Chereads / Arkan Dan Keira / Chapter 1 - Bagian 1, Kebingungan

Arkan Dan Keira

efdiscleap
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 12.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bagian 1, Kebingungan

Arkan Dan Keira (Kesempatan Kedua)

sinopsis: Cerita yang di awali dengan kesedihan. Semesta merenggut dunia indahnya. Lalu datang seseorang yang ingin menghiasi hari harinya kembali. Sampai Ia bisa membuka matanya kembali untuk melihat dunia. Namun di suatu ketika sang penerang membakarnya, Lupa akan semuanya, Lupa akan waktu berharga yang ia habiskan. Sulit tuk menerimanya kembali namun hatinya bergejolak melihatnya tampak mengakui kesalahannya.

Bagian 1

Kebingungan

berawal dari ketika aku duduk di bangku SD tepatnya kelas 4, kisahku dimulai. Arkan dan Keira mereka tidak akrab, bahkan untuk berbicara lama mereka tak pernah melakukan itu. Anehnya Arkan dan Keira selalu satu kelas selama 7 tahun. 7 tahun berjalan Arkan dan Keira seperti orang asing. Bahkan, aku tidak pernah sekelompok dengannya selama 7 tahun, semesta memang aneh. Aku tak pernah tau tentangnya, aku hanya tau sedikit saja. Dia mungkin anak yang nakal.

Arkan adalah anak tunggal, ia adalah anak kesayangan ibunya. Begitupun sebaliknya, meskipun ia di luar nakal tapi ia sangat sayang kepada ibunya. Bahkan dari cara perkataan membuat ibunya percaya kalau Arkan adalah anak yang baik (seperti anak anak pada umumnya) tak heran ibunya selalu percaya pada Arkan. Terkadang ketika teman temannya datang kerumah Arkan, merekapun tidak percaya dengan cara berbicara Arkan yang sangat lembut kepada ibunya. Karena Arkan adalah salah satu orang yang suka usil, teriak teriak, dan membuat onar.

Keira adalah anak terakhir. Ia mempunyai 1 kakak, ia bernama Afran. Bahkan dulunya, Afran(kakak dari Keira) pernah berkelahi dengan Arkan. Tapi perkelahian itu berhenti ketika Keira datang untuk memisahkan keduanya, kemudian mereka berdua bersalaman dan saling memaafkan. Terlepas dari hal itu Keira dan Arkan tetap menjadi orang asing. Mereka berdua tetap menutup diri. Orang tua Keira tidak terlalu memperhatikan Keira. Keira adalah anak yang mandiri.

Saat itu pada saat di sekolah ketika pelajaran matematika sang guru pun bercerita tentang susahnya mengatur Arkan. Arkan yang sering bolos, merokok, hingga keseharian Arkan adalah berkelahi. karena Keira muak dengan cerita cerita dari guru, maka Keira pun bercerita pada sahabatnya (key). Key adalah orang terdekat Keira. Ia adalah satu satunya tempat bertukar cerita. Bagi Keira, Key adalah sebuah rumah. Keira pun berkomunikasi dengan Key lewat WhatsApp.

"Key?sibuk?"

"Engga?kenapa Kei?"

"Em kenapa ya?orang nakal selalu di cap nakal? bahkan sampai ga ada orang yang mau percaya sm dia(Arkan)."

"Hmm karena mereka ga pernah percaya seseorang bisa berubah, btw tumben cerita gitu, cowo baru?"

"ENGGA."

"Itu cowo kan? Eh coba deh pas si cowo itu sendiri, coba ajak ngobrol. Coba dengerin ceritanya, kadang ya orang orang yang nakal pas cerita tu jadi kayak orang baik."

"Masa iya key?"

"Iya coba deh."

Chat pun berhenti di Keira. Keira memutar kepala, menggeleng gelengkan dan mengucap dalam hatinya.

"Apa?yang di katakan Key benar ya."

