Chereads / Nanairo no Tenmondai / 七色 の 天文台 [Re-Published] / Chapter 7 - Chapter 1: Perkenalan Dengan Orang Terdekat

Chapter 7 - Chapter 1: Perkenalan Dengan Orang Terdekat

Pada suatu sore...

"Doni!!! Kerjakan PR-Mu!!" ucap Ibu membentak Doni yang dari sepulang sekolah hanya tidur di kamarnya.

Doni pun menjawab," Nanti saja bu, lagipula besok kan hari Sabtu."

"Terserah kamu saja deh. Tapi nanti jangan sampai lupa." balas ibu

Pada akhirnya ibu pun berhenti menyuruh Doni untuk membuat PR. Sementara itu, Doni hanya diam dan beristirahat di kamarnya. Malam pun tiba, ibu membangunkan Doni untuk makan malam. Doni bangun dan kemudian turun ke ruang makan.

"Malam ini makan apa, bu?" tanya Doni kepada ibunya

"Sama seperti kemarin." balas ibu

Doni pun hanya diam dan memakan makanannya sambil menggerutu dalam hati. Melihat kelakuan Doni, ibu pun penasaran dan kemudian bertanya kepada Doni tentang masalah yang dialaminya.

"Kamu kenapa hari ini tidak seperti biasanya?" tanya ibu

"Doni lelah, bu. Beberapa hari ini banyak sekali tugas dari guru. Tidak ada satupun dari tugas tugas itu yang merupakan tugas kelompok." jawab Doni

"Doni, kamu tidak boleh menyerah seperti itu. Semua yang diberikan oleh guru itu demi kebaikanmu." ujar ibu

"Seandainya saja Doni punya adik perempuan, pasti semua hal akan mudah dikerjakan dan Doni tidak akan kesepian lagi di rumah." balas Doni untuk mengalihkan perhatian

Ibu pun hanya bisa diam mendengarnya. Doni kemudian menghabiskan makanannya lalu kembali ke kamarnya.Saat masuk ke dalam kamarnya,Doni melihat sebuah bintang jatuh. Doni pun memanjatkan sebuah permohonan,"Aku ingin memiliki seorang adik perempuan." Sambil berharap permohonannya terkabul. Setelah itu, Doni pun tidur.

Beberapa bulan kemudian...

"Hei, bangun! Sarapan sudah siap."

Sambil mencoba membuka mata, Doni merasakan sesuatu yang berbeda, yaitu suara ibunya yang seperti suara perempuan muda. Saat matanya terbuka, ia pun terkejut dan berkata, "Kamu siapa????"

Dia pun menjawab, "Aku adikmu kak, masa kamu lupa dengan adikmu sendiri?" Kemudian keluar dari kamar dan berkata, "Cepat turun ke bawah ya."

Doni pun kebingungan atas hal yang yang baru saja terjadi. Doni hanya bisa berpikir, "Apa aku mempunyai adik perempuan?" setelah itu Doni pun turun ke ruang makan.

Di ruang makan, ia bertemu dengan ibunya dan perempuan yang tadi membangunkannya. Doni pun mulai berbicara.

"Bu, ini siapa?" tanya Doni sambil menunjuk perempuan yg mengaku sebagai adiknya

"Dia Lyla, adikmu sendiri. Apakah kamu tidak mengenali adikmu sendiri?" ucap ibu seperti menyembunyikan sesuatu

"Ya sudah, lebih baik kita sarapan dulu."ucap Lyla

Doni, Lyla, dan ibunya kemudian mulai menyantap sarapan. Saat selesai sarapan, Doni pun kembali ke kamarnya. Lyla pun mengikutinya. Saat sampai di kamarnya, ia pun berkata kepada Lyla,"Kamu ini sebenarnya siapa?"

Lyla pun menjawab,"Aku adikmu, masa kamu lupa?"

