Chereads / Irea Online / Chapter 12 - Dewi dan sebuah masa lalu

Chapter 12 - Dewi dan sebuah masa lalu

Ecy terdiam sesat kemudian ia berdiri di singgahsana nya berjalan keluar menuju ke suatu tempat.

Suara langkah kaki mengema disuruh lorong istana, saat Ecy berjalan melewatinya. Lorong putih dengan beberapa ukiran di temboknya membuat lorong istana menjadi begitu indah.

Perlahan Ecy berhenti di sebuah pintu ruangan yang agak besar, berbeda dengan pintu ruangan lainnya di istana.

"Kembali lagi ke sini ya. *Huft*Deja vu sekali... " Ucap Ecy

Ecy perlahan membuka pintu itu, dia melihat rak rak buku yang di isi sangat banyak buku didalamnya, bahkan rak rak buku itu berjajar rapi.

"Filyy, dimana kau. " Ucap Ecy mengema diseluruh ruangan perpustakaan hitam.

Angin kencang berhemempus kencang menerpa Ecy dan sosok Fily muncul dihadapan Ecy.

"Bisakah kau tidak berteriak. " Ucap Fily kesal.

"Tidak, sekarang aku butuh beberapa buku tentang ruang hampa... " Ucap Ecy tanpa menghiraukan Fily yang sedang kesal.

"Buat apa kau memerlukan buku tentang ruang hampa?tidak biasanya juga kau datang kesini. " Ucap Fily ketus.

"*Hahh*lupakan aku akan mencarinya sendiri... " Ucap Ecy berjalan melewati Fily.

"Oi... oii... apa kau pikir aku tidak berguna apa.... nih... buku yang kau cari! " Ucap Fily memunculkan sebuah buku berwarna hitam dan melemparkannya ke Ecy.

"Hahaha, begitu dong. Lebih berguna diawal." Ucap Ecy menangkap buku yang dilempar Fily sambil terus berjalan memasuki perpustakaan hitam lebih dalam.

"Apa yang kau bilang!!" Teriak Fily kepada Ecy yang terus berjalan memasuki perpustakaan hitam.

___________________________________________

Ruang hampa adalah salah satu sihir ruang dan waktu yang sudah lama punah dan tidak ada lagi informasi tentang sihir hampa lagi.

Akan tetapi, ada sebuah cerita yang diturunkan turun menurut yaitu sebuah cerita dimana seorang dewi yang dalam mengunakan sihir ruang hampa, yang pernah turun ke bumi.

Dewi itu bernama Ifvis, sosok dewi yang digambarkan dengan kecantikan yang luar biasa yang bisa menggunakan sihir ruang hampa.

Dahulu kala dewi Ifvis pernah turun ke bumi untuk mencari sesuatu, tapi tidak ada yang pernah tau apa yang ia cari hingga saat ini.

Dilain sisi para raja dan kaisar masing-masing daerah saling berperang untuk merebutkan kecantikan sang Dewi.

Peperangan penuh darah dan korban terjadi selama 10th lamanya, banyak Kekaisaran dan Kerajaan yang musnah begitu saja.

Tapi peperangan itu, terhenti ketika sang dewi turun tangan ditengah medan perang. Sang Dewi turun di pertempuran yang terjadi dari atas langit dan berbicara dengan lantang kepada ketiga kubuh kekaisaran yang tersisa.

"Aku mencari sang cahaya, yang telah merebut hati ini. Aku sang Dewi ruang hampa, Ifvis. Akan tetapi aku telah kehilangannya dan tujuanku telah hilang selamanya. Aku menunggu bahwa jika itu harus 1 juta tahun lagi!! " Ucap Dewi Ifvis ditengah pertempuran antara tiga kubuh kekaisaran.

Semua orang yang mendengarkan perkataan Dewi Ifvis, seketika menghentikan pertempuran. Mereka yang berada disana bisa merasakan kesedihan, kehilangan dan kekecewaan yang begitu dalam hanya dengan perkataan Dewi Ifvis.

Seketika Dewi Ifvis membuat retakan ke ruang hampa diatas, yang membuatnya tertarik kedalam dan menghilang.

Ketiga pemimpin kubuh kekaisaran, sepakat untuk menghentikan peperangan atas nama Dewi Ifvis yang telah menghilang begitu saja.

100th sejak kejadian tersebut... peperangan itu menjadi sejarah bagi setiap kerajaan dan kekaisaran.Yang dikenal dengan sejarah Dewi Ifvis.

Deg... Tiba-tiba saja ECY seperti mengingat sesuatu dengan samar samar yang lama kelamaan menjadi jelas...

