Chereads / Arkan Dan Keira / Chapter 3 - Bagian 3, Belajar? Menerima

Chapter 3 - Bagian 3, Belajar? Menerima

Bagian 3

Belajar? Menerima

Keira sampai rumah pukul 17:15, sampai di rumahnya Afran sudah menunggu didepan pintu.

"Inget punya rumah?" Ucap kakanya Keira (Afran).

"Ga, ada kabar duka."

"Kabar duka apaan."

"Ibunya Arkan meninggal."

"Ouu ibunya si anak nakal itu?"

"Jangan gitu lah bang, dia kan manusia juga, punya perasaan dia lho."

"Tapi dia anak nakal."

"Terserah."

Keira pun masuk rumah, kemudian langsung mendi, di depan kamar mandi. Keira di tanya ibunya.

"Raa?dari mana kok baru pulang?"

Keira pun berhenti,

"Ehh ibu, maaf baru pulang hehe, ada kabar duka Bu."

"Kabar duka kenapa Raa?"

"Tadi pagi, ibunya Arkan ketabrak truk, ibunya Arkan meninggal, terus sore tadi baru aja di kubur."

"Innalillahiwainnailaihirojiun, kok kabar ibunya Arkan meninggal ga sampe sini ya Raa?"

"yaa ibu tau sendiri kan?Arkan orangnya kayak gimana, banyak orang yang gasuka."

"Iya dari SD ibu tau."

"Udah bu lanjut nanti aja, mau mandi."

Kemudian setelah mandi Keira tidak melanjutkan pembicaraannya dengan ibunya. Keira masuk kamar dan langsung membuka handphonenya dan mengirim pesan lewat WhatsApp, bercerita pada sahabatnya (Key).

"Keyy, tau ga?"

"Eh kenapa Kei?habis nugas ni."

"Ada kabar duka si, btw nugas apaan?"

"ouh, ibunya Arkan meninggal? Tugas biologi disuru meringkas."

"Rajinnn, loh kok lu tau?"

"Sekolah keknya dah tau deh Kei, gw aja dapet kabar dari wali kelas."

"Ouh bagus deh, tapi yaa dia (Arkan) tu ga jahat jahat banget."

"yaa kan ga semua orang mau memahami, kadang beberapa orang juga menilai apa yang mereka liat, padahal kan ya?mereka gatau isi dalemnya tu kayak apa."

"Iyaa, bingung deh."

"Kenapa lu Kei?"

"ini gw dah dapet nomornya si Arkan, pen ngechat tapi takut ganggu deh."

"Gw ada saran Kei, mending tc aja dulu, ntah dibales atau engga itu urusan belakang."

"Saran lu bagus juga si,ntar deh gw tc dia(Arkan)."

Keira langsung mengirim pesan pada Arkan setelah itu, ia Meletakan handphonnya di meja kamar, Keira berbaring di atas kasurnya, perlahan matanya terlelap.

Merasa tak adil dengan semuanya, hilang arah tanpa tujuan, menunggu hal yang biasa dilakukan, sekarang harus terbiasa dengan semua, hidup sendirian tanpa sebuah arah.

Arkan benar benar bingung, pada malam pertama ia di tinggal ibunya, Arkan tidur di kamar ibunya. Melihat langit Langit di kamarnya, merasa kenapa secepat itu ia (ibunya) pergi. Terdengar suara notif HP tak membuatnya terbangun dari kasurnya. Ia tetap menutup matanya tapi pikirannya berjalan. Ia tidak tertidur.

"Kok ibu cepet banget perginya yaa? Kangen banget masakan ibu."

Arkan perlahan tertidur.

Keesokan harinya, Keira terbangun dari tidurnya, mengecek hpnya teringat hal semalam ternyata pesannya belum terbalas.

"Huh belum di bales, mungkin sibuk."

Kemudian Keira bersiap siap untuk pergi ke sekolah. Sesampainya disekolah Keira mendengar beberapa kabar kalau OSIS sekolah mengadakan penggalangan dana untuk membantu Arkan karena ibundanya meninggal. Teman teman sekelas Arkan pun sepakat untuk mengunjungi rumah Arkan, untuk berbelasungkawa atas bundanya.

Setelah mendengar kabar tersebut, Keira langsung mengechat Arkan lewat WhatsApp.

"Arr, nanti habis pulang sekolah temen temen sekelas kamu sama guru juga mau dateng ke rumah kamu."

30 menit setelah mendapat pesan, Arkan langsung membalas pesan tersebut.

"Iya, ini Keira kan?"