Doni pun tetap tidak percaya bahwa Lyla adalah adiknya. Doni pun kembali bertanya,"Jangan berbohong, siapa sebenarnya kamu?"

"Aku adikmu. Masa tidak percaya?!" ucap Lyla dengan kesal

Melihat Lyla marah seperti itu, Doni pun hanya bisa berkata,"Ya sudah, maafkan aku karena tidak mempercayaimu. " Doni kemudian memeluk Lyla sebagai permintaan maafnya.

"Tidak apa-apa" balas Lyla

"Kamu mau jalan-jalan?" tanya Doni

"Wah, tentu saja mau." balas Lyla

Merekapun kemudian segera berganti pakaian dan pamit dengan ibu. Kemudian, mereka pun berangkat. Di jalan, Doni berkata,"Kita mau kemana?" . Lyla pun menjawab,"Kita ke taman saja." . Lalu merekapun berjalan menuju taman. Sesampainya di taman...

"Kamu mau beli apa?" tanya Doni

"Nanti saja, kita lebih baik berkeliling keliling dulu saja sekarang."jawab Lyla

Doni pun berkata, "Baiklah jika itu maumu." . Mereka kemudian berkeliling di sekitar taman tersebut sambil melihat lihat tanaman yang tumbuh subur disana. Tak terasa, satu setengah jam telah berlalu. Merekapun kembali ke pintu gerbang taman untuk beristirahat.

"Kita beli camilan yuk." ajak Doni

Lyla pun mengikuti Doni. Saat mereka berdua baru saja keluar dari pintu gerbang, Lyla melihat tukang es krim. Ia pun meminta Doni untuk membelikannya.

"Kak,aku mau es krim, tapi kakak yang bayar ya."ucap Lyla

"Iya,pesan saja."jawab Doni sambil mengambil uang

Mereka berdua kemudian mendekati tukang es krim tersebut. Saat membeli es krim tersebut, mereka juga mengobrol dengan tukang es krimnya.

"Ini pacar kamu ya dek?" tanya si tukang es krim kepada Doni. Sementara itu, wajah Lyla tersipu karena mendengar ucapan si tukang es krim

"Bukan pak, ini adik saya." ucap Doni

"Ooh, kelas berapa?" tanya si tukang es krim kepada Lyla

"Kelas 3 SMA, sama seperti kakak saya." balas Lyla

Tak lama kemudian, tukang es krim tersebut memberikan es krim yang sudah dibungkus kepada Lyla. Doni pun membayar es krim tersebut lalu mereka berdua duduk di pinggir taman. Sembari duduk, Lyla dan Doni juga mengobrol.

"Minggu depan mau jalan-jalan lagi?" tanya Doni kepada Lyla

"Lihat nanti. Aku harus menabung terlebih dahulu"balas Lyla

"Ya sudah, ayo kita pulang. Sekarang sudah mau siang." ucap Doni

"Baiklah." balas Lyla

Merekapun kembali menuju rumah dengan berjalan kaki. Di samping itu, Doni masih belum bisa percaya begitu saja bahwa Lyla adalah adiknya. Namun, Doni lebih memilih untuk diam terkait hal tersebut. Sesampainya di rumah...

"Aku ke kamar dulu ya, mau istirahat." ucap Lyla sambil menuju ke kamarnya

"Ya, nanti jangan lupa makan siang." balas Doni.

Tiba-tiba Doni berpikir,"Dimana Lyla bersekolah?"

Pada hari Senin pagi. . .

"Doni, bangun! Ini sudah jam 5 pagi. Nanti kamu terlambat ke sekolah." ucap ibu

Doni pun terbangun dari tidurnya. Doni kemudian bersiap-siap ke sekolah. Saat makan pagi di rumah...

"Dimana Lyla?" tanya Doni

"Belum bangun." jawab ibu

"Lalu mengapa ibu membangunkanku jam 5?" tanya Doni

"Ada yang ingin ibu bicarakan." jawab ibu.

