Chereads / Irea Online / Chapter 6 - Keputusan sang pangeran

Chapter 6 - Keputusan sang pangeran

Saat mendengarkan penjelasan Vian yang masuk akal dan tepat, membuat Duke Rosa menjadi keringat dingin.

"Hahaha, tidak usah takut seperti itu... Civi bawah dia... " Ucap Vian memerintah Civi.

"Cih, aku tidak mau... " Bukannya menurutinya Civi malah membuang mukannya.

"Aish,Oi Duke Rosa. Bisakah kau ikut kami menemui tuan kami? " Ucap Vian.

"Tuan kalian? maksudmu dalang dari semua ini? untuk apa menurutimu!" Ucap Duke Rosa sambil bersiap menebak panahnya.

Akan tetapi sebelum sempat panah itu melesat, Vian sudah berada didepan Duke Rosa dan menahan busur yang digunakan Duke Rosa.

"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan. Jika kamu ikut dengan kami maka kami akan menjamin keselamatan para bawahanmu?bagaimana?" Ucap Vian terseyum seperti iblis.

"Cih, baiklah aku ikut dengan kalian tapi kalian jangan menyentuh sedikitpun mereka. " Ucap Duke Rosa pasrah dan menyimpan busurnya pada cincin penyimpanan yang ia kenakan.

"Bagus,bisa kau bawa dua orang itu. " Ucap Vian sambil menujuk ke dua orang bangsawan yang tengah tidak sadarkan diri.

"Duke Fras!!, dan Duke Petra, apa yang terjadi pada mereka?" Ucap Duke Rosa terkejut karena baru menyadari bahwa kedua orang yang dibawa yang tidak sadarkan diri oleh Vian adalah Duke Fras dan Duke Petra.

"Ah, kau mengenal mereka, mereka tadi memilih melawan dari pada menyerah, jadi kami membuat mereka tidak sadarkan diri. " Ucap Vian.

"Kenapa kalian tidak membunuh mereka? " Ucap Duke Rosa.

"Itu karena perintah tuan kami, untuk tidak membunuh para pemimpin bangsawan. " Kali ini bukan Vian yang menjawab pertanyaan Duke Rosa melainkan Civi yang berdiri disamping Vian.

"Baik mari kita kembali... Oi Civi lakukan tugasmu. " Ucap Vian pada Civi yang berada disebelahnya.

"Iya.. iya aku tau.. " Ucap Civi sambil menjentikkan jarinya, yang membuat mereka berteleportasi ke ruang Raja atau singgah sana.

Saat berada di ruang singgah sana, pertama kali yang mereka liat adalah seseorang yang tengah duduk di sebuah singgahsana yang berwarna biru bercampur putih. Dan disebelahnya ada dua orang yang mereka kenal sedang berdiri di samping, orang yang duduk disinggahsana.

"Ah, kalian sudah selesai bagus bagus. " Ucap seseorang yang duduk disinggahsana tersebut saat menyadari keberadaan mereka.

"Hormat kami pada tuan ECY. " Ucap Vian dan Civi memberikan orang yang sedang duduk disinggahsana, yang tidak lain adalah ECY.

"Bangun, Civi kemarin mendekatlah. " Ucap ECY pada Civi yang tengah memberikan hormat.

"B-baik tuan. " Ucap Civi dengan gugup, melangkah mendekati ECY.

"Bawahan, ini menghadap tuannya. " Ucap ECY.

"Ada apa dengan zirahmu? kenapa bisa sampai berlubang?" tanya ECY memperhatikan zirah Civi.

"I-tu tuan saya kurang berhati-hati saat berada di kediaman Duke terakhir. " jelas Civi.

"Coba aku lihat.. "

"Ini tuan... " Ucap Civi sambil melepaskan zirahnya, Civi tidak telajang dia masih memakai baju bangsawannya.

"Hmm... " Saat menerima zirah Civi, tanpa ragu ECY langsung membuat zirah tersebut meleleh begitu saja ditangannya, kemudian membentuk lagi sebuah zirah yang sama seperti tadi akan tetapi kerusakan pada zirah sudah diperbaiki.

"Selesai, pakai ini... " Ucap ECY sambil menyerahkan zirah yang sudah diperbaiki nya.

"Baik tuan. "

Beberapa saat kemudian, bawahan yang lainnya juga muncul di ruang singgahsana. Antara lain Dev, Hars dan Mela, dan satu orang yang terikat.

"Hormat kami pada tuan ECY. " Ucap mereka serempak.

"Berdiri, siapa dia? " Ucap ECY menatap orang yang terikat tersebut.

"Kami tidak tau tuan, akan tetapi dia terus memberontak dari tadi jadi kami membawanya kemari. "Ucap Hars menjelaskan mengapa mereka membawa seseorang yang terikat.