Arkan Langsung turun dari kasurnya dan langsung mandi. Arkan juga tidak lupa untuk membeli Aqua, buah dan jajanan ringan untuk teman temannya. Setelah ia(Arkan) membeli semuanya, ia kembali ke rumah dan menunggu teman temannya datang. Keira datang lebih awal ke rumah Arkan, Keira berniat untuk membantu Arkan menyiapkan jamuan untuk guru dan teman temannya.

"Yang lain mana?" Ucap Arkan.

"Masih disekolah."

"Kamu ngapain?kok ga bareng?"

"Pengen lebih awal aja, sekalian mau bantu kamu juga."

"yaudah."

Setelah 10 menit menyiapkan, mereka pun datang ada sekitar 35 orang. 3 guru (Kesiswaan, Guru BK, Dan Wali Kelas) dan 32 murid datang ke rumah Arkan. Kemudian sebagian teman teman Arkan masuk dan sebagian nya di luar, karena teras rumah Arkan tidak begitu luas. Bu Dina selaku Wali Kelas Arkan pun kaget dengan kedatangan Keira dirumahnya.

"Lho?kalian saudara?"

"Engga bu, saya temen deketnya Arkan" Ucap Keira.

"ohh, semoga langgeng ya."

"langgeng?siapa yang langgeng bu?"

"Pertemanan kalian."

"Ohh."

Kemudian semuanya duduk dan Arkan mulai menceritakan tragedi di jalan pasar tersebut.

"Aku pulang dari main malem dan belum tidur, karena kebiasaanku kalo hari Sabtu main sampe pagi. pulang jam 5 habis itu nganter ibu, habis nganter ibu terus baru tidur, pas itu ga nyangka banget pas mau nyebrang jalan, ceroboh banget, ga liat kanan kiri. Pas itu jalan ramai banget, Pas udah di tengah jalan ibu ngedorong aku, terus yang ketabrak cuma ibu. Ceroboh banget."

Matanya berkaca kaca.

Bu Dina pun berbicara.

"Saya mewakili semuanya, kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya ibunda nya Arkan, Arkan yang sabar ya, ini mungkin jalan yang terbaik untuk ibu, ibu udah tenang di sana, yuk semuanya kita doain ibundanya Arkan."

Setelah selesai berdoa Keira pun berbisik kepada Arkan.

"Arr, bilang makasih, cepet."

Arkan tidak mendengarnya. karena Keira Dan Arkan duduk berjauhan.

Keira pun berbicara.

"Saya mewakili Arkan mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu guru dan semua teman teman Arkan sudah menyempatkan waktu untuk kesini, Terimakasih."

"Sama sama Keira dan Arkan, kami izin pamit ya."

"Arr semangat yaa." Ucap Bu Dina.

Kemudian teman teman Arkan pulang dan guru pun Kembali ke sekolah melanjutkan tugasnya.

Rumah Arkan pun kembali sepi, Keira belum pulang. Keira dan Arkan membicarakan hal yang tadi.

"Arr kamu tu tadi ga denger yaa."

"Apaan."

"Kan tadi aku suruh bilang makasih."

"Karena?"

"Kan mereka udah mau Dateng."

"Ohh harus gitu?"

"Biasain kek gitu Arr, jadi jangan lupa berterimakasih."

"Iya deh bawel."

"Loh kan bener."

"Ga pulang?"

"Ohh gitu ngusir."

"Kan nanya, emang disini nyaman banget ya?"

"Sama sama rumah si, rumah mana yang ga nyaman coba, tapi tugasku hari ini tu banyak banget tau."

"Tugas?oh tugas, ga pernah mikirin si."

"Tapi aku belum makan deh, pen makan."

"Bikin mie tuh di dapur."

"Loh, kamu? Kamu ga makan? berarti harus aku bikinin."

"yaudah coba bikin kalo bisa."

"Ngeledek terus."

Keira pun ke dapur dan mengambil mie, ia membuat 2 bungkus mie, 1 untuk Keira dan satunya untuk Arkan.

Keira berteriak.

"Arr suka yang goreng apa kuah?"

"Goreng."

"Ishh ikut ikut."

"Kei kei, tinggal bikin aja ribet, marah marah mulu."

"Iya bawel, mending kamu bantuin aku deh, dari pada cuma duduk."

"Bantuin ngapain?"

"Tu bukain bumbunya, siapin piring juga."

"Iyaa."

Mereka berdua pun terlihat sangat rukun dan akrab meskipun suasana hati Arkan sedang sedih tapi Keira selalu membuat suasana menjadi hidup.