Chereads / Invocation / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Dunia ini terbagi menjadi enam kasta, yaitu dua bangsawan tingkat atas, dua bangsawan tingkat menengah, satu bangsawan tingkat rendah, dan rakyat biasa. Biasanya para bangsawan tingkat atas seperti Eron akan menjadi pusat pergaulan yang membawahi bangsawan lainnya.

"Ketika para bangsawan bekerja keras, rakyat biasa hanya bisa mengharapkan belas kasihan. Tapi, pada akhirnya, para bangsawan hanya diberikan makanan seperti ini."

"Yah, jangan bilang begitu. Kita kan tidak tahu apa yang rakyat biasa lakukan di tempat yang tak terlihat. Mungkin saja mereka melakukan hal hebat sampai-sampai kita tidak bisa melihatnya, bukan? Tapi, kasta tetaplah kasta. Orang rendahan seperti mereka tidak akan bisa melampaui kita. Benar kan, Sien?" Rekannya yang berambut hijau ikut menyahut sambil melemparkan tatapan pada seorang murid laki-laki yang duduk di seberang mereka.

Seperti Ash dan Ciel, murid laki-laki bernama Sien itu juga berasal dari kalangan rakyat biasa. Hanya saja, Sien jauh lebih menyedihkan karena sering melawan perlakuan kelompok Eron secara terang-terangan.

Jarak antara Ciel dan Ash dengan kelompok Eron cukup jauh, tetapi mereka bisa mendengarnya karena Eron memang sengaja memperbesar suaranya agar terdengar oleh Ciel dan Ash. Kalau saja Ash tidak menghentikan Ciel setiap kali diprovokasi Eron, mungkin saat ini yang sering diganggu mereka adalah Ciel, bukan Sien.

"Percuma bicara padanya. Lihat itu. Dia tidak bisa mengayunkan pedang atau mengeluarkan sihir yang berguna."

Tanpa jeda, Eron segera melanjutkan, "Aku pernah dengar kalau para orang tua dari murid-murid rakyat biasa selalu berpikir anak-anak mereka bisa bersanding dengan bangsawan. Padahal, nyatanya mereka cuma sampah yang menengadahkan tangan."

Ash menghela napas sambil berusaha mengencangkan pegangan tangannya pada Ciel. Dia melirik Ciel yang menggigit bibir untuk menahan amarah. Kalau dia melepas pegangan ini, Ciel pasti akan memelesat ke sana tanpa pikir panjang lalu memukul Eron.

"Tutup mulutmu." Suara berani itu berasal dari Sien yang tiba-tiba bangkit menghampiri Eron dan kelompoknya.

Suasana mendadak hening. Ash dan Ciel yang bertekad untuk mengabaikan situasi itu pun ikut berhenti. Secara spontan, Ash menoleh ketika debuman keras terdengar dari kelompok Eron. Awalnya Ash mengira kalau Eron yang memukul Sien, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Eron terduduk di lantai sambil memegangi wajah, sementara Sien berdiri dengan tangan terkepal. Dalam sekali lihat pun, Ash dan Ciel tahu apa yang baru saja terjadi.

"Kalian tidak tahu apa-apa tentang kami, kan?!" Sien berseru marah. Dia hendak kembali melayangkan tinjunya, tetapi Balt si rambut hijau, sontak menendang Sien dari belakang.

"A-anak itu … benar-benar gila rupanya." Tanpa sadar, Ash bergumam dengan mata terbelalak. Saat menoleh samping, dia melihat Ciel mengepalkan tangan dengan wajah memerah. "Ciel, tenangkan dirimu. Kau juga tahu kala—"

"Aku pun berusaha untuk tidak—"

"Ssst!" Ash segera menutup mulut Ciel dengan sebelah tangan, lalu menarik saudara kembarnya itu ke pojok kafeteria. Dia sadar kalau sebentar lagi amarah Ciel akan meledak. Dan mungkin tanpa pikir panjang, Ciel akan melayangkan tinju pada Eron. Meski bukan termasuk pelanggaran berat yang membuat pelaku ditahan oleh Holy Knight, memukul bangsawan dengan kekuatan fisik tetap dianggap sebagai pelanggaran.

Sebagai gantinya, Ash membiarkan Ciel memukul dinding di belakangnya untuk melampiaskan amarah. "Ambil waktu sejenak untuk menenangkan dirimu, Ciel. Kau kan sudah berjanji untuk tidak membuat masalah selama kita di akademi."

Tujuan Ash dan Ciel memang bukan untuk menjadi murid akademi teladan nomor satu, melainkan untuk mendapatkan surat rekomendasi. Untuk mendapatkan surat tersebut, mereka tidak boleh membuat masalah lebih dari sepuluh kali dalam lima tahun.

Ash menggigit bibirnya saat Balt dan beberapa rekan Eron memegangi Sien, sementara Eron mulai memukuli Sien. Terdengar tawa dari anggota kelompok lain ketika tubuh Sien terlempar hingga membentur dinding kafeteria. Ash tanpa sadar mengeratkan genggamannya pada Ciel, bukan untuk menahan saudaranya itu, melainkan menyalurkan amarah.

Sayangnya, meski marah dan hendak memukuli Eron, mereka hanya akan bernasib sama seperti Sien. Kejadian ini bukan hanya sekali-dua kali terjadi. Pola mengejek para bangsawan itu pasti akan berakhir pada kekerasan yang berkedok dalam peraturan kasta.

Di dunia ini, ada sebuah sistem yang disebut sebagai Health Poin. Batas kekerasan yang dianggap sebagai pelanggaran oleh Kanon adalah ketika seseorang mengurangi Health Poin orang lain sampai lima puluh persen. Jadi, kalau mereka dipukuli sampai Health Poin tersisa enam puluh persen, hal itu tidak dianggap sebagai pelanggaran.

