"Hmm, kurasa mereka akan menyerang duluan seperti yang aku duga... ckck... " Ucap Ecy santai saat melihat pasukan musuh mulai bersiap menyerang.
"Apa yang harus kita lakukan? " Tanya Fily.
"Kita tunggu saja, tenang saja serangan mereka tidak akan bisa menyentuh kita... " Ucap Ecy.
"Begitu ya -"
Semuanya serang!!!!
Sebuah teriakan dari pihak musuh, yang melancarkan serangan duluan, tanpa basa basi pasukan pemanah dan penyihir menyerang ke pasukan Ecy.
Kini langit yang awalnya berwarna cerah, berubah menjadi gelap penuh dengan serangan berbagai macam sihir dan panah yang menuju ke pasukan Ecy.
Tapi sebelum semua serangan tersebut mengenai pasukan Ecy. Berbagai serangan tersebut terhenti di udara diatas pasukan Ecy dan kemudian semua serangan tersebut kembali ke pemiliknya.
Menyadari serangan mereka dikembalikan oleh pihak musuh membuat penyihir Kekaisaran seketika memasang sebuah perlindungan untuk melindungi pasukan.
Dentuman, dan derasnya anak panah bertabrakan dengan pelindung yang penyihir Kekaisaran pasang, meski ada beberapa anah panah yang masih bisa tembus dan mengurangi jumlah pasukan...
Kaisar yang melihat, serangan pasukannya dikembalikan dan menyebabkan berkurangnya pasukannya menjadi geram.
"Semuanya maju!!!! " Menyadari ekspresi geram tuannya, pemuda yang berdiri di sampingnya segera memberikan aba aba keduanya.
Serempak semua pasukan segera maju untuk menyerang.
Sementara Ecy, yang melihat pasukan musuh menyerang, juga mengeluarkan perintahnya.
"Semuanya habisi mereka... " Ucap Ecy yang dapat didengar oleh semua pasukan, segera mereka maju untuk berperang. Bersama pemimpin mereka yaitu ketiga yaitu, Ran, Dev dan Vian.
Untuk beberapa saat kemudian, lapangan hijau yang luas berubah menjadi medan pertempuran.
Terlihat pasukan berzirah putih dan hitam saling bertempur dengan ganasnya, tapi anehnya pasukan berzirah hitam terlihat lebih menekan pasukan berzirah putih.
"Semuanya, kepung mereka!! " Ucap kaisar memberikan perintah.
Kini, pasukan berzirah putih berhasil mengepung pasukan berzirah hitam. Melihat pasukannya menjadi tidak menguntungkan dari segi posisi membuat Vian menjadi sedikit marah.
"Dasar manusia rendahan kalian, telah merendahkan pasukanku!, maka mati kalian!! " Ucap Vian berteriak tengah-tengah pasukan Kekaisaran.
Seketika aura berwarna ungu gelap mengelilingi Vian dengan sangat mencekam, bahkan pasukan yang mengelilingi Vian yang tidak kuat langsung tewas ditempat karena tekanan Aura Vian.
Sekilas tedapat sebuah sayap dipunggung Vian berwarna ungu gelap, transparan.
"Sang kematian yang memimpin dosa kesombongan! " Ucap Vian dengan lantang dan membuat pasukan Kekaisaran yang berjarak 100meter darinya terhempas.
Dan kini ditangan Vian terdapat sebuah pedang berwarna ungu gelap ditangan.
Swuss...
Secara membagi buta Vian menyerang semua orang yang berada di sekitarnya.
"Cih, dia selalu saja begitu... "Ucap Dev
"Lebih baik tarik mundur dulu pasukan kita... biarkan dia mengamuk dulu... "Ucap Ran
"Aku, setuju dengan mu... Kita mundur dulu..! "
"Kita, juga mundur dulu! "
Beberapa pasukan yang dipimpin Ran dan Dev segara mundur sesuai perintah pemimpin mereka, sedangkan pasukan Vian masih setia tetap berada di pertemuan meski tidak jarang mereka terkena serangan Vian.
"Hmm, si Vian kembali terpancing emosinya, *Huft*tapi itu wajar apalagi dia sang kematian kebangaan yang memiliki martabat yang tinggi. " Ucap Ecy santai melihat Vian mengamuk diantara pasukan Kekaisaran.
"Apa, itu tidak bagus untuknya? " Tanya Fily.
"Ya, kau benar jika dia sering terbawa emosi seperti tadi kan mengacaukan strategis yang aku susun. " Ucap Ecy menghela napas.