Sementara Duke Rosa terkejut saat melihat orang atau pemuda yang terikat yang dibawa Hars.

Pemuda itu memiliki rambut pirang dan warna mata berwarna hijau.

" Siapa kalian? apa yang kalian lakukan di Kerajaanku? "Ucap pemuda itu.

Semua orang disana terkejut saat mendengar pengakuan pemuda itu yang mengaku kerajaan ini miliknya, kecuali Duke Rosa yang terlihat lebih tenang.

Menyadari ekspresi tenang Duke Rosa membuat ECY menyadari sesuatu.

" Ah,pangeran ternyata... "Ucap tenang ECY tapi karena suasana hening terkejut tadi, membuat suaranya dapat didengar semua orang yang berada disana.

" Pangeran?! "Ucap mereka terkejut, tidak kecuali Duke Rosa dan Pemuda itu sendiri.

" Apa maksudmu? aku tidak mengerti? "Ucap pemuda itu mencoba mengelak.

" jangan berbohong pangeran atau aku harus menyebutmu pangeran Rea? pangeran dari kerajaan mawar hitam yang mendukung pemberontakan di kerajaannya sendiri? "Ucap ECY santai.

" Itu... "

"Pangeran!! " Ucap Duke Rosa yang sudah berada di depan pangeran Rea, untuk melindunginya.

"Dari mana kau tau semua itu? " ucap Duke Rosa sambil membidik ke arah ECY.

Tentu, para bawahan ECY tidak diam saja mereka tiba-tiba sudah berada mengelilingi Duke Rosa sambil menodongkan senjata mereka ke leher Duke Rosa.

"Hahah, tenang saja. Itu cuma informasi yang sedikit bocor... Kalian kembali ke tempat kalian!! " Ucapan ECY membuat mereka para bawahan ECY kembali ke tempat mereka masing-masing.

"Ekhm, jadi bagaimana pangeran ?memilih tunduk untuk pemerintah baru yang aku pegang atau masih tetap memberontak dan mati seperti raja ini. " Ucap ECY sambil mengangkat sebuah kepala yang Pangeran Rea kenal.

"Raja!! " Ucap pangeran Rea terkejut.

"Hahahaha, bahkan pangeran sendiri tidak memanggilnya dengan sebutan ayah, hahhaa. " Ucap ECY sambil tertawa.

"Cih,tua bangka seperti dia tidak layak aku sebut ayah... jadi apa maksudmu tentang tunduk pada pemerintah yang baru yang kamu pegang? " ucap pangeran Rea yang terlihat tertarik pada tawaran ECY.

"Hmm, pangeran ternyata tertarik ya. Jadi kami melakukan ini semua bukan karena tidak ada alasan. Alasan kami melakukan ini untuk mendapatkan beberapa informasi dan kekuasaan yang kami perlu kan, kami memilih kerajaan ini karena kerajaan ini adalah kerajaan yang paling lemah dalam sektor militer... "

"Dan... kami sudah melihat kondisi kerajaan ini yang buruk bisa dibilang kami juga ingin memperbaiki hidup di kerajaan ini. Bagaimana pangeran? apa kau setuju untuk tunduk? " Ucap ECY menjelaskan apa maksud tunduk ke pemerintahan yang baru, meski itu sebagai adalah kebohongan!

"Menarik, sungguh menarik tapi apa jaminan untuk merubah kehidupan rakyat di Kerajaan ini? " Ucap pangeran Rea.

"Jaminan ya, 10 ribu koin emas? bagaimana? " Ucap ECY.

"Se-sepuluh ribu koin emas!! jangan berca-" Ucapan Rea terpotong oleh sebuah tindakan yang ECY lakukan.

Bruakkkm....

Sebuah tumpukan koin emas dikeluarkan oleh ECY dihadapan pangeran Rea, yang membuat pangeran Rea bungkam begitu saja.

Bahkan Duke Rosa juga ikut terkejut saat melihat tumpukan koin emas yang dikeluarkan oleh ECY begitu saja.

"A-apa ini serius? " Ucap pangeran Rea.

"Ya, aku serius. Bagaimana? "

"Bagaimana ini pangeran Rea? apa kita akan menyetujuinya? " Tanya Duke Rosa.

"Hmm, dengan koin sebanyak itu kita bisa membuat kerajaan ini maju di segala bidang. " Guman pangeran Rea.

"Baiklah, aku setuju... " Ucap pangeran Rea.

Ucapan pangeran Rea, membuat Duke Rosa terkejut.

"Pangeran apa kau serius??! " Tanya Duke Rosa memastikan lagi.

"Ya, aku serius, tapi kau harus menjamin kelayakan kehidupan para rakyat.Dan ini kesempatan kita, tidak peduli siapa yang memerintah,asal para penduduk tidak menderita lagi.Maka aku siap. " Ucap Pangeran Rea tegas dan di penuhi keyakinan.