"Doni! Ayo bangun! Seleksinya akan dimulai 2 jam lagi." ucap Elvina sambil membangunkan Doni
Doni kemudian langsung bangun dan panik.
"Oh iya, aku lupa kalau hari ini ada seleksi." ucap Doni
"Cepat siap-siap. Nanti kamu bisa terlambat dan didiskualifikasi." balas Elvina
Doni kemudian langsung bergegas dan menuju sekolah. Namun, ia meninggalkan kartu peserta seleksi dan bekal miliknya. Saat sampai di sekolah...
"Peserta seleksi harap menyerahkan kartu peserta maksimal lima menit sebelum seleksi dimulai." ucap Bu Liselle via pengumuman
Doni mencari cari kartu peserta miliknya, namun tidak menemukannya. Sementara itu...
"Oh tidak, kartu peserta Doni tertinggal." ucap Elvina saat menemukan kartu peserta Doni di dapur.
"Coba hubungi Doni." ucap ibu
"Tidak usah. Aku akan mengantarkannya saja." balas Elvina
"Jangan. Apakah kamu ingat kata dokter? Kamu tidak boleh terlalu lelah, atau kamu akan sakit. Lagipula, seleksinya dimulai 50 menit lagi." ucap ibu
"Tidak apa-apa bu, urusan ini lebih penting." balas Elvina
"Apakah kamu yakin?" tanya ibu
"Ya." jawab Elvina
"Kalau begitu pergilah. Hati-hati dijalan." balas ibu
Elvina kemudian berganti pakaian lalu pergi meninggalkan rumah. Ketika sampai di depan rumah...
"Butuh tumpangan?" tanya seseorang sambil menaiki sepeda pada Elvina
"Bisa tolong antarkan saya ke sekolah?" tanya Elvina
"Bisa. Mau rute cepat?" tanya orang tersebut
"Ya. Tentu." ucap Elvina
"Bisa berenang?" tanya orang tersebut
"Bisa. Tapi untuk apa?" tanya Elvina
"Ayo cepat naik." jawab orang tersebut
Elvina kemudian naik ke sepeda orang tersebut. Orang tersebut kemudian memutar ke arah kuil dengan kecepatan tinggi.
"Loh kok kita malah putar balik?" tanya Elvina
"Ada perbaikan jalan dekat sekolah. Lagipula, sungai di belakang kuil bisa tembus ke gedung sekolah. Tetapi, kedalamannya dua meter. Jadi aku bertanya padamu terlebih dahulu." jawab orang tersebut
"Barang bawaanku bagaimana? Nanti bisa basah kalau begitu." ucap Elvina
"Tenang. Aku membawa kotak es. Kamu bisa menggunakannya nanti." balas orang tersebut
"Kotak es?" tanya Elvina
"Ya. Tadi aku mau ke pasar." jawab orang tersebut
"Oh ya, siapa namamu?" tanya Elvina
"Namaku Emma. Aku teman sekelas Doni." jawab orang tersebut
Tak lama kemudian, mereka berdua sampai di kuil.
"Taruh barang yang tidak diperlukan di loker dan ikut aku." ucap Emma
Elvina kemudian menaruh tas miliknya di loker. Kemudian, Elvina menaruh barang milik Doni di kotak es milik Emma dan pergi ke belakang kuil.
"Masukkan ini di kotak." ucap Emma sambil menyerahkan jaket coklat panjang
"Untuk apa ini?" tanya Elvina
"Kamu mau berjalan di sekolah dalam keadaan basah kuyup?" ucap Emma
"Untuk sisanya, akan kuantar. Sekarang kamu pergilah terlebih dahulu." ucap Emma lagi
"Terima kasih banyak." balas Elvina
Elvina kemudian berenang menuju ke seberang sungai. Setelah sampai di seberang sungai...
"Astaga! Aku harus memanjat tembok??!!" pikir Elvina
Elvina kemudian memanjat tembok tersebut. Setelah berhasil memanjat tembok tersebut, Elvina segera memakai jaket yang dipinjamkan Emma dan mencari Doni. Setelah tak lama mencari, akhirnya Elvina menemukan Doni di pintu depan sekolah.
"Hei Doni, ini milikmu." ucap Elvina sambil memberikan bekal dan kartu peserta milik Doni
"Wah terima kasih. Aku hampir saja didiskualifikasi. Kamu baik sekali." balas Doni
"Untunglah aku tepat waktu." ucap Elvina
"Mengapa kamu basah kuyup begitu?" tanya Doni
"Aku habis...berenang." jawab Elvina
"Ya sudah deh, aku mau daftar dulu, waktunya tinggal 10 menit lagi." ucap Doni
"Semoga sukses." balas Elvina
Elvina kemudian kembali ke belakang kuil. Sesampainya disana, Elvina melihat Emma sudah menunggunya dan membawakan pakaian ganti.