"Begitulah... " ucap Fily juga menghela napas.
Sementara Vian, terus saja menebas kesegala arah, entah itu musuh atau bawahannya sendiri tidak luput dari serangannya.
"Hahaha, rasakan ini kalian manusia rendahan, hahahaha. "
"Semuanya jaga jarak dengan nya.. " Ucap kaisar melihat hampir setengah pasukannya dihabisin oleh satu orang.
"Hahaha, tidak akan kubiarkan kalian lari... " Ucap Vian terus tertawa dengan gila, menebas kesana kesini.
"Hadapi aku dulu sebelumnya!! " Teriak sebuah suara yang menahan tebasan pedang milik Vian.
Pasukan Kekaisaran yang melihat, sesorang yang berhasil menahan tebasan pedang milik musuh, bersorak gembira apalagi mereka kenal dengan sosok tersebut.
"Komandan Deac...!! "
"Itu komandan Deact.. "
"Hidup komandan Deact.. "
Komandan Deact, seorang komandan termuda di Kekaisaran.Dan pada saat usia 16th , Komandan Deact berhasil merebut wilayah dari Kekaisaran lain dengan sedikit korban di pihaknya.
Sorak para pasukan Kekaisaran yang melihat sosok yang menahan tebasan pedang milik Vian.
"Siapa kau!, jangan halangi aku!! "Ucap Vian.
" Jangan begitu, hahahaha, "Ucap pemuda berambut hitam dan mata berwarna ungu. Yang tidak lain adalah komandan Deact.
" Ah, ada yang menarik ternyata... "ucap Ecy berdiri dari tempat duduknya sambil mengeluarkan pedang kutukan.
" Waktunya pertunjukan utama... Tebasan kutukan Dewa... "Ucap Ecy sambil mengayunkan pedangnya dua kali dan kemudian duduk kembali.
Dua bilah besar menuju ke arah pasukan Kekaisaran, tanpa sempat menghindari setengah dari pasukan Kekaisaran terpengal ditempat mereka berdiri begitu saja, saat bilah itu melewatinya.
Melihat dengan satu serangan saja dapat memenggal kepala pasukan Kekaisaran yang melewatinya, membuat Komandan Deact yang menahan pedang milik Vian segera memberikan perintah.
" Pasukan yang selamat mundur!! "Teriak komandan Deact pada semua pasukan Kekaisaran yang tersisa.
Tanpa, bertanya lagi semua pasukan Kekaisaran mundur sesuai perintah, bahkan kaisar yang melihat setengah pasukannya habis begitu dengan mudahnya, menjadi keringat dingin.Setengah pasukan yang tersisa yang mundur dengan ekpresi ketakutan.
Kini ditengah medan pertempuran hanya terdapat dia orang yang saling membentur kan pedang mereka.
Tanpa menghiraukan tumpukan mayat yang berada di sekitar mereka, kedua orang tersebut masih saja saling melontarkan tebasan pedang kesatu sama lain.
"Hahah, apa begitu saja kekuatanmu? " ucap Komandan Deact memprovokasi Vian.
"Sialan!! " Ucap Vian terprovokasi dengan ucapan Komandan Deact.
Kemudian Vian tiba-tiba menghilang dari pandangan.
"Hahaha, lumayan. " Ucap Komandan Deact sambil kemudian ikut menghilang dari pandangan.
Tidak berarti pertempuran berakhir antara kedua orang tersebut, malahan pertempuran baru saja dimulai.
Trang.... Trangg..... Tring..... Sring....
Setelah kedua orang tersebut menghilang, percikan bunga api terlihat diudara menandakan terjadi gesekan antara dua pedang.
Pertempuran Vian dan Komandan Deact terus berlanjut bahkan dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa. Mereka terus beradu tebasan pedang.
"Hmm, baru kali ini aku melihat ada orang yang bisa menandingi kekuatan Vian... " Ucap Ecy fokus pada petarung keduanya, meski dimata biasa yang terlihat hanyalah percikan api di udara tapi tidak dengan Ecy, Ecy dapat melihat kedua orang tersebut dengan jelas sedang beradu pedang.
Di pihak Kekaisaran, dibuat pusing dengan keadaan setengah pasukan yang tersisa sudah jatuh mentalnya saat melihat rekan rekan mereka mati hanya dengan satu serangan musuh.
"Bagaimana ini kaisar, semua pasukan sudah tidak bisa lagi untuk mengangkat senjata mereka. "
"Cih, terpaksa kita harus mengeluarkan kartu As kita.. "