"Sudahlah.... lupakan kita sudah sampai sekarang... " Ucap Ecy berhenti di depan sebuah bangunan yang bertingkat tiga lantai dan di depannya terdapat tulisan' Penginapan Cris'.
"Kenapa kita ke penginapan? " Tanya Ifvis saat mengetahui kalau bagunan yang di tujuh adalah penginapan, langsung saja mendapat tatapan aneh dari Ecy.
"Apa? Aku hanya bertanya?. " Ucap Ifvis yang mendaptkan tatapan aneh dari Ecy.
"Aku meragukanmu sebagai seorang Dewi sekarang... " Ucap Ecy kemudian berjalan masuk ke penginapan.
"Oi... Setidaknya jelaskan padaku dulu... " Ucap Ifvis yang kemudian menyusul Ecy masuk kedalam penginapan.
Ditempat lain, disebuah ruangan yang gelap terdapat beberapa orang berjubah hitam yang duduk saling berhadapan hadapan mengitari meja yang panjang.
Tiba-tiba sosok Pride muncul di ruangan tersebut dengan ekspresi tidak senangnya pada yang seseorang tengah duduk di hadapannya.
"Sialan kau Sloth... "Ucap Pride dengan ekpresi kesal.
" Diamlah dan liat sekarang kau ada dimana? "Ucap Sloth dengan nada malas.
" Memangnya-"Ucapan Pride terpotong ketika, ia tiba-tiba saja jatuh berlutut secara tiba-tiba.
"Pride duduklah.... " Ucap sebuah suara yang berasal dari seseorang yang duduk di ujung meja.
"S-sial, aura apa-apan ini... Siapa kau! " Ucap Pride dengan berusaha bangkit dari tekanan aura yang menekannya dan menatap tajam suara yang menyuruhnya duduk. Dikarenakan ruangan yang gelap membuat seseorang yang berbicara dan beberapa orang yang disana menjadi sedikit tidak terlihat.
"Duduklah terlebih dahulu... " Ucap seseorang tersebut.
"Cih, sebelum itu lepaskan dulu tekanan aura ini. " Ucap Pride.
"Itu mudah... *tak*" Ucap seseorang tersebut menjentikkan jarinya yang melepaskan Pride dari tekanan aura nya.
"Duduklah-... "Ucap seseorang tersebut terpotong ketika Pride yang terlepas dari tekanan aura yang kuat, tiba-tiba saja menerjang ke arah sosok tersebut.
" Berani beraninya kau, menyuruhku!!!! "Ucap Pride dengan angkuh dan melancarkan sebuah serangan berupa pukulan.
Akan tetapi sebelum pukulan Pride mengenai sosok tersebut. Pride tiba-tiba saja terbanting ke tanah yang menyebabkan meja yang berada di ruangan tersebut hancur.
" Sudah aku katakan duduk!! "Ucap Sosok tersebut penuh dengan tekanan, bahkan beberapa orang yang berada di ruang tersebut juga ikut merasakan tekanan aura yang kuat meski tidak separah Pride, karena tekanan aura tersebut di fokuskan ke Pride saja.
"*Uhk*... S-sial siapa kau sebenarnya. " Ucap Pride dengan terbatah batah.
"Glory(Kebangaan), sang pemimpin dari tujuh dosa besar. " Ucap sosok melepaskan tekanan aura yang miliki dan menatap Pride yang masih tersungkur di tanah.
Saat mendengar nama dari sosok tersebut,ekspresi Pride yang awalnya penuh kesombongan dan keangkuhan kini berusaha menjadi wajah ketakutan.
Sontak saja, Pride segera berdiri dan mengambil sikap berlutut di hadapn Glory.
"M-maafkan hamba ini yang telah terlalu sombongnya sampai-sampai tidak mengenali sang Kebanggaan. " Ucap Pride sambil berlutut di hadapan Glory yang masih duduk ditempatnya.
"Berdiri segera duduk ketempat disamping Sloth... " Ucap Glory dengan dingin.
"B-aik... " Ucap Pride berdiri kemudian ia duduk di samping Sloth dan satu orang lain entah siapa.
"Baiklah, kita mulai Rapat kita... "
Di penginapan 'Penginapan Cris', kini Ecy dan Ifvis sedang berada di lobby penginapan dan sedang ingin memesan sebuah kamar untuk menginap dan makanan.
Penginapan Cris memiliki lantai yang berjumlah tiga setiap lantainya memiliki fungsi sendiri. Seperti lantai pertama sebagai Lobby dan bar, lantai dua dan tiga sebagai kamar kamar penginapan.
"Permisi, kami ingin menginap disini. " Ucap Ecy pada resepsionis yang sedang bertugas.
"Baik tuan, tuan ingin menginap berapa lama? " Ucap resepsionis perempuan berambut coklat dan mata berwarna hijau pada Ecy.