"Apa itu?" tanya Doni

"Ini tentang Lyla. Tapi kamu harus merahasiakan hal ini darinya sampai dia sudah lulus." balas Ibu

"Ya."ucap Doni

"Sebenarnya Lyla itu bukan adik kandungmu. Ibu mengadopsinya 7 bulan yang lalu. Ibu menitipkannya di rumah pamanmu. Ibu baru membawa dia kesini beberapa hari yang lalu. Ibu dan Lyla sengaja merahasiakannya sebagai kejutan untukmu." ujar ibu

"Mengapa ibu mengadopsi Lyla?" tanya Doni

"Lyla mempunyai masa lalu yang kelam. Dia dibuang oleh orangtua kandungnya dan ditemukan oleh warga sekitar di dekat sungai. Kebetulan, di rumah kita banyak kamar kosong dan kamu juga ingin mempunyai adik perempuan, jadi ibu mengadopsi dia." balas ibu

"Aku tidak pernah berkata seperti itu kepada ibu." ujar Doni

"Kamu pernah mengatakannya,ibu memiliki buktinya." balas ibu sambil memutar rekaman suara Doni saat berkata ingin punya adik perempuan

Mendengar perkataan ibunya tadi, Doni merasa kasihan kepada Lyla. Doni hanya bisa terdiam. Tak lama kemudian, Lyla bangun dan turun ke bawah.

"Selamat pagi." ucap Lyla

"Selamat pagi juga" balas Doni

"Mengapa tidak membangunkanku?" tanya Lyla

"Aku lupa." ucap Doni sambil sedikit tertawa

Lyla kemudian segera bersiap-siap dan menyantap sarapan. Setelah selesai sarapan...

"Ayo berangkat ke sekolah." ucap Lyla

"Kamu sekolah dimana?" tanya Doni

"Kata ibu, aku pindah sekolah di sekolahmu." balas Lyla

Doni hanya bisa berpikir dalam hati,"Mengapa ibu tidak cerita sedikitpun,sih?!"

Mereka berdua kemudian berangkat menuju sekolah dengan mengendarai sepeda. Sesampainya di sekolah...

"Ayo turun. Kita sudah sampai." ucap Doni

Mereka berdua kemudian turun dari sepeda. Saat akan memasuki pintu depan sekolah, Doni mendengar seseorang berkata kepada temannya,"Lihat,Anak baru itu datang bersama Doni."

Lalu ada orang lain berkata,"Sungguh orang yang beruntung. Dia bisa pergi ke sekolah dengan orang secantik itu."

Doni pun menghiraukan perkataan teman-temannya kemudian beranjak menuju kelasnya. Sesampainya di lantai tiga....

"Dimana kelasmu?" tanya Doni kepada Lyla

"12 B IPS." balas Lyla

"Ya sudah, ikut denganku. Kita satu kelas." ucap Doni

Mereka berdua kemudian berjalan menuju kelas mereka. Saat memasuki kelas, mereka berdua langsung menjadi pusat pembicaraan seluruh murid di kelas 12 B.

"Hei Emma, apakah dia murid baru disini?" tanya seorang perempuan kepada temannya sambil melihat kearah Lyla

"Ya. Kelihatannya dia dekat sekali dengan Doni." jawab Emma

"Sudahlah, membicarakan orang itu tidak baik. Ya kan Ira?" ucap Emma

"Iya, kamu benar." jawab Ira

Tak lama kemudian, bel berbunyi dan semua murid duduk di kursinya masing masing. Tak seperti biasanya, kepala sekolah masuk ke ruang kelas 12 B.

"Selamat pagi murid-murid." ucap Bu Elise

"Selamat pagi,bu!" ucap seluruh murid kelas 12 B

"Mulai hari ini,kalian akan diajar oleh guru baru. Saya harap kalian dapat beradaptasi dengan cepat. Terima kasih."ucap Bu Elise. Kemudian, Bu Elise meninggalkan ruang kelas

Beberapa saat kemudian, masuklah seorang guru lain.