"Dasar bangsawan sampah." Ciel bergumam kesal, berusaha menahan rasionalitasnya saat melihat tak ada satu pun murid yang menghentikan Eron.

Apakah memperlakukan manusia seperti ini dianggap sebagai hal remeh oleh Absolute?

Tangan Ciel yang mengepal kini gemetar karena begitu ingin melayangkannya pada Eron dan menantangnya duel. Akan tetapi, setelah Ash menepuk-nepuk pundaknya, Ciel tersadar kalau dia menantang Eron berduel, semua itu akan berakhir buruk. Untuk menenangkan diri, Ciel mengambil napas dalam-dalam, menyadari tetesan keringat yang jatuh dari dagunya ke lantai.

Bar Health Poin Sien perlahan berkurang dan kini berada di angka delapan puluh persen. Dipukuli dengan tangan kosong memang tidak mengurangi poin Health Poin terlalu banyak, tetapi Ash dan Ciel yakin Eron berniat untuk memukuli Sien sampai batas minimal pelanggaran. Itu artinya, Sien pasti akan berakhir babak belur.

"Ciel, tolong tahan dirimu. Kumohon."

Saat Eron tertawa sambil melayangkan tinjunya tanpa henti pada Sien, Ciel teringat lagi pada sosok Ivy yang berjuang mati-matian untuk melindungi Kota Junon. Ketika itu, Ciel dan Ash hanya mematung seperti orang bodoh. Persis seperti situasi sekarang.

"Lihat? Dia bahkan tidak bisa melawan!" Balt tertawa ketika Sien terbaring lemah di lantai, sementara murid-murid lain hanya mematung.

Sebenarnya, seorang bangsawan bisa saja menentang tindakan sesama bangsawan yang berada di tingkatan yang sama atau lebih rendah. Akan tetapi, di posisi ini, Eron adalah bangsawan tingkat dua dan tidak ada bangsawan tingkat satu atau sederajat di tempat ini.

"Hentikan itu!" Ciel kehilangan kesabaran. Logikanya langsung berteriak, mengabaikan tangan Ash yang mencengkeramnya. Dia lalu berlari secepat mungkin. Wajah Eron dan Balt tampak seperti wajah para monster yang Ciel lihat lima tahun lalu. Monster yang membuat Ivy dibawa pergi dan orang tua mereka meninggal.

Sebuah Kanon seharusnya ada untuk membuat semua orang di dunia ini bahagia. Mereka tidak boleh membunuh, tidak boleh mengadakan perang, atau menghina satu sama lain. Sejak kecil, Ash dan Ciel memandang Kanon sebagai hukum tertinggi yang harus dipatuhi tanpa keraguan sedikit pun. Akan tetapi, kenapa ada aturan seperti ini? Kenapa harus dibedakan berdasarkan kasta?

Semua orang harusnya saling menghormati dan memiliki hati yang penuh kasih sayang. Kanon dan Absolute adalah keberadaan yang bisa membuat dunia ini damai. Namun, kenapa ada kejadian seperti ini? Kenapa harus ada Sien yang tidak bisa melawan meski harga dirinya diinjak-injak? Kenapa harus ada rakyat biasa yang diam ketika temannya dipukuli? Kenapa Ivy yang berusaha melindungi Kota Junon justru dianggap sebagai kriminal?

Sampai sekarang, Ash dan Ciel tidak mengerti, apa itu Kanon dan kenapa Absolute ada di dunia ini.

"Jangan bergerak, dasar orang rendahan!" Balt segera mencegah langkah Ciel. "Ini hukuman dari bangsawan kepada orang rendahan seperti kalian! Kalau kau berusaha untuk menghentikannya, kau akan dianggap melanggar Kanon."

Setelah mengatakan omong kosong itu, Balt tersenyum lebar lalu tertawa terbahak-bahak seolah puas melihat Ciel dan Ash yang sudah terpancing. Sementara rekan-rekan mereka yang lain mengikuti arus pembicaraan dan ikut tertawa.

Seluruh tubuh Ciel bergetar hingga tak bisa dikendalikan. Saat Ash berusaha mengejar Ciel, semua sudah terlambat. Dengan cepat, anak laki-laki itu memelesat dengan tinju terkepal. Seolah jarak Ciel dan Eron tidak pernah ada, Eron gagal menghindari gerakan Ciel. Dengan sekali pukulan telak, Ciel berhasil mengempaskan tubuh Eron hingga membentur dinding kafeteria.

"A-ah! Kau! Apa yang kau lakukan?!" Balt berteriak histeris sambil menghampiri Eron.

Pukulan Ciel memang tidak mengurangi banyak Health Poin, tetapi Ciel tahu yang membuat Eron membeku seperti itu. Wajah Eron dan Balt dipenuhi oleh harga diri yang membuat Ciel semakin muak.

Akan tetapi, sebelum Ciel berhasil melayangkan tinjunya lagi, Ash muncul dan langsung menahan Ciel. "Su-sudah cukup, Ciel!"

"Harusnya ini adalah pelanggaran berat, anak rendahan. Tapi karena aku baik hati, aku hanya akan memberimu hukuman kecil." Eron kembali bangkit sambil membersihkan debu-debu yang menempel di pakaiannya.

Rahang Ash mengeras saat Eron mengeluarkan lencana identitas sebagai bangsawan tingkat dua dari saku seragam. Dengan seulas senyum licik, Eron kembali berkata, "Murid dari kalangan rakyat biasa, Ciel, aku menantangmu untuk melawanku satu kali dengan pedang sungguhan."