Chereads / Irea Online / Chapter 5 - Melakukan tugas masing-masing

Chapter 5 - Melakukan tugas masing-masing

SementaraReia dan Ran dibuat merinding saat melihat ECY menghabisi para penjaga yang tersisa, bahkan para penjaga tadi belum ada yang sempat berteriak kesakitan saat ECY menebas mereka.

"Sungguh menakutkan melihat tuan saat ini. " Ucap Ran merasakan merinding ditubuhnya saat melihat ECY tadi.

"K-kau benar aku juga dibuat ketakutan, tetapi tuan ECY begitu elegan saat menebas musuhnya. " Ucap Reia dengan nada takut dan kagum secara bersamaan.

"Reia, segera teleportasi kita langsung ke raung Raja. " Ucap ECY tanpa melihat kebelakang, melihat Reia maupun Ran.

"Baik.. " Ucap Reia kemudian dia menjentikkan jarinya kembali.

Dan secara tiba-tiba ECY dan Reia,Ran.Sudah berada dihadapan Raja Kerajaan mawar hitam yang tengah duduk disinggah sana. Sambil ditemanin beberapa perempuan disampingnya. Menyadari kedatangan ECY dan bawahannya, Raja dia buat bingung siapa mereka?.

"Siapa kalian?!! -" Ucapan Raja terpotong ketika kepalanya sudah terpisah dari badannya dan ECY sudah berada di depan tubuh raja kerajaan mawar hitam yang sekarang sudah tidak ada kepala.

Berbeda dengan tubuh para penjaga tadi yang membeku atau menjadi salju yang tidak mengeluarkan darah. Tubuh raja kerajaan mawar hitam yang tanpa kepala itu mengeluarkan darah yang banyak.

Bahkan membuat para perempuan yang sedang berada didekat Raja tadi berteriak ketakutan. Teriakan ketakutan itu membuat beberapa orang masuk kedalam ruangan.

"*Bruak*Apa yang terjadi?siapa kalian? " Ucap Seseorang pria yang terlihat seperti jendral perang kerajaan.

Masih dengan pandangan melihat tubuh raja kerajaan mawar hitam yang sudah tanpa kepala, ECY menyuruh Ran membereskan orang yang baru masuk tadi, sedangkan Reia disuruh membereskan beberapa orang yang terlihat dibawa oleh pria yang seperti jendral tadi.

"Ran, habis dia. Reia bereskan bawahannya dengan cepat. " Ucap ECY dengan nada dingin.

"Baik taun.. " Ucap mereka.

"Semuanya tangkap-" Ucapan pria itu yang tidak lain adalah jendral perang kerajaan mawar hitam. Terpotong ketika melihat sosok dua bayangan yang melesat menghampiri dirinya dan bawahannya.

Tanpa mereka sadari tubuh mereka sudah terpotong menjadi dua bagian, saat setelah dua bayangan tadi melewati mereka semua.

Kedua bayangan itu adalah Ran dan Reia yang membereskan jendral dan beberapa pasukan yang ia bawa yang berjumlah dua puluh orang dengan sangat cepat.

Melihat pembantaian di mata mereka, kedua perempuan yang sedang seperti melayani raja mereka, dibuat bertambah ketakutan saat melihat jendral dan pasukannya di bantai dengan mudah oleh dua orang.

"Aakgg,tolong aku-" Teriakan mereka berdua terhenti karena kepala mereka sudah ditebas dengan mudah oleh ECY begitu saja dan membuat tubuh mereka menjadi butiran salju.

"Dengan ini, selesai. " Ucap ECY sambil mengalihkan pandangan ke Reia dan Ran yang tengah berlutut di hadapannya.

___________________________________________

Tidak jauh dengan ECY, Reia dan Ran. Kondisi yang sama terjadi pada Civi dan Vian yang kini sudah membawa dua orang yang tidak sadarkan diri dan mereka seret di belakang Vian.

"Oi, bantu aku membawa para sampah ini sialan. " Ucap Vian dengan marah pada Civi.

"Tidak mau, nanti tanganku kotor saat menyentuh mereka. Lagian kita kurang satu sampah bangsawan lagi jadi berhenti mengeluh. " Ucap Civi santai pada Vian yang terlihat marah karena kesusahan membawa dua pria bangsawan yang tidak sadarkan diri.

"Cih, alasan saja kau. " Ucap Vian dengan nada jengkel.

"Hahaha.. " Civi malah tertawa melihat Vian marah.

Disepanjang perjalanan menuju kediaman bangsawan terakhir, Vian terus di buat kesal karena perilaku Civi yang menjengkelkan menurutnya. Sebenarnya kedua pria bangsawan yang dibawa Vian memiliki kediaman yang saling berdekatan jadi mereka bisa menyelesaikannya dengan cepat.