"Selamat pagi." ucapnya sambil masuk ke ruang kelas

"Selamat pagi,bu!" ucap seluruh murid kelas 12 B

"Dia kan..." ucap Emma perlahan

"Bu Reion...Guru termuda di sekolah ini." sambung Doni

"Sudahlah, lebih baik kita tidak membicarakannya." ucap Emma

Sebelum pelajaran pun dimulai, Lyla memperkenalkan dirinya di depan kelas lalu kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Setelah pelajaran Bahasa Indonesia selesai, istirahat pun dimulai. Lyla dan Doni pergi bersama ke taman sekolah untuk mengobrol.

"Hari ini sungguh melelahkan ya." ucap Doni

"Iya, benar sekali." balas Lyla

"Tapi...Bu Reion itu orangnya baik dan cantik ya." ucap Lyla

"Tentu, lagipula umurnya hanya berbeda 2 tahun dengan kita. Itu yang membuatnya terkenal" ucap Doni

"Apakah selama ini tidak ada masalah tentang Bu Reion?" tanya Lyla

"Banyak sekali." ucap Emma yang tiba tiba muncul dibelakang kursi

"kamu ini mengagetkan saja." ucap Doni kepada Emma

"Begini saja. Nanti sore kita berkumpul di kafe depan sekolah bersama yang lain sekaligus membahas tentang Bu Reion. Mau tidak?" tanya Emma

"Berkumpul dalam rangka apa?" tanya Lyla

"Perayaan masuknya siswi baru." ucap Emma

"Wah sepertinya asyik. Aku ikut deh." balas Lyla dengan senang

"Aku juga ikut deh." ucap Doni

"Baiklah. Jam setengah lima sore ya." ucap Emma

Sore harinya, Doni dan Lyla menunggu di depan kafe sesuai janji dengan Emma. Tak lama kemudian, Bu Reion sampai di kafe tersebut.

"Wah,kalian cepat sekali sampainya." ucap Bu Reion

"Bu Reion juga cepat kok sampainya." balas Lyla

"Tadi aku sekalian mampir ke bank. Oh ya karena ini diluar sekolah, kamu boleh langsung memanggil namaku kok." balas Bu Reion

"Ah tidak usah, nanti terkesan kurang sopan." jawab Lyla

"Tidak apa-apa." ucap Bu Reion

"Baiklah." balas Lyla

"Ya sudah, ayo kita masuk." jawab Bu Reion

Mereka bertiga pun masuk kedalam kafe tersebut. Mereka duduk disebuah bangku yang telah dipesan sebelumnya. Sambil menunggu, mereka bertiga pun mengobrol.

"Kamu dekat dengan Lyla ya Doni."ucap Bu Reion

"Maksudnya?" tanya Lyla

"Kamu selalu terlihat berdua dari bel masuk sekolah sampai sekarang." jawab Bu Reion

"Mungkin karena Doni adalah kakakku." balas Lyla

"Kakakmu?" tanya Bu Reion

"Ya...Bukan kakak kandung sih." jawab Doni

"..."Lyla terdiam

"Maksudmu?" tanya Bu Reion

"Ibuku mengadop- "jawab Doni. Tiba-tiba, Emma memotong pembicaraan mereka

"Hei, kalian memulai pesta tanpa kami ya..." ujar Emma dan yang lainnya

"Eh kalian sudah datang. Ayo duduk." ucap Bu Reion

Emma dan yang lainnya kemudian duduk di kursi masing-masing. Setelah itu, mereka mulai memesan makanan. Saat tengah asyik mengobrol, sebuah panggilan masuk ke telepon genggam Bu Reion.