"Terima kasih ya." ucap Elvina sambil mengembalikan kotak es milik Emma.
"Sama-sama." balas Emma
"Entah mengapa, aku merasa pusing." ucap Elvina
"Hah?" balas Emma
Tiba-tiba, Elvina pingsan karena kelelahan. Emma kemudian membawanya ke dalam kuil. Sementara itu di sekolah...
"Baiklah silahkan para peserta mulai mengerjakan soal yang dibagikan." ucap Bu Liselle
Para murid mulai mengerjakan soal.
"Hmmm...Soalnya tidak berbeda jauh dengan yang diberikan Elvina." pikir Doni
...
...
...
"Selesai." pikir Doni
Doni kemudian langsung mengumpulkan soal tersebut ke Bu Liselle.
"Kerja bagus. Tambahan 10 poin untukmu. Sekarang, kamu boleh keluar." ucap Bu Liselle
Doni kemudian keluar dari ruangan dan menyalakan ponselnya. Doni mendapat pesan dari Emma via SMS.
Temanmu berada di kuil dalam keadaan pingsan karena kelelahan. Mampirlah kesana nanti.
"Apa??!!" pikir Doni
Karena tidak bisa berbuat apa-apa, Doni hanya bisa menunggu saja. Satu jam kemudian...
"Baiklah, untuk seleksi kali ini hanya dua peserta yang lolos. Seleksi kedua akan dibatalkan dan langsung menuju final besok." ucap Bu Liselle
"Ira dan Doni, persiapkan dirimu." ucap Bu Liselle lagi
Semua peserta kemudian diperbolehkan pulang. Sementara itu, Doni langsung pergi ke kuil. Sesampainya disana, Doni menuju ke unit kesehatan dan melihat Elvina masih belum sadarkan diri. Doni kemudian Doni mengecek suhu tubuh Elvina.
"Suhu tubuhnya panas sekali." pikir Doni
Doni kemudian mencari obat di warung terdekat dan menyiapkan air hangat untuk Elvina. Pada pukul empat sore, Elvina akhirnya sadar.
"Aku dimana?" tanya Elvina
"Di kuil. Tadi kamu pingsan." jawab Doni
"Lalu sedang apa kamu disini? Bagaimana dengan seleksinya?" tanya Elvina
"Aku menunggumu disini. Seleksinya berjalan dengan baik." jawab Doni
"Syukurlah." ucap Elvina
"Bagaimana kamu bisa sampai pingsan?" tanya Doni
"Fisikku memang lemah. Jadi aku bisa pingsan kalau terlalu lelah." jawab Elvina
"Apakah kamu sudah bisa berjalan?" tanya Doni
"Belum." jawab Elvina
"Ya sudah kalau begitu. Aku akan menggendongmu sampai ke rumah. Sudah hampir malam." ucap Doni
"...ya." balas Elvina
Doni kemudian pulang ke rumah sambil menggendong Elvina. Sesampainya di rumah, ibu sudah menyiapkan makan malam.
"Kalian lama sekali sampainya." ucap ibu
"Maklumlah bu, habis liburan." balas Doni
"Kamu ini bisa saja." ucap ibu
"Kalau begitu, kamu tidur sana. Selain itu, mengapa kamu menggendong Elvina?" ucap ibu lagi
"Elvina kelelahan, jadi dia...pingsan." balas Doni
"Ya sudah deh. Ibu juga sudah memprediksikannya." ucap ibu
Doni kemudian pergi ke kamar Elvina dan membaringkan Elvina di kasur lalu kembali ke kamarnya. Saat Doni kembali ke kamarnya, ia mendapatkan panggilan dari Lyla.
"Halo Lyla."
"Halo Doni. Dengar aku baik-baik. Ira dan temanku disini ternyata bersekongkol dan mengancamku dan kamu. Dia akan menyebarkan fitnah jika ia kalah dalam seleksi. Aku mohon biarkan saja Ira menang seleksi dan lupakan aku. Selain itu, sudahi juga hubungan kita berdua. Aku tidak mau kejadian yang sama terulang...lagi."
"Tapi..."
"Aku mohon. Aku tidak mau ada yang terlibat lagi."
"..Baiklah."
Telepon kemudian dimatikan. Doni kemudian tidur sambil bersedih karena memikirkan Lyla. Keesokan harinya...