Keira berfikir tentang Arkan. Manusia paling nakal di sekolah. Tapi keira tetap berfikir jika dibalik banyaknya hal negatif pasti ada hal positif, hanya saja kita terlalu terpacu dalam hal negatif. Kita tidak pernah percaya bahwa seseorang bisa berubah. Semuanya hanya butuh percaya, semuanya akan baik baik saja.

Minggu itu. Hari yang cerah. Keira bangun pagi untuk berjoging. Ini bukan kebiasaan Keira, Keira sangat jarang sekali menghabiskan waktu di luar sampai kakanya pun bertanya (Afran).

"Kei?tumben bangun pagi."

"Emang kenapa kalo aku bangun pagi?"

"Ouu mau ketemunya cowonya."

"Apasi orang mau joging."

"Biasa juga di kamar terus kalo weekend."

"Terserah."

Kemudian Keira pun mulai berjoging dari rumah menuju ke alun alun kota.

Berbeda dengan Arkan, setiap hari Minggu ia selalu pulang pagi. Ia pulang pukul 5 pagi. Tapi ia tidak langsung tidur, ia menunggu ibunya bersiap siap untuk pergi kepasar, karena Arkan sudah terbiasa melakukan hal itu ia seolah tidak membutuhkan tidur. Pagi itu pukul 7, ia dan ibunya pergi ke pasar. Tak jarang tetangganya selalu berkata.

"pasti dia pulang pagi lagi."

Semua tetangga Arkan, mengecap Arkan adalah anak yang sangat nakal.

Minggu itu berbeda. Keadaan sangat ramai. Hal buruk pun terjadi, saat Arkan ingin menyebrang di perempatan pasar bersama ibunya ia, tidak melihat dari kanannya ada sebuah truk besar melaju dengan kecepatan tinggi saat itu ibunya melihatnya, tapi ibunya mendorong Arkan dan akhirnya ibunya tertabrak truk tersebut. Dunia selayaknya berhenti. Arkan terserempet, ibunya tertabrak. Jalanan pasar pun terhenti karena kejadian tersebut. Arkan kaget, dan memanggil nama ibunya.

"Ibu?kau dimana?"

Mata Arkan buram seketika. Melihat ramainya dan banyaknya orang berteriak. Keira, ia yang sedang berjoging pun penasaran dengan kenapa banyak orang berkerumun. Apa yang terjadi disitu, karena rasa penasarannya, Keira langsung menuju ke perempatan. ia kaget melihat sebungkus daun pisang yang tergeletak di tengah jalan. Lalu ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu ia melihat seorang berbaju putih, dan dari gaya rambutnya Keira seperti mengenalnya.

"EH ITU?ARKAN YA? LOH BERARTI YANG TERTABRAK?!!"

Lalu Keira menghampiri Arkan. Lalu Keira berteriak kepada warga.

"PAK, BU TOLONG BAWA ORANG YANG TERTABRAK ITU KE RUMAH SAKIT, ITU SODARA SAYA."

dengan lantang Keira mengucapkan itu. Kemudian warga pun membawa nya ke rumah sakit. Kemudian Keira berlari untuk membeli minum, ia membelikan minum untuk Arkan.

"Ar, ini minum dulu."

Arkan tak sanggup untuk minum kemudian Keira membantunya.

"Gimana Ar? Mendingan kan?"

"Ibuku dimana?"

"Sstt udah, ibumu aman kok. Kita bantu doa saja ya."

"Ibuku kenapa?"

"Ibumu udah di bawa ke rumah sakit, dia mendorongmu tadi, demi menyelamatkanmu."

"Hah? Dirumah sakit?"

"Sekarang tenang dulu Arr, nanti kita jenguk ibumu di rumah sakit ya, sekarang aku antar kamu pulang ya."

"Baiklah, tapi aku ingin menjenguknya sekarang, setelah sampai rumah Arkan langsung berangkat ke rumah sakit."

"Okey."

Kemudian Keira mengantar Arkan pulang.