia tiba di truk no. 13, truk itu menyala sendiri, dia pun kaget dengan truk yang menyala sendiri, tapi dia ingat kata Madi bahwa makhluk ghaib itu mungkin hanya ingin memberi tahu bahwa dia ada di tempat itu.
"Sudah mati'in truknya, nanti solarnya habis lo" teriak Hendra dengan candanya.
Namun truk itu masih menyala.
"Oke oke, aku tau kamu ada di situ, nanti aku kalau lewat sini bakal ijin" teriak Hendra lagi.
Truk itu pun seketika berhenti, Hendra pun melanjutkan patrolinya tibalah Hendra di barat ujung posnya, terlihat di bawah mangga ada sosok kakek kakek tua yang melambaikan tangannya seperti memanggil manggil, Hendra pun berjalan menghampiri nya dan perlahan tahan sosok itu menghilang, Hendra pun bertanya tanya dalam hati nya.
"Apa ya maksud kakek tua itu ?" tanya Hendra dalam hatinya.
Terlihat lah cahaya bersinar berwarna merah ke putih putihan di tempat kakek itu berdiri, ketika Hendra mendekat ternyata ada batu kecil yang bersinar terang, Hendra pun teringat kata Madi agar jangan pernah mengambil atau percaya pada sesuatu kecuali sang pencipta, Hendra pun meninggalkan batu itu dan kembali ke posnya.
"Jaga pos gudang A lagi ini gue, enaknya patroli dulu aja lah, baru mabar sama Rama" batin Deni yang baru datang.
Deni pun menyalakan motornya dan berkeliling gedung A, setelah itu tibalah dia di pertigaan yang kemarin ketemu hantu perempuan.
"Kok gak nongol lagi ya hantu cewek kemarin" batin Deni yang percaya diri setelah mendapat tausyah dari Komandannya kemarin.
Seketika ada sesuatu yang berat di belakang Deni yang menduduki motornya, sontak Deni menoleh kebelakang dan ternyata sosok perempuan itu yang duduk di belakang nya.
"Jabangbayik. . bikin kaget aja kamu mbak" teriak Deni yang kaget.
"Hiiiiih hih hih hih hiiiii. ."ketawa sosok perempuan itu.
"Ikut aku ke pos aja yuk mbak, ngobrolnya biar enak, soalnya kopi dan rokok ku tertinggal di pos" kata Deni dengan mudahnya seperti ngajak nongkrong temannya.
"Hiiiiih hih hih hih hiiiii. ."ketawa sosok perempuan itu lagi.
Deni pun menjalankan motornya sambil membonceng sosok perempuan itu, namun setibanya di pos sosok itu pun menghilang.
"La da la. . malah menghilang, mau aku ajak curhat malah menghilang" kata Deni yang agak kecewa karena teman ngobrol satu satu nya menghilang.
Karena teman satu satu nya sosok perempuan itu sudah pergi, Deni pun langsung menelpon Rama mengajak nya untuk mabar, dia pikir dari pada ketiduran karena jaga sendiri terus di hukum Madi.
"Halo Den, ada apa Den ?" tanya Rama yang mengangkat telpon dari Deni.
"Ayo mabar bosku" jawab Deni dengan semangat.
"Bentar Den, aku mau patroli dulu, nanti aku telpon balik" jawab Rama sambil menuju motornya.
"Okelah bosku" jawab Deni.
Rama pun bergegas untuk patroli supaya bisa cepat mabar dengan Deni, dengan tergesa gesanya di menaiki motornya dengan kecepatan tinggi.
Tibalah Rama di pintu nomor 365 B, dia seperti menabrak sesuatu, dia pun hampir jatuh karena mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, Rama pun kembali takut menabrak kucing, ternyata setelah di lihat tidak ada apa apa.
"Tadi itu apa ya, kok di sini gak ada apa apa" batin Rama yang bertanya tanya.
Seketika terlihat sosok hitam tinggi besar dari balik pohon depan pintu gudang no 365 B, Rama pun kaget dan berfikir ulang atas kejadian sebelumnya.
Dia pun menyadari kalau dia salah, melintas dengan kencangnya seperti tidak punya sopan santun di tambah dia tidak mengucapkan salam atau ijin waktu mau berpatroli.