Di sebuah desa yang sederhana terdapat seorang pemuda yang tengah memotong kayu untuk musim dingin.

Tak... tak...

"*Huft*sungguh melelahkan... " ucapnya sambil menggelap keringat yang bercucuran di dahinya.

"Ebia!! istirahatlah, nanti lanjutkan lagi!! " Teriak sebuah suara dari sebuah gubuk yang tidak jauh dari tempat pemuda yang bernama Ebia memotong kayu.

"Iya, buu.. . "Teriak Ebia dengan semangat.

Kemudian pemuda yang bernama Ebia berusia 16th yang memiliki rambut hitam dan mata berwarna merah darah disisi kanannya, sisi mata kirinya berwarna perak. Berjalan meneduh di bawa pohon besar dengan dengan gubuk tersebut.

"Hahaha, sungguh melelahkan sekali... tapi aku tidak boleh menyerah... sebentar lagi musim dingin... waktu yang pas untuk menjual kayu kayu ini. Hahaha." Ucap Ebia sambil beristirahat dengan menyadarkan dirinya ke batang pohon yang berada dibelakangnya.

Beberapa menit kemudian, tanpa Ebia sasari ia telah terlelap kedalam tidurnya. Didalam mimpinya Ebia bertemu dengan sosok perempuan berusia 17th yang memiliki warna rambut putih salju dan mata sebiru langit.

Perempuan itu, selalu mengucapkan kalimat yang sama setiap kali, ia datang dimimpi Ebia "Akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi" Ucapnya diulang ulang dengan air mata yang membanjirnya.

"Berhentilah menangis, kenapa setiap kau datang di mimpiku selalu menangis... tersenyumlah dan percaya bahwa pasti ada namanya kebahagiaan di tengah penderitaan. " Ucap Ebia menghapus air mata perempuan tersebut.

"Tapi... tapi... -"

"Tidak ada tapi tapi, jika kita bertemu lagi suatu saat nanti jangan menangis lagi ya. "

"Hmm, terima kasih... " Ucap perempuan tersebut Sambi terseyum...

"Ekhmmm, houamm.... aduh aku ketiduran! apalagi aku belum menyelesaikan tugasku, aku harus cepat menyelesaikannya. " Ucap Ebia sambil berdiri tapi ia merasakan ada yang aneh ditubuhnya.

Tubuhnya sangat berat, seolah olah ada yang mendidihnya, sangat membuka matanya dengan lebar dan melihat sosok perempuan yang tidur di atas tumbuhnya membuat Ebia menjadi panik dan segera beranjak menjauh dari perempuan tersebut.

"E... e. e. e.... m.. a. af. aku tidak sengaja... aku tidak sengaja tolong jangan maafkan aku... " Ucap Ebia terbata bata sambil bersujud di hadapan perempuan tersebut yang masih tertidur.

Merasa terusik dengan keributan yang Ebia sebabkan membuat perempuan berambut putih tersebut menjadi bangun.

"Emmm.... kenapa ribut ribut? " tanya perempuan tersebut, yang masih setengah sadar. Dengan rambut berantakan berwarna putih salju.

"Maaf maaf.. ma.. af kan aku... " Ucap Ebia terus mengucapkan kata maaf.

"Emm, ah... Ebia!!... " Ucap perempuan tersebut terkejut dan tiba-tiba memeluk Ebia yang tengah meminta maaf.

"Eh, apa aku mengenalmu?" tanya Ebia bingung saat melihat perempuan itu tiba-tiba menyebutkan namanya dan memeluknya.

"Eh, apa kau tidak mengingatku? " tanya perempuan tersebut melepaskan pelukannya dari Ebia dan menatap Ebia.

"Hmm, tunggu... bukannya kau yang berada di mimpiku tadikan?... " Ucap Ebia ragu...

"Yap... Aku yang berada di mimpimu tadi... namaku Ifvis... " Ucap Perempuan tersebut mengenalkan dirinya.

"Eh, apa ini nyata?... kenapa bisa kau disini? " Ucap Ebia terkejut dengan penjelasan dari perempuan yang memperkenalkan dirinya sebagai perempuan yang berada dimimpi Ebia. Bernama Ifvis.

"Ya, ini nyata... apa kau tidak suka melihatku... " Ucap Ifvis dengan nada sedih...

"Eh, bukan bukan itu yang aku maksud... tapi ah sudah luapkan... jangan menagis oke seperti yang aku katakan pada saat itu... " Ucap Ebia dengan senyuman yang dipaksakan.

"Hu'ummm, aku tidak menagis. " Ucap Ifvis mengalihkan pandangannya sambil mengelap air matanya.