"Halo.."ucap Bu Reion

"Halo Bu Reion, ini Bu Elise, kepala sekolah." ucapnya

"Iya bu, ada apa menelpon saya?" tanya Bu Reion

"Begini, saya memerlukan bantuan ibu selaku pembina Gerakan Sosial Sekolah untuk menyusun program sumbangan dadakan." katanya

"Dalam rangka apa, bu?" tanya Bu Reion

"Begini, sehubungan dengan kebakaran di kompleks yang terjadi 5 jam yang lalu, beberapa murid kita kehilangan harta mereka. Jadi komite sekolah memutuskan untuk menggelar sumbangan dadakan." katanya lagi

"Bisakah ibu segera ke salah satu rumah murid yang bernama Mes? Semua anggota komite sekolah akan saya kabarkan juga." tanyanya

"Bisa, saya akan kesana sekarang juga." jawab Bu Reion

"Alamatnya akan saya kirimkan via SMS ya bu." jawabnya

"Ya, terima kasih." ucap Bu Reion

Bu Reion kemudian mematikan telepon genggamnya kemudian bergegas menuju rumah Mes.

"Mau kemana,Rei?" tanya Emma

"Mau ke rumah Mes, ada urusan sebentar." jawab Bu Reion

"Aku ikut." ucap Lyla

"Aku juga." balas Doni

"Ya sudah, ayo cepat." ujar Bu Reion

"Hati-hati di jalan ya." ujar Emma

Doni,Lyla, dan Bu Reion kemudian segera menuju ke rumah Mes sesuai dengan arahan ibu kepala sekolah. Sesampainya di sana...

"Mana Adi dan Lala? Bukankah mereka anggota komite sekolah?" tanya Bu Reion

"Mereka menjenguk orangtua temannya yang belum lama mengalami kecelakaan." jawab Mes

"Mungkin kami bisa membantu." ucap Lyla

"Baiklah, kalian duduk dulu saja." jawab Bu Reion

"Apakah sudah bisa kita mulai?" tanya Bu Elise

"Tentu." jawab Bu Reion

"Baiklah ini data-data seputar kebakaran dan keadaan murid yang baru saja saya hubungi." ucap ibu kepala sekolah sambil memberikan sebuah map berisi data

"Saya mohon agar ini diketik secepat mungkin karena akan saya kirim ke yayasan." ujar Bu Elise

"Untuk apa diberikan kepada yayasan?" tanya Bu Reion

"Surat dari yayasan akan diserahkan kepada Ketua RT/RW. Jadi,kita bisa meminta sumbangan ke rumah-rumah warga." balas Bu Elise

"Baiklah. Saya,Doni,dan Lyla akan mengetik berkas ini dan menyerahkan ke ibu besok." ujar Reion

"Bu, maaf saya dan Lyla harus pamit pulang duluan." ucap Doni

"Ya, silahkan." jawab Bu Elise

Doni dan Lyla kemudian pulang menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, mereka langsung menuju ruang tamu untuk membagi pekerjaaan.

"Ini sebagian data murid yang harus kamu ketik." ucap Doni sambil menyerahkan beberapa lembar kertas.

"Oh ya kak, ada yang ingin kutanyakan." ucap Lyla

"Ada apa?" tanya Doni

"Apa benar aku diadopsi?" tanya Lyla

"...Benar." jawab Doni dengan sedikit penyesalan

Doni kemudian menceritakan kembali semua yang diceritakan ibunya kepadanya. Setelah selesai bercerita...

"Baguslah kalau begitu." ucap Lyla

"Maksudmu?" tanya Doni

"Ya...Aku tahu ini aneh, tapi sepertinya aku...aku...jatuh cinta padamu." ujar Lyla

Doni kemudian mendekati Lyla lalu berkata,"Sudahlah, lebih baik kamu mulai mengetik datanya di kamarmu."

Lyla kemudian berlari menuju ke kamarnya dengan wajah merah karena malu. Pada keesokan harinya...