Rama pun meminta maaf dalam hatinya dan mengucapkan salam, seketika sosok itu perlahan tahan menghilang.
Setelah itu Rama melanjutkan patrolinya dengan mengendarai motornya perlahan lahan.
Setelah selesai patroli Rama pun kembali ke posnya dan langsung menelpon Deni untuk mabar.
"Gimana Fer, Wan, aman kan" tanya Madi yang baru tiba di garasi depan.
"Aman ndan" saut serentak mereka berdua.
"Oke saya lanjut kebelakang dulu" kata Madi sambil mengendarai motornya.
Madi pun melanjutkan patroli ke pos garasi belakang, terlihat dari jauh dengan santainya Hendra merokok dengan nikmatnya.
"Enaknyaaaa. . santai banget Ndra, biasanya lirik kiri lirik kanan dan menunduk aja karena ketakutan" ledek Madi setibanya di sana.
"He he he. . itu kan dulu ndan, berkat anda saya jadi diri yang baru" saut Hendra dengan bangga.
"Wiiiiih. . mantap, gimana aman kan, tidak ada makhluk halus yang mengganggu kan ?" tanya Madi sambil mengetes Hendra masih jadi penakut apa tidak.
"Aman ndan, kalo masalah makhluk halus banyak ndan tadi, tapi saya teringat kata kata dari anda dan saya praktekin, alhamdulillah semua bisa teratasi".
"Alhamdulillah. . bagus Ndra, oke kalo gitu saya lanjut patroli dulu ya" ucap Madi sambil menyalakan motornya.
Madi pun melanjutkan patrolinya menuju ke pos gedung A dan B, Feri pun langsung menelpon Deni karena dia sering bermain hp, takut nanti di pergoki komandannya bisa di hukum lagi, Deni pun yang semula sibuk mabar tau yang menelpon Feri langsung di angkatlah, mengetahui komandannya mau datang mabar nya pun seketika di hentikan, dan Deni langsung memberi kabar pada Rama karena komandannya pasti ke tempatnya dulu.
Tak lama kemudian Madi pun datang di pos gedung B, karena ke kompakan 1 regu ini Rama pun ketika Madi datang sudah siap untuk menyambutnya, Madi pun menanyai situasi tempat jaga Rama seperti biasa yang di lakuin di pos pos lain, mengetahui keadaan aman, Madi melanjutkan menuju pos gedung A.
Terlihat Deni pun siaga menyambut komandannya.
"Gimana Den, aman kan ?" tanya Madi setiba di tempat.
"Siap aman ndan" jawab Deni dengan tegas.
"Gak lagi mabok mabokan lagi kan ?" tanya Madi agak meledek.
"Tidak ndan, kemarin insyaallah yang terakhir ndan, saya sudah mulai sadar gara gara kata kata dari anda" saut Deni.
"Alhamdulillah kalo gitu, ngomong ngomong udah dapet cewek lagi belum ?" tanya Madi sambil bergurau agar Deni cepat melupakan mantannya dan cari yang baru.
"Belum ndan, belum ada kenalan cewek lagi, kalo anda punya kenalan, barang kali karyawan sini, kenalin ke saya lah ndaaaan. . he he he. . " jawab Deni sambil bergurau.
"Saya punya Den, kamu mau saya kenalin" saut Madi dengan tersenyum karena Deni sudah mulai melupakan mantannya.
"Wah beneran ndan, mau saya" saut Deni dengan semangat.
"Itu kamu kesana ke pertigaan di bawah pohon kan ada cewek yang kemarin kamu temui. . he he" kata Madi sambil meledek Deni.
"Jiaaaaaah. . gak mau lah ndan, masak pacaran sama setan, tadi aja saya boncengin kemari, pikir saya biar bisa di ajak ngobrol malah ngilang" kata Deni dengan wajah agak jengkel.
"Ha ha ha. . ya udah saya mau lanjut patroli, hati hati dan ingat pesan saya yang kemarin" kata Madi sambil menyalakan motornya dengan bibir yang tersenyum senyum karena meledek Deni.
"Siap ndan" jawab Deni sambil hormat.
Madi pun melanjutkan patrolinya.