Tapi kali ini sedikit berbeda, karena kediaman bangsawan terakhir sedikit jauh dari kediaman bangsawan yang lain,Vian dan Civi mengetahui itu dari kedua bangsawan yang dibawa Vian.

Untuk keluarga dan penjaga, pelayan kediaman. Sudah dibereskan oleh mereka.

"Hei.. lambat cepatlah... " Teriak Civi yang sudah jauh didepan Vian.

"Berisik... " Teriak Vian dengan kesal.

"Kita sampai. " Ucap Civi saat Vian sudah berada disampingnya.

"Hmm, kediaman bangsawan yang cukup luas tapi ini aneh, kenapa tidak ada penjaga?" Ucap Vian menyadari kejanggalan dari kediaman bangsawan kali ini.

"Siapa yang peduli... ayo masuk aku akan melakukan teleportasi... " Ucap Civi santai.

"Kenapa kau tidak melakukannya dari awal sialan!!"Ucap Vian dengan marah saat mengetahui Civi dari tadi membiarkan dia menyeret kedua sampah bangsawan sejauh ini.

Tidak memperdulikan ucapan Vian yang terdengar marah, Civi segera menjentikan tangannya.

Seketika, Civi dan Vian di ruangan putih, dan dihadapan mereka terdapat seorang perempuan yang menggunakan busur yang tengah mengarahkannya pada Civi.

Wusssss....

Anak panah yang begitu cepat menebus zirah yang digunakan oleh Civi dibagian tepat di jantungnya.

"Kena.. " Ucap perempuan itu yang telah melancarkan serangan yang mengenai Civi tadi.

Tapi anehnya Vian nampak biasa saja saat melihat Civi tertusuk panah dan tergeletak begitu saja.

"Dasar ceroboh. " Guman Vian.

Merasa ada yang aneh saat melihat rekan dari musuhnya nampak biasa aja saat melihat rekannya mati didepannya, membuat perempuan yang melancarkan serangan tadi binggung.

"Apa kau tidak kasian melihat rekanmu mati? " Ucap perempuan itu.

"Tidak sama sekali malahan, aku senang kalau dia mati sekarang. " Jawab Vian santai.

"Siapa namamu? " Tanya Vian pada perempuan yang melancarkan serangan.

"Bukannya tidak sopan, menanyakan nama orang lain padahal, kamu belum mengenalkan diri. " Ucap perempuan itu.

" Hmm, Vian.. "Jawab Vian dengan singkat.

" Vian, ya. Baiklah namaku Rosa-"Ucapan Perempuan itu terpotong karena sebuah tangan sudah mencekiknya dan membenturkan ke singgahsana yang berada di belakang perempuan itu.

"B-bagaiman? mungkin kamu masih selamat! " ucap Rosa terkejut ketika melihat seseorang yang mencekiknya adalah orang yang ia panah tadi yang seharusnya sudah terbunuh.

"Hahaha, dengan panah mainan itu, kau membunuh ku. Jangan bercanda! " Ucap Civi sambil memperkuat cekikannya.

"Oi... oi... jangan lupa tugas kita, kita dilarang membunuh pemimpin bangsawan. " Ucap Vian dengan santai.

"Cih... " Kemudian Civi melepaskan cekikannya dan membuat Rosa jatuh dengan napas tidak beraturan.

"Dimana yang lainnya? " tanya Civi pada Rosa yang tengah mengatur napasnya.

"Mereka? mereka siapa maksudmu? " ucap Rosa.

"Para bawahanmu sialan! " Ucap Civi dengan nada marah.

"Hahahahahaha, kalian tidak akan menemukan mereka disini. "Ucap Rosa.

" Sialan-"ucapan Civi terpotong oleh suara Vian yang menyuruhnya tenang.

"Oi, tenangkan dirimu... jadi benar Duke Rosa memang sangat pintar dalam memahami situasi dan menyuruh orang orang yang berada di kediamannya, bersembunyi di ruang bawah tanah. " Ucap Vian mengutarakan pendapatnya.

"Bagaimana kau tau? " Ucap Duke Rosa dengan keringat dingin.

"Itu mudah, pertama tidak ada penjagaan yang terlihat di kediaman seorang Duke itu sudah memperkuat tebakanku apalagi di perkuat oleh perkataan mu sendiri tentang mereka tidak ada disini.Dan hanya bangsawan tingkat Duke yang memiliki ruangan bawa tanah. " Ucap Vian, sambil tersenyum menakutkan.