Chereads / Irea Online / Chapter 19 - Sebuah malam

Chapter 19 - Sebuah malam

Setelah bola api itu terus saja berganti warna, aku segera memadamkan api itu diudara yang menciptakan partikel partikel kecil berwarna warna menyebar diudara.

Tidak berhenti disitu saja, aku melanjutkannya dengan menujuk ke sebuah wadah air yang berada di tengah meja makan yang digunakan untuk mencuci tangan.

Saat aku menujuk ke wadah air tersebut, sontak secara tiba-tiba wadah itu bergetar dan menarik perhatian semua orang yang berada di ruangan.

Setelah beberapa saat bergetar, akhirnya wadah air itu berhenti dan muncullah sebuah boneka beruang yang terbuat dari air yang keluar dari wadah tersebut.

Boneka beruang air tersebut langsung saja menari sambil mengelilingi wadah air dari tempatnya keluar tadi. Sambil terus menari boneka beruang tersebut juga sesekali membuat sebuah bentuk benda dari tangannya menjadi sebuah tongkat dan topi sulap.

Setelah beberapa saat menari boneka beruang air tersebut kembali masuk ke wadah air dan menjadi air biasa lagi.

Hening itulah yang aku rasakan saat, pertunjukan kecil tersebut berhenti. Semua orang seperti masih terpaku dengan apa yang mereka liat tadi, sampai aku menyadarkan mereka.

"A-apa kalian baik baik saja? " Ucapku dengan ragu setelah melihat mereka melihat pertunjukan boneka beruang air tadi.

"Eh... " Bukannya menjawab pertanyaanku, mereka malah mengeluarkan sebuah kata yang sama secara bersamaan.

"A-da apa? " Ucapku setelah melihat ekpresi mereka.

"Waaw, kakak tadi keren sekali. "

"Bagus sekali... "

"Bagaimana kau melakukannya? "

Dan masih banyak lagi beberapa pertanyaan yang mereka lontarkan ke aku, meski sedikit kesulitan dengan menjawab pertanyaan pertanyaan yang beruntun di arahkan ke aku, tapi aku tetap mencoba menjawab pertanyaan mereka sebisa mungkin.

"Baiklah, bisakah kalian memperkenalkan diri kalian agar lebih mudah memanggil kalian? " Tanyaku pada mereka semua, setelah menjawab pertanyaan pertanyaan dari mereka.

"Baik kakak, namaku Mira... umurku 9th.." Ucap anak perempuan berambut pirang panjang yang duduk di pangkuan salah satu anak lainnya.

"Namaku Selia, umurku 16th dan hobiku membaca ucap anak perempuan berambut coklat dan mata berwarna kuning dengan kacamata bulat yang ia kenakan,yang mempangku Mira.

"Rosiana, u-murku 17th." Ucap anak perempuan berambut merah dan warna mata seperti warna rambutnya, yang duduk disamping Selia.

"Esta, 18th." Ucap singkat dari salah satu perempuan yang duduk disebelah Selia, yang memiliki warna rambut hijau gelap pendek dan warna mata yang sama dengan warna rambutnya.

"Risu, salam kenal kembali. " Ucap Risu dengan perkenalkan yang cukup singkat.

"Renda, umurku 17 th bercita-cita menjadi pahlawan yang melindungi dunia." Ucap anak laki-laki berambut pirang dan mata berwarna hitam dengan semangat yang tinggi.

"Riya, usia 19 th, aku adalah yang paling tua disini. " Ucap anak laki-laki berambut hitam dan mata berwarna hijau dengan bangga.

"Vius, 13 th bercita-cita menjadi pengguna pedang yang hebat." Ucap anak laki-laki berambut biru terang dan warna mata berwarna biru gelap.

"Kai... Berusia.... bercita-cita...penyihir yang hebat dan.... "

"Kei.... 15....menjadi....terkenal...kami berdua kembar. "Ucap Kai dan Kei saling melengkapi meski itu membuatku sedikit bingung, mereka berdua memiliki warna rambut berwarna putih yang membedakan dari mereka adalah warna mata mereka.

Kai memiliki warna mata berwarna ungu, sedangkan Kei memiliki warna mata berwarna biru.

Mungkin akan sulit membedakan mereka berdua dikemudian hari.