"Hmm, satu bulan untuk dua kamar... " Ucap Ecy setelah memikirkan sesuatu.
"Baik tuan, harganya 1 koin emas, itu sudah beserta sarapan pagi, siang dan malam tuan. " UcapRl resepsionis.
"Ini dan tolong bawakan makan siangnya di meja sebelah sana. " Ucap Ecy menyerahkan satu keping koin emas pada resepsionis dan berjalan ke arah meja kosong di bar yang berada di dekat meja resepsionis.
"Baik, tuan. " Ucap resepsionis sambil menyerahkan dua kunci kamar penginapan.
"*Huftt*Hari ini panas sekali. " Ucap Ecy melepas tudung jubahnya, dan kini terlihat wajah Ecy yang mengenakan penutup mata di bagian mata sebelah kanan.
"Kenapa kau menutup mata kananmu? " Ucap Ifvis penasaran karena sejak datang ke desa ini Ecy selalu mengunakan penutup mata dan tudung jubahnya.
"Tidak ada alasan khusus, dan lagi kurasa akan aneh jika ada manusia yang memiliki warna mata yang tidak sama dengan warna mata sebelahnya." Ucap Ecy sambil menyerahkan satu kunci kamar kepada Ifvis.
" Oo, kurasa itu ada benarnya sedikit... "Ucap Ifvis juga ikut melepaskan tudung jubahnya dan memperlihatkan rambut putihnya.
Beruntungnya penginapan dan bar ini sedang sepi jadi tiba apa apa jika Ifvis membuka tudung jubahnya.
" Permisi... ini makan siang hari ini... "Ucap resepsionis tadi membawakan makan siang ke mejanya Ecy.
" Terima kasih... "Balas Ecy dengan sedikit terseyum.
" Sama sama tuan... "Ucap resepsionis tersebut kemudian kembali ke tempatnya setelah menaruh makanan di meja Ecy.
Kini dimeja Ecy terdapat makanan yang terlihat seperti sup yang berwarna hitam.
Meski sempat ragu dengan makanan yang berada dihadapannya, tapi itu tidak berselang lama saat Ecy memberanikan dirinya untuk mencicipi nya.
" Hm, sangat enak... "Ucap Ecy saat pertama kali merasakan makanan tersebut.
" Hmm, kau benar, ini sangat enak... "Ucap Ifvis menambahkan ucapan Ecy.
Setelah selesai menikmati makanan yang disediakan, Ecy berdiri dari tempat duduknya kemudian pergi keluar penginapan.
Sedangkan Ifvis tidak mencoba menghentikan Ecy, karena dia sendiri sudah diberitahukan kalau Ecy ingin berjalan jalan berkeliling desa sendirian.
Aura ini tidak salah lagi ini seperti aura dari tujuh dosa besar waktu itu... meski kali ini sangat tipis, tapi lebih baik aku memeriksanya.
Dengan berjalan agak cepat Ecy, terus menyusuri ke setiap bagian desa dengan mengikuti aura tipis yang berada di udara.
Saat sedang berjalan menyusuri gang kecil, tanpa sengaja Ecy mendengar suara teriakan seseorang meminta tolong.
"Kyaa... Tolong.... "
Apa itu?!....
Bergegas Ecy mempercepat jalannya semakin masuk kedalam gang tersebut dan menemukan seorang perempuan yang tersungkur ke tanah yang sedang di kerumuni beberapa orang yang memiliki niat jahat.
"Hahaha, percuma saja kau berteriak meminta tolong tidak akan ada yang menolongmu. "
"Hahaha, itu benar lebih baik ikut kami untuk bermain sebentar... "
"Hahahaha.... "
Ucap ketiga pria yang pria yang memiliki niat buruk pada perempuan tersebut.
"Tolong..... "Tidak menyerah perempuan itu terus saja berteriak meminta tolong.
" Hahaha, terus saja berteriak sampai-"Ucapan dari salah satu Pria tersebut terpotong ketika tubuhnya tiba-tiba saja merasakan kesakitan yang begitu luar biasa di dalam tubuhnya.
Tidak hanya satu orang saja, bahwa rekan rekannya juga ikut merasakan rasa sakit yang sangat teramat secara tiba-tiba di dalam tubuh mereka.
"Aaaagkhh.... "
"Aakghhhh sakitt.... "
"Apa yang terjadi... Akhhh... "
Teriakan ketiga orang tersebut membuat sang perempuan menjadi kebingungan?
"Apa yang terjadi? " Ucap perempuan tersebut dengan bingung.
"Apa kau baik baik saja? "Tanya sebuah suara yang asing untuk perempuan tersebut bersamaan dengan hilangnya teriakan dari ketiga pria yang berniat buruk padanya.
" Siapa kau?... "