"Doni! Bangun!" ucap Elvina
Doni kemudian bangun dari tidurnya.
"Ada apa?" tanya Doni
"Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu. Sejak pertama aku melihatmu, aku jatuh cinta padamu. Aku takut kehilanganmu, seperti aku kehilangan teman lamaku." ucap Elvina
"Tetapi aku tau kamu berpacaran dengan Lyla dari ibumu. Jadi semuanya aku pendam. Paling tidak aku bisa mengatakan ini sebelum kamu berangkat." ucap Elvina lagi
"Tidak. Aku tidak jadi berangkat. Lagipula Lyla mungkin sudah...meninggalkanku." balas Doni
"Dan untuk itu....aku juga menyukaimu. Kamu orang yang baik. Kamu rela berkorban demi kepentinganku." ucap Doni lagi
"..." Elvina terdiam
"Kita ke kuil yuk, disana kita bisa bersantai seharian." ucap Doni
"...Ya, baiklah. Tapi, apa tidak apa-apa tidak hadir dalam seleksi?" balas Elvina
"Tak apa. Aku hanya akan didiskualifikasi." ucap Doni
Doni kemudian turun dan menceritakan semuanya kepada ibu, tentang Lyla dan pembatalan pertukaran pelajar. Kemudian, mereka berdua pergi menuju ke kuil untuk menikmati pemandangan dan menghilangkan rasa sedih. Sesampainya di kuil, Doni duduk di tangga kuil dan Elvina menyapu halaman kuil. Mereka juga mengobrol seputar sekolah dan kehidupan masing-masing sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Dan pada akhirnya,mereka berdua memutuskan untuk menjalin relasi yang lebih dari sekedar teman. Sementara itu...
"Maafkan aku Doni, aku tidak ingin semua itu terjadi lagi untuk yang kedua kalinya..." pikir Lyla
Tiba-tiba ponsel Lyla berbunyi
"Halo, ibu."
"Kamu sudah dengar semuanya?"
"Ya. Doni pasti melupakanku."
"Maafkan ibu."
"Tidak apa-apa. Ini untuk yang terbaik bagi Doni."
Telepon kemudian dimatikan. Lyla kemudian duduk di taman sambil sedikit bersedih karena memikirkan Doni.