"Baiklah, makan malam sudah siap. " Ucap Bibi Aya tiba-tiba saja sudah berada duduk di kursi kosong sambil membawa dua nampan yang berisi makanan untuk malam ini, yang dibagikan ke pada semua orang termasuk aku.

Sebuah bubur putih adalah makan malam hari ini, aku sebenarnya tidak terlalu memikirkan makanan apa yang aku makan.

"Maaf ya nak Ecy, semoga bisa memakan makanan yang sederhana ini. " Ucap Bibi Aya dengan senyuman yang dipaksakan menatapku.

"Bukan masalah kok, bahkan bubur ini terlihat sangat enak. " Ucapku dengan senyuman yang tulus.

"Syukurlah, mari kita makan... " Ucap Bibi Aya tapi tidak memulai makan terlebih dahulu, begitu pula dengan anak-anak yang lain, mereka semua menatapku.

Paham apa maksud mereka, aku segera mengakat sendok makan yang berisi bubur putih dan memakannya.

Rasa manis, gurih benar-benar enak, sungguh ini benar-benar sangat enak.

"Ini sangat enak. " Ucapku memberi respon saat menyapa bubur putih tersebut.

"Syukurlah, nak Ecy menyukainya. " Ucap Bibi Aya dengan raut wajah lega, tidak Bibi Aya saja yang ber

ekpresi seperti itu, anak anak yang lainnya juga menampilkan raut wajah lega kemudian mereka ikut memakan bubur tersebut.

Setelah selesai makan malamnya, Bibi Aya segera membawa piring piring kotor ke belakang untuk di cuci. Dan suasana kembali canggung setelah makan malam yang sunyi tadi.

"Ah, bagaimana dengan memakan buah buahan. " Ucapku tiba-tiba membuat mereka terkejut dan saling menatap satu sama lain.

"Tapi, bagaimana kita mendapatkan buahnya? "Ucap Riya dengan bingung.

" Iya, apalagi ini sudah malam, sudah tidak ada lagi penjual buah yang buka dan kita tidak memiliki uang sama sekali... "Ucap Rosiana menjelaskan situasinya.

" Tenang saja... "Ucapku kemudian aku mengakat tanganku ke atas meja, seketika beberapa buah buahan tiba-tiba saja muncul memenuhi meja makan dengan berbagai macam buah.

" Wawww, bagaimana bisa? "

"Dari m-ana buah buahan ini muncul... "

"Waw, kakak Ely hebat. "

"Hehehe,aku memiliki cincin penyimpanan kok, jadi buah buahan ini adalah buah buahan yang aku petik ketika berpetualang. " Ucapku dengan sedikit berbohong apalagi bagaimana dari mana buah buahan ini berasal, kan tidak mungkin aku bilang kalau buah buahan ini berasal dari penyimpanan makanan dari game yang aku mainkan.

Tunggu, apa mereka tau apa itu game? kurasa tidak.

"Nak Ecy, ini... " Ucap bibi Aya yang sudah berada di meja makan dan melihat semuanya yang terjadi.

"Bukan apa apa kok, silahkan dimakan. " Ucapku mengambil sebuah appel dan memakannya.

Beberapa saat kemudian, waktu sudah menujukan waktu tengah malam, akan tetapi aku belum bisa tertidur seperti anak anak yang lainnya yang terlihat tertidur dengan lelapnya.

"*Huftt*kenapa aku tidak bisa tertidur dan aku seperti melupakan sesuatu tapi apa ya? , *Aaa*Lebih baik aku keluar sebentar. " Ucapku sambil berdiri dan melangkah berhati-hati melewati tubuh mereka yang sedang tertidur.

Dengan berhati-hati, aku membuka pintu keluar dengan pelan pelan agar tidak ada yang terbangun kemudian menutupnya.

Udaranya dinginnya malam, langsung saja menerpaku begitu saja, meski dingin tapi itu tidak mengganggu ku sama sekali.

"Huff*Udara yang menyegarkan... " Ucapku menarik napas panjang dan membuangnya pelan sambil melihat ke langit malam yang sedang dihiasi bintang binatang yang bertebaran di langit malam tadi cerah tanpa awan, sungguh Malam yang indah.

Aku menjadi mengerti kenapa semua ini terjadi, ingatan samar samar kini telah menjadi satu. Aku mengingat semuanya. Benar, semuanya....